Februari 24, 2017

Workshop SPMI plus ...

Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) merupakan agenda perguruan tinggi (PT) yang tak mengenal kata akhir. Karena masalah krusial PT pada umumnya berkaitan dengan tiga hal yaitu (1) mutu dan relevansi lulusan, (2) tata kelola yang belum efisien dan akuntabel,  dan (3) kontribusi  PT terhadap pembangunan bangsa – apakah PT menjadi solusi atau bahkan menjadi bagian dari persoalan bangsa.

Masalah krusial tersebut menjadi pengantar pembukaan acara workshop SPMI oleh SekPel Kopertis VII di Batu - Malang yang dimulai sejak Jumat 17 Feb s.d. 19 Feb minggu lalu.  Prof. Ali Maksum (beliau sebentar lagi akan menyelesaikan tugasnya sebagai SekPel Kopertis Wilayah VII) – juga menyatakan bahwa SPMI menjadi agenda Kopertis yang tak mengenal kata akhir. Sampai-sampai Kopertis VII pernah harus ‘mengamputasi’ sebuah PT  karena pelanggaran yang dilakukannya sudah sistematis dan massif, sehingga terpaksa harus mengganti seluruh jajaran dari top manajemen sampai ke level kaprodi.

Beliau juga mengingatkan bahwa budaya mutu sudah seharusnya menjadi ‘roh’ bagi semua PT untuk menjawab masalah krusial tersebut di atas. Termasuk menjaga mutu dosen, yang seharusnya bukan hanya sebagai pendidik tapi juga seorang ilmuwan. Jadi seharusnya sebagai dosen, tidak hanya rutin melaksanakan pengajaran tapi juga harus melaksanakan penelitian & abdimas secara rutin. Dan kegiatan penelitian yang dilakukan seharusnya bukan hanya untuk memenuhi kum penilaian tapi diharapkan dapat ter’hilirisasi’ – artinya hasil penelitian bisa sampai ke hilir atau ke masyarakat.

Tiga pemateri utama yaitu Prof Tatik, Prof Noor dan Dr. Jeny, merupakan fasilitator yang sudah mempunyai jam terbang tinggi di bidang SPMI. Banyak ilmu dan tips menarik yang dibagikan oleh beliau bertiga pada kami mengenai cara membangun SPMI dan cara mengelolanya.

Sederhananya, SPMI merupakan kegiatan sistemik untuk memastikan proses penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi bisa memenuhi standar atau bermutu. Standar yang dimaksud adalah standar pendidikan tinggi (standar dikti) sesuai Permenristekdikti no 44 tahun 2015. Ada 24 standar dalam Permen tersebut yang dapat dirangkum menjadi 9 standar yaitu standar kompetensi lulusan, isi, proses, penilaian, dosen & tenaga pendidik, sarana prasarana (sarpras), pengelolaan, pembelajaran, penelitian dan abdimas.  Selain mengacu ke standar dikti sesuai Permen di atas, sebuah PT juga dapat menambahkan standar tambahan sesuai kebutuhan dan atau sesuai keunikan PT masing-masing. Misal standar kerjasama, kehumasan, tata kelola IT, atau standar tambahan unik lainnya seperti standar ke-muhammadiyah- an,  dan lainnya.

SPMI juga harus menjadi komitmen kolektif, agar siklus penjaminan mutu dapat berjalan dengan baik. Menurut pemateri, sebuah PT belumlah dapat dikatakan melaksanakan SPMI, jika belum menyelesaikan satu siklus SPMI secara konsisten. Siklus SPMI yang dimaksud meliputi penetapan – pelaksanaan – evaluasi – pengendalian – dan peningkatan (PPEPP), bukan hanya sekedar plan – do – check – action (PDAC). Logikanya dengan menjaga siklus SPMI berjalan dengan baik, maka bisa diharapkan proses penjaminan mutu eksternal PT - proses akreditasi oleh BAN PT (SPME)  juga berjalan lancar.

Bicara SPMI pasti bicara dokumen, dan cukup banyak dokumen SPMI yang harus disiapkan, yaitu (1) dokumen kebijakan, (2) dokumen manual,  (3) dokumen standar, dan (4) dokumen formulir.  Sesuai pemahamanku setiap standar harus didampingi lima buku manual (sesuai siklus SPMI di atas), yaitu manual penetapan , manual pelaksanaan, manual evaluasi, manual pengendalian dan manual peningkatan. 

Hari kedua workshop berlangsung sampai menjelang isya’.. setelah itu nyempetin jalan-jalan naik motor pinjaman bersama mbak Alya teman sekamar. Kebetulan cuaca malam itu cerah, jadi kami bisa mampir ke Pos Ketan Legenda dekat alun-alun kota Batu. Wuih mungkin karena pas malming jadi yang ngantri banyak dan mejanya penuh semua, jadi pesan ketan duren untuk dibungkus dan dinikmati di kamar saja lah .. hmmm  yummii.

Minggu pagi sebelum sarapan, nyempetin ikutan senam bersama masyarakat kota Batu di halaman Balaikota yang kebetulan deket dengan lokasi workshop. Setelah itu menikmati sarapan yang dilayani langsung oleh sang marketing manager hotel tempat kami menginap ... sip !

Durasi dan lokasi workshop kali ini memang memungkinkan untuk sekaligus menikmati liburan..he he. Selain lokasi hotel yang terletak di kota wisata yang dikelilingi hamparan pegunungan yang hijau dan sejuk, panca indera juga dimanjakan oleh hamparan bunga anggrek yang cantik di segala penjuru hotel, ditambah suara kicauan burung dan suara gemericik air dari arah kebun asri yang mengitari kolam renang.. alhamdulillah

Di akhir sesi workshop dipresentasikan dan didiskusikan dokumen kebijakan, manual, standar dan formulir dari hasil tugas tiga kelompok, yang masing-masing mengambil topik (1) standar penilaian hasil abdimas, (2) standar penilaian kinerja dosen, dan (3) standar evaluasi pembelajaran. Dari pemaparan hasil tugas tersebut, jadi semakin jelas dan bisa membedakan isi dan maksud tiap-tiap dokumen SPMI, terutama dokumen manual nya yang nama dan fungsinya sesuai siklus SPMI tersebut, yaitu manual penetapan standar, manual pelaksanaan standar, sampai dengan manual peningkatan standar.



Pe er berikutnya ... benahi dokumen SPMI yang sudah ada. Dan sesuai tips dari pemateri - jangan langsung digebrak semua - fokus dulu pada dokumen dan siklus dari salah satu standar yang dianggap paling prioritas, baru beranjak ke standar lainnya, serta yang tidak kalah penting : f-up komitmen kolektif !