April 25, 2016

Workshop Riset Dasar DIKTI 2016

Tanggal 19 - 20 April kemarin, DRPM DIKTI bekerjasama dengan Unitomo mengadakan workshop peningkatan mutu dosen dalam penulisan proposal program riset dasar tahun 2016.

Peserta cukup membludak, ternyata panitia membuka kesempatan bagi dosen-dosen yang berminat hadir tapi tidak terdaftar dalam undangan DIKTI. Suasana sempat heboh saat giliran kami mau absen. Saat itu terjadi hal yang kurang mengenakkan, beberapa peserta termasuk diriku ...ihik... tegas ditolak untuk tanda tangan kehadiran, karena surat tugas yang kami bawa tidak dilampiri dengan print out proposal. Menurut info yang kami terima di grup, proposal dan power point memang wajib disiapkan, tapi tidak ada statement harus dicetak. Akhirnya terpaksa deh nyetak seadanya di business center hotel tempat acara diselenggarakan. Dan ternyata alamaaak muahalnya biaya cetak di situ .. 6000 rupiah/lembar, jika berwarna 12000 rupiah/lembar :(

Satu jam kemudian kami kembali ke meja pendaftaran, panitia sepertinya sudah 'melonggarkan' aturannya, print out proposal boleh disusulkan. Sepertinya karena melihat banyaknya peserta yang tidak membawa print outnya. Hmmm.. belum rejeki kami yang udah terlanjur nyetak beberapa halaman dengan biaya muahal hanya sebagai syarat 'masuk' ruangan. Yah sudahlah... bagaimanapun panitia kelihatan sudah berusaha maksimal melayani peserta yang membludak sekaligus menertibkan jalannya workshop.

Workshop dibuka oleh Prof. Dr. Ocky Karna Radjasa, M.Sc - Direktur DRPM Kemenristekdikti,
kemudian diteruskan oleh Prof Agus Subekti MSc PhD - mantan Dir. Litabmas DIKTI - beliau memaparkan Panduan Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Edisi X yang merupakan revisi dari panduan yang pernah diterbitkan sebelumnya. Setelah break, acara 'klinik proposal' yang dibagi dalam beberapa grup (sesuai jenis/skim penelitian) berlangsung sampai malam, dipandu reviewer-reviewer DIKTI yaitu Prof. Indah Susilawati, Prof. Suminar Setiati Achmadi dan Prof. Lukman Hakim. Keesokan harinya giliran Bapak Hari Subagyo - Kasubdit Riset Dasar DIKTI yang memaparkan Program INSINas (Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional).

Berikut poin-poin paparan pemateri yang coba kurangkum :
  • proposal penelitian wajib taat azaz / taat format / taat kaidah yang telah ditetapkan oelh DIKTI sebagai pihak sponsor. sebagus apapun proposal jika tidak taat azaz akan ditolak. oleh karena itu baca dengan cermat panduan sponsor yang berlaku
  • judul penelitian sebaiknya pilih yang aktual & novelty (ada kebaruan, ada unsur 'segar' di dalamnya)
  • junjung tinggi pokok kaidah ilmiah : ttd pimpinan asli (bukan scan), minimalkan CPnE (copas n edit), tdk plagiat, unggah sesuai skim yg dituju, dan kode etik lainnya
  • sesuaikan format dan isi proposal dengan kaidah skim yang akan dituju / diraih. dan jika bisa berikan 'lebih' dari standar minimal yang diminta. contoh publikasi dalam jurnal terakreditasi untuk skim PDP (standar luarannya jurnal nasional tidak terakreditasi). 
  • tulis perumusan masalah (statement of the problem = masalah yang dinarasikan) dengan kalimat berita, BUKAN dengan kalimat tanya. bedakan dengan pertanyaan penelitian !
  • rumusan masalah harus ada bukti, bisa dari literatur atau dari hasil survey/wawancara (bisa sertakan foto/gambar hasil survey dalam lampiran)
  • uraikan alasan kuat kenapa memilih topik penelitian dalam latar belakang. contoh walau telah banyak yang meneliti tetapi belum ada yang meneliti untuk lokasi/daerah tertentu
  • tulis tinjauan pustaka/dasar teori dengan singkat dan padat, jangan terlalu detil dan bertele-tele. perjelas metode atau langkah-langkah melakukan dan menyelesaikan penelitian serta gambaran hasil penelitian.
  • hipotesis penelitian boleh tidak dideklarasikan, asalkan dibuktikan.
  • perhatikan batas jumlah halaman yang disyaratkan (jika diperlukan, letakkan gambar/tabel pendukung dalam lampiran)
  • jangan remehkan biodata tim peneliti, akan berpengaruh terhadap diterimanya proposal. contoh untuk skim HiKom selayaknya dalam biodata (minimal) ketua penelitinya tertuang track record / pengalaman-pengalaman ybs dalam society bidang / keilmuan yang ditekuninya, minimal ketua tim peneliti dikenal oleh society-nya di tingkat lokal.
  • anggota tim penelitian boleh belum memiliki jabatan akademik, tetapi harus ber-NIDN
  • semua hasil penelitian wajib disebarluaskan, oleh karena itu luaran wajib semua skim hibah penelitian DIKTI salah satunya adalah publikasi dalam jurnal / lainnya
  • semua peneliti seharusnya mempunyai roadmap penelitian (before n next), topik konsisten dan tidak 'kutu loncat'
  • untuk membuat laporan keuangan penelitian, sebaiknya serahkan pada ahlinya
  • skim hibah penelitian DIKTI terbagi menjadi 2 golongan besar : riset dasar dan riset terapan
  • perubahan-perubahan dalam Panduan X diantaranya adalah perubahan nama skim Hibah Bersaing menjadi Penelitian Produk Terapan, ada skim penelitian baru yaitu Penelitian Sosial, Humaniora, dan Pendidikan
  • peluang skim PEKERTI cukup besar karena peminatnya sedikit, sangat disarankan untuk yang sudah atau akan menulis proposal PDP
  • inovasi identik dengan ATM (amati, tiru, modifikasi), contoh judul-judul program INSINas (Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional) : Peningkatan Daya Saing Sapi Lokal ...., Upgrading Limbah Tar Pada Industri ...., Pembangkit Listrik Tenaga Air Mikro ......, dst
  • Saat ini Program INSINas sedang dibuatkan  'rumah' di simlitabmas.dikti.go.id dan direncanakan akhir Mei 2016 selesai. 
Sekarang... ada pe-er yang menunggu peserta, yaitu mengirim proposal baru dan atau memperbaiki proposal yang belum lolos tahun sebelumnya. 

Terima kasih DIKTI, semua pemateri, Ibu Ully & semua panitia (Unitomo), rekan-rekan dosen peserta workshop, dan UPPM POLSAS tentunya.








April 01, 2016

Diantar angkot sampai halaman kampus :)

Pagi tadi hujan turun cukup deras, kuputuskan langsung saja naik angkot kuning dengan garis hijau di bagian bawah (jurusan Sidoarjo – Surabaya) apapun yang sedang lewat di hadapanku. Biasanya aku menunggu angkot kuning yang bertuliskan huruf “W”plus kombinasi angka tertentu untuk membawaku ke kantor setiap hari. Menurut rekomendasi  pelanggan angkot kuning jurusan Sidoarjo – Surabaya,  angkot “W” tersebut  mirip bus “patas” - ngetemnya gak pernah lama J

Tapi hari ini kunaiki angkot tanpa huruf “W” karena sikonnya memaksa demikian. Cukup sepi penumpangnya saat itu, dan hujan turun cukup deras sepanjang jalan. Beberapa kali pak sopir ngetem, tapi penumpang belum bertambah. Malah sampai di daerah Aloha – Gedangan, penumpangnya tinggal 2 orang. Aku dan seorang ibu yang sudah sepuh, si ibu  meminta ijin padaku dan pak sopir untuk mengantarnya sampai ke rumahnya yang berbelok ke arah perumahan dekat Aloha yang tidak dilewati angkot, tapi jaraknya cukup dekat dengan jalan raya. Dengan penuh syukur pak sopir bergumam..si ibu tadi memberikan tambahan ongkos yg cukup lumayan setelah mengantar sampai masuk ke halaman rumahnya.

Sampai hampir dekat POLDA – tempat biasa aku berhenti untuk pindah ke angkot jurusan berikutnya- penumpang masih belum bertambah juga - tinggal aku seorang, kasihan juga pak sopir itu, sementara hujan masih turun cukup deras. Pak sopir menanyakan tujuanku, dan menawariku untuk mengantar sampai ke depan kampus tempatku mengajar..Alhamdulillah…tentu saja aku langsung mengiyakan. Daripada kehujanan pas turun untuk ganti angkot jurusan berikutnya, lebih baik lanjut saja...itung-itung sekalian bisa ngasih tambahan untuk pak sopir. Setelah tahu kerjaku di kampus, pak sopir sempat cerita tentang sekolah anak-anaknya, bahkan saat ini ada yang sedang kuliah dan cukup sukses prestasi akademiknya. Ikut senang mendengarnya, terdengar pak sopir begitu bangga dengan putra putrinya... Alhamdulillah

Karena hujan masih cukup deras, aku diantar sampai memasuki gerbang kampus. Pak sopir sempat bertanya “sampeyan nggak malu diantar angkot sampai sini ?” he he … kenapa harus malu pak? toh teman-teman sekantor dan mahasiswaku sudah paham betul aku pelanggan angkot he he..