Oktober 26, 2019

Kurikulum 'Kesengsaraan' - P2D Inka

Alhamdulillah bertambah lagi pengalaman berharga - yg mengajarkan ketrampilan hidup - buat si bungsu, kali ini diperoleh melalui kegiatan P2D (Pengembangan Potensi Diri) - yang merupakan program tahunan SDIT Insan Kamil (InKa). Baca juga tentang program tersebut di sini https://surabaya.tribunnews.com/2016/02/11/begini-sdit-insan-kamil-menggali-potensi-siswanya-agar-mereka-lebih-mandiri.

P2D yang diikuti kelas 5 kali ini diadakan di dusun Kalikajang - Sidoarjo mulai tanggal 23 - 25 Oktober 2019. Untuk menuju lokasi yang cukup terpencil dan dikelilingi perairan tersebut, dapat ditempuh dengan perahu atau motor (jika musim kemarau). Lokasi tersebut dipilih untuk memberikan edukasi kemaritiman, dan membangun kepedulian sosial, kebersamaan, kemandirian, serta ketangguhan siswa .
Lebih detil tentang dusun Kalikajang bisa disimak di sini https://news.act.id/berita/kapal-ramadan-bersandar-di-kota-udang atau ini http://pojokpitu.com/baca.php?idurut=53341&&top=1&ktg=Jatim&keyrbk=.Mlaku . 

Seperti yang disampaikan ketua komite dan kepala sekolah, P2D kali ini merupakan program leadership berbasis religi dan kemaritiman. Program yang beliau sebut sebagai "kurikulum kesengsaraan" ini adalah sebuah proses pembelajaran untuk menanamkan kerja keras, kemandirian, tanggung jawab, ketangguhan, nilai sosial & nilai religi berupa rasa empati, rasa lebih bersyukur & berbagi. Semua siswa ditempatkan di rumah2 penduduk, agar dapat merasakan dan berinteraksi langsung dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Kalikajang, dengan itu diharapkan para siswa mempunyai karakter yang kuat, kesalihan, dan siap hadapi tantangan kehidupan ke depan .. aamiiin.

Bersyukur ngeliat persiapan dan pelaksanaan program tersebut oleh pihak komite dan sekolah, yg dipersiapkan dengan matang, sehingga acara berjalan lancar dan tujuan program bisa tercapai. Termasuk di dalamnya menyalurkan bantuan berupa pemberian / perbaikan fasilitas umum (al sembako, pompa sumur, renovasi musholla, dan perahu yang merupakan salah satu transportasi andalan mereka).. alhamdulillah.

Yang tak kalah hebat juga adalah peran Ustadzah / Ustadz pendamping siswa, serta 'perjuangan' bunda-bunda komite yg sempat berkunjung ke sana - menempuh medan yang cukup menantang, ada yg lewat darat ada yang berperahu. Beliau2 membagi semua informasi dan dokumentasi kegiatan siswa melalui grup sosmed. Seakan menjadi penawar rindu kami, plus bikin ayem liat foto anak2 semuanya sehat dan cukup menikmati suasana.. alhamdulillah.



Semoga program P2D ini bermanfaat buat mereka, dan semoga semakin banyak 'sentuhan pembangunan & kemanusiaan' oleh pemerintah dan lembaga2 lain yang terprogram dengan baik serta berkelanjutan di dusun tersebut.

Terima kasih Inka, terima kasih semua Ustadzah /Ustadz pendamping, terima kasih bunda2 komite yang hebat2, terima kasih masyarakat Kalikajang yang telah mengajarkan anak2 kami keramahan, kesederhaan & ketangguhan hidup, dan terima kasih pada semua pendukung program tersebut. Terima kasih juga untuk foto2 kiriman Ustadzah walas 5C dan bunda2 komite yang saya copas di sini - semoga berkenan :) Jazaakumullahu khoiron katsiro.. Barokallahu fiikum  


September 13, 2019

Konsekuensi logis profesionalisme dosen

Tulisan ini diposting sbg  "alarm" dan nasehat diri, masih banyak rasanya yg mesti dibenahi untuk 'mencapai gelar dosen yg profesional'.. secara de jure dan de facto. 

It should be! 
Bagaimanapun sudah tersemat, peran dosen merupakan peran profesional, sehingga muncul konsekuensi logis dari hal tersebut. Jika menilik arti kata profesional - bisa disimpulkan ada “harga yang harus dibayar untuk melakukan peran tersebut", perhatikan definisinya menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KKBI) berikut ini Profesional : (1) bersangkutan dengan profesi; (2) memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya; (3) mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya

Sedangkan definisi “profesionalisme” menurut KBBI : Profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan suatu ciri suatu profesi atau orang yang profesional.

Yuk lanjut simak lebih dalam tentang profesionalisme dosen dalam kutipan berikut ini!

 “Sebagai pendidik profesional,  dosen masa depan tidak hanya  tampil lagi sebagai pengajar (teacher), seperti fungsinya yang menonjol selama ini, melainkan beralih menjadi motivator, inspirator, pelatih (coach), inovator dalam pembelajaran, pembimbing (guided), konselor.  (councelor), dan manager belajar (learning manager). Sebagai motivator, dosen mendorong mahasiswanya untuk menguasai alat belajar, memotivasi mahasiswa untuk belajar keras dan mencapai prestasi setinggi-tingginya, dan membantu mahasiswa untuk menghargai nilai belajar dan pengetahuan. Sebagai inspirator, dosen mampu memberikan inspirasi mahasiswa dalam melakukan aktivitas pembelajaran, seperti; kreativitas dalam mengerjakan tugas, menulis, dalam kegiatan program kreativitas mahasiswa, dan sebagainya. Sebagai pelatih, dosen akan berperan seperti pelatih olah raga. Sebagai pembimbing, dosen akan berperan sebagai sahabat mahasiswa, menjadi teladan dalam pribadi yang mengundang rasa hormat dan keakraban dari mahasiswa. Sebagai manajer belajar, dosen akan membimbing mahasiswanya belajar, mengambil prakarsa, dan mengeluarkan ide-ide baik yang dimilikinya. Dengan ketiga peran ini maka diharapkan para mahasiswa mampu mengembangkan potensi diri masingmasing, mengembangkan kreativitas dan mendorong penemuan keilmuan dan teknologi yang inovatif, sehingga para mahasiswa mampu bersaing dalam masyarakat global.

Jika dilihat dari tugas utamanya, idealnya dosen berkualifikasi pendidikan doktor (S3) sebagai ilmuwan, tidak hanya seorang teknolog/praktikan (S2). Untuk memperoleh jenjang pendidikan S3 harus dilalui dengan berbagai kajian filosofis keilmuan dan metodologi keilmuan yang lebih matang, Namun demikian seorang dosen yang telah bergelar doktor belum menjadi jaminan lebih produktif dan inovatif dalam menjalankan tugasnya di bandingkan dosen yang belum doktor. Kondisi ini dipengaruhi banyak faktor (internal dan eksternal). Faktor internal berangkat dari dalam diri dosen yang bersangkutan, seperti; komitmen, tanggung jawab, kepedulian, kedisiplinan, tanggung jawab, kejujuran, taat azaz, kreativitas, minat, motivasi instrinsik dan sebagainya. Faktor ekternal berangkat dari stimulus yang ditawarkan pada diri dosen, seperti; jabatan, imbalan, penghargaan, prestise, kekuasaan, dan sebagainya.”   (dikutip dari tulisan Dr. Sujarwo, M.Pd, sujarwo@uny.ac.id, “Pengembangan Dosen Berkelanjutan”, http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Dr.%20Sujarwo,%20M.Pd./pengembangan%20dosen%20berkelanjutan.pdf)

Hmm.. menurut kutipan di atas, idealnya dosen berkualifikasi S3 (doktor). Jadi ngaca, msh bisa nggak ya? masih mampu nggak ya? kendala2 studi S3 sdh kebayang.. pembiayaan, manajemen waktu, regulasi seputar publikasi ilmiah, dan yg gak bisa diremehin adalah kemauan kuat - niat - motivasi - atau apalah namanya itu, perlu ditata dengan baik dulu. Jika sudah mantap, cari peluang pembiayaan, ikuti seleksi memperoleh beasiswa dari pemerintah (di persyaratan usia ada kendala nggak ya? hehe), jika belum berhasil, insyaaAllah ada subsidi lembaga, atau solusi pembiayaan lainnya. So.. no excuse anymore …depend on ‘me’.. Hehe.. nggaya..

Apalagi sekarang sudah diterbitkan Keputusan Presiden yang memuat tentang kualifikasi pendidikan dosen, yaitu Kepres no 17 tahun 2019 - yg didalamnya memuat keputusan (pada poin ketiga) : jabatan dosen, peneliti, dan perekayasa dengan kualifikasi pendidikan strata 3 (Doktor).
Memang sih, pada kenyataannya masih banyak kendala di lapangan untuk mewujudkan Kepres tersebut. Tapi semua berpulang pada pribadi dosen dan kebijakan institusi atau lembaga yang menaunginya (homebase-nya).  

Buatku pribadi, terlepas dari masih adanya polemik terkait regulasi yang mengatur profesi “kedosenan” termasuk kewajiban publikasi ilmiah dengan standar tertentu, kuanggap saja semua itu alat untuk bercermin - mengevaluasi diri – bermuhasabah. Semata agar ngerasa ayem dan enteng saja menyikapinya.. ini sih namanya #sugestidiri atau #menghiburdiri .. ya ..hehe.

Jadi ingat pesan teman baikku : "jika lelah letakkan dulu gelasnya", dan guyonan ini : "kuat lakoni gak kuat tinggal ngopi dhisik".. iki judule #manajemenstress .. wkwkwk.. 

Saat ini fokus dulu pada tugas-tugas yang sudah di depan mata, menikmati tiap prosesnya, dan  mensyukuri apa yg sudah Allah berikan. Alhamdulillah “surat cinta” alias surat lolos butuh dari PTS asal sudah kudapatkan. Berkarya dulu dengan baik sambil menunggu semua proses pemindahan NIDN (mutasi homebase) selesai dilakukan secara sistem. 

Selanjutnya insyaaAllah BKD-LKD dilakukan lagi (melanjutkan yg sempat tertunda), dan membuat perencanaan2 : bikin roadmap kepangkatan - roadmap riset & abdimas yg sesuai dengan mata kuliah yg diampu (terima kasih pengingatnya bu Tasi), serta merencanakan yg kerasa 'antep' tadi yaitu studi lanjut (jd inget saat wawancara dgn BPH UMSIDA diminta komitmen itu, semoga bisa amanah terhadap janji.. aamiiin) 

Finally .. bismillahi tawakkaltu .. dengan ikhtiar - doa - tawakkal.. semoga Allah memberi kemudahan dan keberkahan .. aamiin.

Barokallahu fiikum UMSIDA dan POLSAS..

Agustus 02, 2019

Tidak cukup hanya dengan menjadi wanita shalihah?

Menarik mendengar kajian Ustadz Oemar Mita dengan tema "Menjadi Shalihah isn't Enough" di link ini https://www.youtube.com/watch?v=sSa-j2W9exM (simak sampai habis ya..)

Kajian itu dibuka dengan tausiyah betapa Islam sangat memuliakan wanita, jauh melebihi ajaran2 selain Islam. Dan mengingatkan kita, betapa pentingnya peranan wanita Islam dalam menegakkan agama Allah Ta'ala ini. Karena dari rahimnya-lah akan lahir generasi2 Islam. Jika wanita itu shalihah insyaaAllah juga akan lahir generasi2 yg shalih shalihah. Hal itu sangat disadari oleh musuh2 Islam, mereka melakukan banyak cara, salah satunya dengan melakukan "perang yg murah" (mengadakan kontes2 kecantikan dan semacamnya), dengan melakukan "perang opini" yg berhasil "memaksa" sebagian muslimah "keluar rumah" dan "menghilangkan" rasa malu mereka. Karena itu muslimah mesti "berilmu" agar dapat melindungi diri dari banyak fitnah yg dilancarkan terhadapnya. Dengan berilmu diharapkan seorang muslimah bisa menjadi wanita yang shalihah, yg dapat membentengi dirinya dari pengaruh2 yg tdk baik untuk dunia dan akhiratnya.

Tapi apakah hanya cukup dengan menjadi wanita shalihah? Bagaimana jika wanita shalihah itu hanya berdiam diri dalam artian tidak peduli terhadap kemaksiatan di depan matanya, bahkan juga cuek dengan kemaksiatan di lingkungan terdekatnya (keluarga intinya). Maka meskipun dia shalihah, tapi sebenarnya dia wanita yg "mandul" di hadapan Allah Ta'ala - begitu istilah Ustadz dalam kajian tersebut. Disebut "mandul" karena dia tidak berusaha berkontribusi apapun untuk menolong agama Allah Ta'ala.

Maka jadilah seorang Muslihah.. yaitu muslimah yang tidak hanya shalihah - tapi juga ber-amar ma'ruf nahi munkar. Wanita shalihah yang bukan hanya mengajak kepada kebaikan, tapi juga tidak berdiam diri jika melihat ada kemaksiatan di sekitarnya, minimal dia ber-amar ma'ruf nahi munkar terhadap keluarga terdekatnya, terhadap anak-anak dan suaminya, syukur2 bisa diluaskan terhadap keluarga besarnya, tetangga2nya, komunitas2nya, rekan2 di kantornya, dan seterusnya.

Sejatinya siapapun diri kita, apapun profesi kita, sebagai seorang muslim, selayaknya kita bisa berkontribusi menolong agama Allah semampu kita (mampu yg jujur tentunya). Berkontribusi melalui apapun yg kita bisa, melalui tulisan2, melalui postingan2 status, melalui pengingat2 sederhana di grup2 sosmed, melalui ucapan & sikap (ahlak), ajakan, pengaruh (jabatan, kekuasaan, dan semacamnya - dlm konteks positif) dan atau melalui hal2 lain yg intinya dapat menularkan virus2 kebaikan dan mencegah keburukan atau kemaksiatan di sekeliling kita. Menjadi agen muslim yang baik, begitu kira2 istilah yg pernah kudengar dan kubaca.

Diingatkan juga oleh Ustadz, tentang sebuah kisah sahih, dimana Allah Ta'ala tetap menurunkan adzab pada suatu kaum, padahal di sana masih ada hambaNya yang sangat shalih, tapi karena hamba tersebut hanya berdiam diri melihat banyak kemaksiatan di depan matanya, maka adzab tetap diturunkan.. naudzublillah.

Selain kajian dari Ustadz Oemar Mita, di link tersebut juga bisa disimak berbagi pengalaman hijrahnya artis Mario Irwinsyah dan keluarganya yang cukup menginspirasiserta Ustadz Hanan Attaki yang berbagi sedikit tausiyah dan berbagi informasi komunitas #shafmuslimah dan proyek2 amal Yayasan Golden Future untuk saudara2 kita di Suriah. Barokallahu fiikum...

Semoga bermanfaat .. wallahu a'lam.



Juli 31, 2019

Klaim JHT sebelum masuk usia pensiun?

Bisa koq.. jika kita pindah tempat kerja, dan ingin mencairkan jaminan hari tua (JHT), gini caranya :

·       Siapkan semua dokumen yg diperlukan (wajib bawa yg asli + fotocopy) yaitu KTP, KK, kartu peserta BPJS TK (BPJS Ketenagakerjaan), kartu peserta jamsostek (yg lama), buku tabungan (dari no rekening yg aktif tentunya ya), dan surat pengantar dari tempat kerja asal. Karena kartu jamsostek-ku hilang, maka wajib ngurus surat kehilangan di kantor polisi (masa berlaku hanya 2 minggu), plus minta srt pengantar dari tempat kerja asal (untuk dibuatkan lgi kartu yg hilang tsb – formalitasnya sih gitu, tapi unt layanan klaim gak perlu nunggu kartu tsb jadi koq, jadi gak perlu riwa riwi). Oya siapkan juga materei 1 buah (6k).

·       Manfaatkan antrian online layanan klaim JHT BPJS TK di https://antrian.bpjsketenagakerjaan.go.id/ , isi no e-ktp, kpj (no kartu bpjs tk),  nama sesuai e-ktp, no hp, dan kita bisa pilih wilayah pelayanan, cabang pelayanan (kancab bpjs tk), tgl dan jam kedatangan.

·       Simpan hasil registrasi online-nya (screen shoot), dan tunjukkan pd petugas saat datang ke kantor bpjs tk yg sudah dipilih nantinya (usahakan datang 30 menit sebelum jam yg dipilih ya). Foto itu adalah no antrian yg dicetak oleh satpam setelah menunjukkan hasil registrasi online kita. Antrian online ini benar-benar bermanfaat, dan beneran diprioritaskan sesuai tgl dan jam yang kita pilih.. terbukti.. no fake :) Oya jika ingin mengganti tgl dan jam kedatangan atau membatalkan registrasi online juga bisa.
  
Waktu itu aku milih di bpjs tk sby rungkut, Alhamdulillah semua petugasnya ramah dan melayani dengan sigap, terutama bapak satpam nya yg sigap melayani dan memberikan informasi rinci serta arahan pd setiap tamu yg datang.

·       Setelah mengisi formulir tertentu dan semua kelengkapan dokumen kita dicek oleh petugas, serta menanda tangani beberapa formulir dan dokumen, kita akan diberikan informasi mengenai rincian saldo JHT kita, dan diinfokan perkiraan tanggal pencairannya (transfer dana JHT) – estimasi plg lambat 7 hari kerja.

·       Simpan kartu bpjs tk-nya (kartu jamsostek – kartu yg lama- diserahkan ke kantor BPJS TK), karena kartu tsb bisa dilanjutkan kepesertaannya di tempat kerja yg baru (hub sdm-nya ya).

Semoga bermanfaat..

Terimakasih banyak BPJS TK Sby Rungkut dan POLSAS.. barokallahu fiikum

Juli 15, 2019

The BTS (Bromo Tengger Semeru) National Park

Jumat malam kemarin akhirnya kesampaian midnight tour ke Bromo dg formasi lengkap sekeluarga (sebelumnya sempat tertunda beberapa kali, menunggu suami pulih habis operasi kecil CTS di kedua tangannya, alhamdulillah sudah membaik kondisinya, dan nunggu si sulung 'turun gunung'). Tour kali ini kami make jasa, agar semuanya nyaman dan bisa lebih explore di sana. Dan untuk kedua kalinya jasa tour http://pujonrafting.com/ menjadi pilihan kami, yg pertama pas rafting akhir tahun lalu (http://uce-indahyanti.blogspot.com/2018/12/my-weekend-parenting-rafting.html).

Tengah malam dijemput P. Seno, dengan lihainya beliau melewati kelokan, tanjakan, dan tikungan tajam daerah Nongkojajar dalam kondisi gelap. Nyampe di jeep checkpoint (pelataran Bromo) langsung disambut dingin yg menusuk bikin menggigil. Berganti jeep-nya P. Dimas, kami dibawa ke Penanjakan.. Ini lebih seru dan menantang lagi medannya.. Nyampe sana, tantangan lain menanti, menunggu sunrise di warung dekat view point hampir bikin kami menyerah. Entahlah suhu saat itu sekitar berapa derajat, yg pasti dingin banget dan menusuk. Atribut sudah lengkap (jaket, sarung tangan, penutup muka, leher & kepala), plus mencoba menghangatkan diri di dekat tungku-tungku arang yg disiapkan dalam warung-warung disana, tapi rasanya tetap tak berdaya menahan hawa dingin yg menusuk. Belum lagi kondisi2 'sulit' yg kami temui di sekitar view point itu.

Tapi semuanya terbayar, saat sunrise tibaaa... MasyaaAllah, sungguh pemandangan yg luar biasa, deretan pegunungan BTS (bromo tengger semeru) dengan hamparan awan di atasnya dan lautan pasir serta lembah indah dibawahnya, ditambah erupsi di puncak Semeru dan Bromo yg hampir barengan saat itu..sulit dilukiskan. Maha Besar Engkau Ya Robb.. Foto yg kupasang itu gak bisa mewakili keindahan aslinya. Si sulung juga sempet diminta jadi fotografer dadakan oleh turis2 cakep - saudara kita dari Palestina (hmm..mungkin mereka ingin melupakan sejenak konflik di negaranya ya).

Oya baru nyadar, saking dinginnya, snack yg kami bawa jadi menggembung bungkusnya, dan botol minumpun duiingin berembun, seperti sudah tersimpan lama di kulkas. Belum lagi kami mesti ngantrii panjang jika ingin ke toilet, karena hanya ada 4 kamar kecil, sedangkan di situ tumplek blek pengunjung meluber, dari berbagai negara pula. Dan hampir bisa dipastikan bisa lebih dari sekali ke toilet karena saking dinginnya (sstt siap-siap bawa uang receh agak banyak, sekali ke toilet bayar 4k - makanan & minuman juga cukup mahal, jadi lebih baik nanya dulu sebelum memesan ya hehe..). Untuk bisa sholat subuh dengan jenak pun juga cukup sulit, tempat sholat hanya berupa petak kecil. Beberapa ada yg sholat dengan posisi seadanya (sambil duduk di warung).. Semoga ke depan jumlah toiletnya bisa ditambah dan dibangun musholla yg lebih layak.. sehingga makin afdol tadabbur alam di situ .. aamiiin.


Habis menikmati sunrise, kami kembali ke area parkir Penanjakan, suasana jadi riuh dan agak macet, semua jeep ngantri untuk turun ke kaldera atau lautan pasir. Di kalderapun suhu masih menusuk, padahal matahari sudah terang benderang, sampai keluar asap jika kami berbicara. Sambil menunggu kakak dan adik naik ke kawah, aku dan suami gantian jepret2 dg latar belakang pegunungan Tengger, gunung Batok & Bromo, kaldera, deretan jeep, dan orang2 yg berkuda, sambil jingkat2 ngindari kotoran kuda hehe... Jepret2 juga di dpn jeep nya pak Dimas, mejeng pencitraan - gak ikut nyetir gak ikut punya mobil hehe.. Turun dari kawah, adik keliatan paling happy, keinginannya motret langsung kawah Bromo akhirnya kesampaian. Sementara si sulung keliatan agak lesu (baru bbrp hari dia pulang ndaki puncak Semeru dg teman2nya), tapi unt ngawal adiknya ke kawah, akhirnya 'ndaki' lgi.. makasih kakak. 

Jam 10-an hawa di lautan pasir mulai terasa hangat, walau angin dingin sesekali masih menerpa. Berikutnya jeep membawa kami menyusuri taman nasional yg elok itu, hamparan kaldera yang sangat luas dan padang savana yg dikelilingi tebing perbukitan dan pegunungan, bikin tambah takjub. Terlihat beberapa kali terjadi pusaran angin membawa pasir ke atas, seperti tornado kecil.

Di beberapa lokasi terdapat bekas aliran sungai kecil, infonya itu luapan air saat musim hujan yang mengalir sampai ke mata air Umbulan. Hmm.. mesti lihai berkendara di medan berpasir & berdebu yg menantang itu. Belum lagi saat perjalanan dari dan ke pelataran Bromo, turun dan naik melewati jalan yang menanjak & menurun, berliku & berkelok dengan tajam, belum lagi kalo kondisi macet saat menanjak, tapi mungkin karena sudah terbiasa, para pengendara jeep bromo dengan santainya malah saling guyon menyapa. Jadi ingat pengalaman teman baikku, yg mengendarai sendiri trooper-nya bersama keluarganya sampai ke lautan pasir Bromo.. salute.

Alhamdulillah nyampe ke jeep checkpoint dengan selamat, walau sempet deg-deg an ada sedikit insiden senggolan dengan bus pariwisata. Dari sana berganti kendaraan yg dikendarai P. Seno kembali ke rumah.. alhamdulillah .. terimakasih pujonrafting :) 

Mei 11, 2019

Dari Hati (2)

"Yang datang dari hati, akan sampai pula ke hati" - kutipan quote di akhir tayangan serial animasi keren Nussa Rara - episode "sedekah senyum" (https://www.youtube.com/watch?v=XHfTYWKfoZw) ini sungguh menginspirasi dan bener adanya. Pengalamanku juga 'mengajarkan' demikian (http://uce-indahyanti.blogspot.com/2010/07/dari-hati.html), bahwa semua yang berasal dari hati akan lebih menyentuh dan bermakna.

Hmm .. bicara tentang "dari hati", rasanya pas dipraktekkan dalam momen ramadhan seperti saat ini. karena amalan yang berasal dari hati akan berbuah pahala yang sangat besar. Bulan penuh berkah dan ampunan ini akan berlalu dengan cepat seperti tahun-tahun sebelumnya, maka perlu kita berbekal ilmu "cerdas dalam beramal", yaitu ilmu fiqih beramal dalam bulan ramadhan, menentukan skala prioritas amalan2, agar di tengah kesibukan duniawi kita tetap dapat beramal seoptimal mungkin dan memperoleh pahala ramadhan yang maksimal... aamiiin.

Maka mari kita simak (sampai habis ya) kajian dari Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri dengan tema "Fiqih prioritas dalam beramal di bulan ramadhan" ini : https://www.youtube.com/watch?v=XnxusECgqj0 . berikut ringkasannya :
  • dahulukan / utamakan amalan2 wajib (sholat 5 waktu, puasa itu sendiri, zakat, dll) - jangan sampai kita puasa tapi meninggalkan sholat fardhu, yang bisa menyebabkan amal puasa kita tidak diterima oleh Allah Ta'ala (QS At Taubah : 54). waspadalah dengan talbis iblis (tipu daya iblis) yaitu sibuk dengan yang sunnah sampai melalaikan yang fardhu / wajib.  
  • perhatikan amalan2 hati : jaga kebersihan hati kita, jaga dan luruskan niat kita beramal karena Allah (jaga keihklasan amalan2 kita), dan jaga tauhid kita - dari syirik kecil seperti riya' dan dari syirik besar tentunya. berhati2lah dengan niat kita, jangan meremehkan amalan hati, karena amalan hati pahalanya lebih besar dari amalan dhohir - bukan berarti menafikan amalan dhohir, dan semua amal akan diganjar sesuai niatnya. Maka ber-amal-lah dengan iman & ihtisaban (amalan dari hati, dilakukan dgn rasa senang)
  • tinggalkan yang haram. sesungguhnya kemampuan kita mengatakan "tidak" pada kemaksiatan tergantung pada kemampuan kita melaksanakan ibadah di malam hari terutama di sepertiga malam terakhir.
  • perbanyak dzikir. sebuah hadits sahih menyatakan bahwa sesungguhnya orang berpuasa yang terbaik atau yang paling banyak pahalanya adalah yang paling banyak berdzikir (mengingat Allah Ta'ala) 
  • perbanyak baca al qur'an dan men-tadabbur-i-nya. ingatlah, amalan ini merupakan ikon ramadhan !
  • sholat tarawih. (dan wanita lebih afdol sholat tarawih di rumahnya - seperti yang disampaikan oleh Ustadz Firanda Andirja dalam kajian berikut ini : https://www.youtube.com/watch?v=iezyOyHvQaI&t=76s)
  • infaq & sedekah. terutama memberi makan orang yang berbuka puasa.
wallahu a'lam ... semoga bermanfaat

Mei 06, 2019

Imtihan ke-2

Gak kerasa, sembilan tahun lalu, tepatnya 15 Mei 2010, si sulung imtihan al qur'an (https://uce-indahyanti.blogspot.com/2010/05/imtihan-metode-ummi.html). Alhamdulillah sabtu kemarin, 04 mei 2019, giliran si bungsu juga imtihan al qur'an. Keduanya telah tersertifikasi bacaan qur'annya dengan metode Ummi. Jika dulu saat si sulung masih di InKa, Ustadz Iswahyudi jadi koordinator al qur'an-nya, maka kini beliau pengujinya (setelah mengabdi di InKa, beliau bergabung di Ummi Foundation, sudah cukup lama ternyata) .. Barokallahu Ustadz Is.

Prosesi imtihan berjalan lancar, cukup khusyuk, dan mengharukan.. bahkan dalam beberapa sesi juga menguras airmata ayah bunda, seperti dalam sesi pembacaan al qur'an berjamaah, pembacaan puisi untuk ayah bunda, dan sesi pas semua ananda diminta untuk turun panggung memeluk ayah bundanya untuk memasangkan 'mahkota' serta minta didoakan.. jadi mengharu biru.. semoga mahkota yang sebenarnya dapat dipasangkan pada ibu bapak kelak di akhirat ya nak.. aamiiin.
Imtihan kali ini berdekatan dengan awal ramadhan, sebuah momen yang pas dan dijadikan pengingat oleh Ka. YPIT InKa untuk memotivasi diri menjadi penghafal al qur'an, bukan sekedar hafal al qur'an. Orientasi keduanya beda, penghafal al qur'an berarti selalu istiqomah membersamai al qur'an. Mulai dari membaca - mentadabburi - berusaha menghafalkan - sampai mengamalkan isi al qur'an hingga ajal menjemput. Sambutan salah satu pejabat pengawas sekolah yang diundang dan hadir saat itu, juga memberikan penguatan, bahwa ada literasi dasar yang lebih dibutuhkan umat muslim, yaitu literasi al qur'an. Selain 6 dasar literasi yg ditetapkan pemerintah : yaitu literasi baca tulis, numerasi, sains, finansial, digital, dan budaya kewargaan (https://www.kompasiana.com/omank/5a83a394dcad5b29f823ffe2/inilah-6-literasi-dasar-yang-perlu-anda-katahui?page=all)..wallahu a'lam. Selain itu, beliau juga merekomendasikan InKa sebagai tempat yang representatif dalam pendidikan anak2 terutama dalam hal akidah dan ahlak islami, alhamdulillah, barokallah.. semoga InKa selalu amanah.. aamiiin.

Acara khataman dan imtihan di InKa sabtu kemarin juga masih diwarnai pembelajaran zero waste, hampir semua undangan membawa kotak snack dan tumbler, jikapun ada yg tidak membawa, panitia telah menyiapkan snack yg dipincuk dengan daun pisang. Di akhir acara juga diingatkan lagi oleh MC untuk tidak meninggalkan sampah di sekitar tempat duduk masing-masing..alhamdulillah. Baca juga zero waste di InKa sebelumnya
(https://uce-indahyanti.blogspot.com/2019/04/parenting-plus-zero-waste.html) .. semoga istiqomah.

Jazaakumullahu khoir untuk YPIT InKa, semua panitia, dan untuk semua Ustadz & Ustadzah yang telah sabar mendidik dan mengawal pendidikan ananda di sekolah, terutama dalam proses ananda membersamai al qur'an.. Barokallahu fiikum.

Marhaban ya Ramadhan.. alhamdulillah hari pertama puasa kali ini disiram hujan, terasa sejuk dan damai.. allahumma shoyyiban naafi'an. Walau kemarin (tepat sebelum ramadhan tiba) sempet ada sedikit 'tragedi' di rumah, tapi semoga ada hikmahnya, menjadi pembelajaran berharga buat kami sekeluarga. Semoga lancar dan khusyuk amal ibadah kita selama bulan ramadhan ini, diterima oleh Allah, dan kita dipertemukan kembali dengan ramadhan tahun depan.. aamiiin aamiiin aamiiin ya Robb.

April 23, 2019

Parenting plus Zero Waste

Parenting SDIT Insan Kamil (InKa) minggu pagi 14 april lalu terasa berbeda, panitia / komite berjibaku mengemas acara tersebut dengan sentuhan zero waste. Ayah bunda yg hadir hampir semuanya membawa tepak snack dan botol minum / tumbler dari rumah, yang kemudian diisi bermacam snack oleh bunda2 panitia, dan disediakan banyak galon kangen water unt mengisi tumbler2 peserta. 

Lokasi acara rasanya juga cocok dengan acara yang dikemas ramah lingkungan tersebut, di SMKN 3 Perkapalan Sidoarjo yang bersih & asri serta terlihat banyak tulisan pesan / ajakan hidup sehat & ramah lingkungan di halaman sekolahnya yang ijo royo2. Sosialisasi zero waste tersebut juga sudah disampaikan sebelumnya oleh panitia melalui grup wa / sosmed, dan dicantumkan juga di undangan resmi. Kebetulan sebelumnya bunda2 panitia juga menularkan virus kebaikan melalui program non profit berbagi komik bertema lingkungan yang berjudul “Keluarga Minim Sampah”, jadi klop sudah.


Sebelum acara inti, Ustadzah Aniqotul Uhbah terlebih dahulu memberikan sosialisasi program zero waste dan harapannya ke depan. Beliau menuturkan program tersebut berawal dari keprihatinan melihat volume sampah yang sangat besar tiap harinya di lingkungan InKa, dan melihat masih banyak siswa yang kurang peka/ kurang peduli terhadap sampah / kebersihan lingkungan. 

Selain itu juga sebagai upaya membentuk pola /gaya hidup yang kreatif & inovatif  -  sehingga diharapkan tumbuh ide2 positif dalam pemanfaatan sampah. Dimulai dari program2 sederhana yang dibuat “membumi”, para guru dan murid dihimbau membawa tumbler, membawa bekal dalam kotak makan dari rumah, dan membiasakan membuang sampah pada tempatnya. Dengan membangun nilai2 positif tersebut secara simultan, diharapkan murid2 InKa dapat menjadi duta kebaikan di rumahnya masing2, yang pada akhirnya menyebarkan kebaikan tersebut di lingkungan sekitarnya.

Selanjutnya Ustadz Suhadi Fadjaray – motivator dan penulis buku - membawakan materi parenting berjudul “Membangun Kemandirian Sang Tawanan” dengan diselingi beberapa ice breaking yang melibatkan semua peserta. 

Dan berikut poin-poin rangkuman materi yang beliau paparkan :

       3 tahap pendidikan cinta : bermain - disiplin - mitrausia 0-7 perlakukan anak sebagai raja, usia 7 – 14 tahun perlakukan anak sebagai tawanan, dan usia 14-21 tahun perlakukan anak sebagai sahabat/mitra.

      3 aspek kemandirian anak : akademik, ibadah, mengatur/mengurus diri sendiri.
gali potensi anak-anak dan beri pemahaman manfaat belajar, sehingga mereka dapat belajar sendiri tanpa disuruh2. Hargai dan arahkan anak sesuai bakat dan potensi masing2, ada yang punya bakat juara panggung, juara kelas, atau juara lapangan. Waspadai juga peran “orang ketiga” (asisten rumah tangga, nenek, bibi, dll) dalam membangun kemandirian anak. Indikator lulus sebagai "tawanan" jika sudah beres dalam 3 aspek tersebut.

       5 prinsip pendidikan : keteladanan - pembiasaan - nasehat - kontrol - sanksi.
Jadi ingat, sanksi baru diberikan jika semua tahapan sebelumnya sudah dilakukan. Sering2lah memberikan reward / hadiah dalam porsi dan sikon yang tepat, bukan hanya dalam bentuk benda, tapi bisa juga mengalokasikan waktu khusus untuk bersenang-senang / beraktifitas bersama mereka.

      “ Rasulullah bersabda : tidaklah oang tua memberikan pada anaknya yang lebih utama selain dari pendidikan yang baik” – HR Tirmidzi & Thabrani.
Indikator pendidikan yang baik adalah yang dapat menambah rasa takut pada Allah Ta’ala.

      “Generasi ini tidak akan pernah bisa baik kecuali dengan cara yang dipakai untuk memperbaiki generasi awal “ – Imam Malik RA.
Problem utama pendidikan saat ini : “tidak visioner” (perlu ditanamkan pada mereka semangat untuk meraih cita-cita tertinggi asalkan selalu terkoneksi dengan Allah Ta’ala).

      Refleksi dari penasehat khalifah Umar bin Abdul Aziz (urgensi kemandirian dalam perkembangan), ketika ada seorang anak usia 11 tahun yang dilarang masuk untuk memberi nasehat pada sang khalifah karena dianggap masih anak-anak, tak disangka komentar anak tersebut membuat sang khalifah tertegun dan menyadari kekhilafannya.. “jika aku dilarang masuk untuk ikut memberikan nasehat karena usiaku yang masih muda, maka bagaimana dengan orang-orang yang lebih tua di sekeliling khalifah? Bukankah mereka lebih berhak menjadi pemimpin?”. Sungguh, generasi awal –generasi jaman para sahabat adalah jaman keemasan, saat itu para pemuda sudah banyak yang matang secara akal – bukan hanya matang secara baligh, banyak bertabur jenderal atau pemimpin perang yang berusia muda, catatan sejarah telah banyak menorehkan prestasi mereka.

      TEGA & TEGAS – kedua sikap ortu inilah yang menjadi penyebab utama kemandirian anak. Jika dim usia “raja” diterapkan kurikulum “kebahagiaan”, maka di usia “tawanan” perlu TEGA menerapkan kurikulum “kesengsaraan”. Tentu semuanya dilakukan atas dasar “kasih sayang” dan mengacu pada tuntunan Rasulullah , dengan urutan yang benar mulai dari iman - adab - ilmu - ahlak .

      Iman merupakan pondasi dari semuanya, tanamkan kuat2 keimanan pada mereka agar mereka terhindar dari perbuatan syirik sekecil apapun. Berikan pemahaman bahwa berbuat syirik membuat Allah Ta’ala murka dan menghanguskan semua amal, karena hal itu sama saja dengan berkhianat pada Allah Ta’ala (analogi selingkuh).

      3 aspek akidah : tidak berbuat syirik, berbakti pada ortu, selalu merasa diawasi Allah.
      “Dan hendaklah takut (pada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah” - An Nisa : 9. Disebut generasi lemah jika tidak memiliki 3 hal : mandiri, percaya diri, dan harga diri.

      Tanamkan selalu rasa takut dan “setia” pada Allah SWT. Sesungguhnya pendidikan dianggap berhasil jika ilmu dan semua yang diberikan pada anak-anak dapat menambah rasa takutnya pada Allah Ta’ala.  Tanamkan selalu perasaan selalu diawasi oleh Allah pada mereka. Guru dan ortu memberikan teladan nilai-nilai kejujuran pada mereka sebagai penguatan, agar sang tawanan tumbuh menjadi pribadi yang ber-integritas (samanya perkataan dengan perbuatan).

      Didik dan rawat mereka agar tumbuh menjadi pribadi yang tangguh dalam 5 hal yaitu: fisik, karakter/mental, intelektual, spiritual dan finansial (agar ‘tidak mudah dibeli’). Ajarkan juga pada mereka keterampilan hidup, dan biarkan mereka berani menghadapi “kesengsaraan” / tantangan hidup, tentunya dalam kadar yang sesuai "porsi" mereka.

      Tanamkan ahlak yang baik, ingatlah sumber karakter itu berasal dari jalan, wajah, dan suara (jawara). Ajarkan pada mereka agar sederhana dalam bersikap dan selalu berakhlak baik dimanapun dan pada siapapun, terutama pada guru2 mereka agar ilmu yang diperoleh menjadi berkah.

      Siapkan “akal” anak-anak sedini mungkin, agar saat baligh-nya datang mereka sudah siap menerima beban syariat. Jadi akal dan baligh bisa seiring sejalan (akil baligh yang sesungguhnya).

      Bersabarlah dalam menasehati / mengingatkan mereka, terutama dalam hal ibadah sholat. Sesuai tuntunan, usia 7 tahun mereka mulai diberikan pelajaran sholat, dan pada usia 10 tahun diharapkan sudah bisa mandiri sholat-nya, maka idealnya ortu memberikan nasehat sebanyak 5475 kali (3 tahun x 365 hari x 5 waktu sholat = 5475).

      Tanamkan juga bahwa mereka pantas dihargai dan pantas memperoleh yang terbaik. Contoh sederhana ortu memberikan teladan duduk di barisan depan dalam setiap acara yang melibatkan mereka, memberi kesempatan mereka membukakan pintu dan menerima tamu di rumah, termasuk memberi kesempatan ikut mencicipi hidangan yang akan disuguhkan pada tamu. Memberikan arahan dan wawasan cita-cita yang “visioner” pada mereka. Contoh, bukan sekedar bercita2 jadi koki tapi sekaligus menjadi pemilik resto-nya, menghargai hobby / bakat / passion / cita2 mereka asalkan “semuanya terkoneksi dengan Allah Ta’ala”. 

      Waspadai penggunaan gadget/teknologi, selalu kontrol agar mereka menggunakan sewajarnya dan dalam batas waktu yang aman & sehat (hindari kecanduan pathologis). Waspadai juga game2 yang berpotensi merusak kesehatan otak mereka. Begitu pula trend kompetesi game online yang marak saat ini, mesti disikapi dengan hati-hati dan bijaksana, agar tidak merusak tatanan yg ada. Apalagi diperkirakan sekitar tahun 2040 – an, negara kita mengalami “bonus demografi” dimana jumlah penduduk usia produktif jauh lebih banyak daripada usia non produktif. Sedangkan usia produktif (baca generasi muda) kebanyakan sangat tergantung dan melek teknologi. Sehingga pihak-pihak yang ingin merusak tatanan negara ini dapat dengan mudah melakukannya melalui teknologi atau media lainnya.  

wallahu a'lam ... 

Finally, terima kasih banyak untuk semua panitia, komite dan pendukung acara tersebut, jazaakumullahu khoir, barokallahu fiikum.

Maret 25, 2019

Tahun yang penuh tantangan..

Menapaki tahun 2019 ini sungguh sebuah perjalanan yang dinamis dan penuh tantangan. Ya, mutasi homebase-ku yg masih berproses sampai sekarang, terkadang menguras banyak energi dan emosi, terkadang juga membawa harapan - baik yg akhirnya nyata maupun yg ternyata semu (baca di-'php'). Ngerasa di-php? itu mungkin dari sudut pandangku, dan memang gak mudah menyamakan sudut pandang dengan pihak-pihak yang 'berbeda kepentingan' ya..

Tapi bagaimanapun semua masalah mesti dihadapi - hadapi dengan senyuman kata sang vokalis itu hehe.. Apalagi telah kuterima banyak dukungan dari keluarga, semua teman baik & sahabat, dan dari 'my new homebase' yg tentu tak boleh kusia2kan. Dengan terus berikhtiar, berdoa dan menjaga prasangka baik padaNya, mesti tetap sabar dan telaten menjalani proses ini, semoga Allah mengabulkan semua doaku dan orang2 yang telah mendukungku lahir batin .. aamiiin. Di sisi lain, juga banyak hikmah yg kuperoleh dan kurasakan.. Alhamdulillah 'ala kulli hal. 

Hmmm.. bukan hanya masalah itu yg bikin tahun ini terasa begitu 'penuh'. Hiruk pikuk kasus korupsi & politik yang semakin memanas jelang pilpres dan pileg bulan depan, sedikit banyak juga bikin prihatin, ditambah lagi tragedi2 yg menimpa saudara2 seiman di negara lain. Akhirnya kepada Allah sajalah kita kembali bersandar. 

Tentang hiruk pikuk itu, (imho) sependapat rasanya dengan opini2 yg ditulis seorang dosen senior ITB di blog pribadinya. Berikut beberapa tulisan beliau, semoga bermanfaat, dan dapat menjadikan kita tetap menjaga ukhuwah serta akal sehat.. Aamiiin. 


Februari 02, 2019

Mau dibawa kemana dunia penerbangan kita?

"Sudah hampir 70 tahun, sejak tahun 1946 sampai saat ini, kita justru harus minta izin kepada otoritas penerbangan Singapura jika ada pesawat kita yang mau terbang dari Tanjung Pinang ke Pekanbaru di wilayah kedaulatan RI sendiri. Hal sama juga berlaku bagi penerbangan dari Pulau Natuna ke Batam dan penerbangan-penerbangan lain di kawasan Selat Malaka"

Miris ya.. terbang di wilayah sendiri tapi yg ngatur negara lain. Kutipan masalah Flight Information Region (FIR) Singapura - yg sebagian wilayah udaranya adalah wilayah kedaulatan RI - itu diambil dari buku bagusnya mantan pilot senior Bapak Chappy Hakim. Buku itu membuka wawasan kita tentang dunia penerbangan kita, juga betapa masih banyak pe-er 'mereka' yang mesti segera diselesaikan.

Apalagi akhir-akhir ini marak pemberitaan 'kurang enak' terkait dunia penerbangan - baik dari sisi operator maupun regulator penerbangannya. Mulai dari tragedi kecelakaan pesawat, masalah delay, sampai isu mahalnya tiket pesawat, sampai2 ada netizen yang memposting cara menyiasati kenaikan harga tiket, dari Papua ingin ke Jakarta, tetapi dia membeli tiket dg tujuan Kuala Lumpur. Alasannya harga tiket Papua  - KL jauh lebih murah (selisih sekitar 2 juta-an), dan bisa turun di Jkt saat transit (asal tdk ada bagasi dan punya paspor.. wallahu a'lam.. tapi jika benar demikian, sungguh memprihatinkan ya.. http://hai.grid.id/read/071602774/viral-cowok-ini-bagikan-cara-akali-tiket-pesawat-yang-mahal-beda-hampir-rp2-juta?page=all). Dan benar, temanku yang sedang bertugas di Polinef (Politeknik Negeri Fakfak), harus membayar tiket sekitar 5 juta unt tujuan Jakarta, padahal sebelumnya 'hanya' sekitar 3 juta-an, sayangnya dia telat tau info 'ngakali' itu, tiket Papua-Jkt sudah terlanjur dibeli :(

Belum lagi isu bagasi berbayar pada penerbangan berbiaya rendah (LCC), yang ditengarai sebagai bentuk kenaikan tiket pesawat 'terselubung' (baca di sini https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190111180643-92-360254/ylki-bagasi-berbayar-bentuk-kenaikan-harga-tiket-terselubung dan ini
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3868905/ylki-bagasi-pesawat-berbayar-bentuk-inkonsistensi-lcc). Semoga segera ada tindak lanjut, agar tiket kembali murah dan free bagasi (gak kebayang pergi jauh2 tapi gak bisa bawa barang banyak plus oleh2 hehe...)

Kembali ke bukunya Pak Chappy di atas, yang mengulas semua hal terkait dunia penerbangan RI, mulai dari sejarahnya, pertumbuhannya, manajemen pelayanannya, daftar panjang insiden kecelakaan pesawat & catatan penyelidikannya, permasalahan manajemen penerbangan, sampai dengan 'punishment' berupa larangan terbang di wilayah Eropa terhadap maskapai-maskapai RI. Ya.. negara kita pernah terkena larangan terbang di Eropa, setelah otoritas penerbangan internasional menemukan banyak pelanggaran terhadap aturan keselamatan penerbangan internasional oleh negara kita. Dunia penerbangan kita dianggap 'tidak bisa' menyesuaikan diri dengan berbagai regulasi keselamatan terbang internasional.

Dalam buku tersebut juga diulas berbagai solusi, berupa masukan2 dan tindakan2 nyata yang telah coba dilakukan untuk mengatasi 'carut marutnya' dunia penerbangan nasional. Mulai dari men-deregulasi perizinan pendirian maskapai penerbangan, sampai membentuk satgas EKKT (Evaluasi Keselamatan & Keamanan Tranportasi) di masa pemerintahan Presiden SBY. Timnas EKKT yg diketuai oleh sang penulis buku tersebut, dibentuk berdasar SK Pres RI No. 3 Tahun 2007, dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Berikut poin-poin garis besar hasil evaluasi Timnas EKKT :

  • penyebab dari berulangnya kecelakaan pesawat antara lain karena tidak ditangani secara serius dan proses penyelidikan yang tidak tuntas, sehingga akar permasalahan tidak pernah terungkap.
  • aspek aviation safety yang cenderung sering diabaikan oleh sebagian besar maskapai atau operator penerbangan.
  • kebiasaan sebagian pilot yg cenderung mengandalkan mekanisme pengendalian otomatis pesawat (autopilot), ternyata dapat menurunkan basic pilot flying skills, yg ditengarai sebagai salah satu penyebab kecelakaan pesawat (hal ini juga sudah diteliti secara serius di Iowa University yang dibiayai oleh NASA)
  • kurang tegasnya pihak regulator penerbangan (kemenhub dan yg terkait) dalam menindaklanjuti pelanggaran2 yg terjadi.
  • kurangnya SDM terutama tenaga pengawas atau inspektor yang kompeten di bidang pengawasan dunia penerbangan.
  • disiplin yang rendah di kedua belah pihak (operator & regulator penerbangan).
  • kondisi sarpras infrastruktur penerbangan yg sudah kadaluwarsa
  • manajemen Air Traffic Control (ATC) yang 'buruk'.
  • kesenjangan yg terjadi antara pertumbuhan penumpang yg begitu pesat dengan ketersediaan SDM (termasuk pilot) dan kesiapan infrastruktur penerbangan (termasuk kelayakan bandara)
Dan berikut saran & rekomendasi yang disampaikan oleh timnas EKKT tersebut :
  • segera dilakukan pembenahan menyeluruh secara mendesak dan terintegrasi, termasuk 'merampingkan' jumlah maskapai penerbangan yg terlalu banyak.
  • disusun ulang alur renstra  dan jangka panjang menyangkut sistem transportasi nasional yg komprehensif.
  • penegakan aturan dan regulasi yg berlanjut dengan law enforcement yg mengandung efek jera.

Bagaimana dengan upaya mengatasi lalu lintas yang super duper padat di bandara Soekarno Hatta, yang dinilai banyak kalangan 'sudah tidak layak' dan dituding jd slh satu penyebab seringnya delay jadwal take off (terutama pesawat bertarif rendah) di jam2 sibuk?  bagaimana dengan masalah FIR Singapura itu? dan bagaimana pula dengan status penerbangan negara kita yg mengalami 'down grade' dari otoritas penerbangan internasional (ICAO) itu? Pe er masih banyak, belum semuanya dapat diselesaikan. Semua tergantung upaya super serius dan koordinasi bagus dari semua pihak terkait, dari operator penerbangan & regulatornya. Bukan sekedar solusi 'tambal sulam' tanpa rencana yg matang, hanya mencari "gampangnya" saja dan keputusan yg dibuat terkesan 'panik'.  Untuk masalah terkait kedaulatan wilayah udara RI tentu butuh peran bukan hanya dari Kementrian Perhubungan, tetapi juga dari Kementian Pertahanan, AURI, Kem. Dalam Negeri, dan Kem. Luar Negeri.  Dan untuk masalah 'down grade', Dirjen Perhubungan Udara telah membentuk tim khusus dalam menangani Roadmap to Safety untuk menindaklanjuti temuan2 ICAO itu.

Pada bagian penutup, penulis berharap kita dapat berkaca dari keberhasilan PT. KAI dalam memperbaiki manajemen per-kereta api-an nasional yang dulunya juga sempat carut marut. Keberhasilan yg awalnya sempat diragukan bisa tercapai itu, dapat menjadi contoh nyata dan pelecut bagi perbaikan serius dan menyeluruh manajemen penerbangan negara kita. Semoga...

catatan:
Bapak Chappy Hakim sampai sekarang masih produktif menulis, sungguh menjadi teladan bagi kita dalam berkontribusi sesuai bidang kita masing-masing. Simak info selengkapnya pada tautan2 berikut:

Januari 11, 2019

Lolos Butuh & Mutasi Homebase..

Hmmm .. kalo nyinggung dua hal di atas (LB & MH) memang gak ada habisnya.. pengalaman pribadi dan teman2 dosen lainnya membuktikan penuh perjuangan dan lika liku untuk bisa memperoleh dan melalui hal tersebut. 

Rabu, 9 Januari 2019 akhirnya resmi pamitan dengan Pimpinan POLSAS, teman2 dan mhs di kampus tempatku berkarya selama hampir 16 tahun ini. Banyak kenangan dan perjuangan bersama teman2 yang telah kulalui di dalamnya. Pada akhirnya, kita mesti berpisah ya.. mohon maaf atas segala khilaf, dan terimakasih banyak untuk semuanya, juga pd pihak yayasan. Semoga Allah selalu memberikan yg terbaik untuk kita, dan semoga Allah memperbaiki dan memudahkan urusan mutasi homebase-ku ke UMSIDA.. aamiiin.

Kembali ke isu LB & MH di atas... seorang dosen tetap sebuah perguruan tinggi jika akan pindah ke PT lain (pindah atau mutasi homebase), perlu menempuh beberapa prosedur standar, diantaranya memperoleh "surat cinta" alias surat lolos butuh dari pimpinan PT asal. Oya surat lolos butuh itu sebenarnya adalah surat pernyataan resmi dari pimpinan PT asal yg menyatakan dosen tetap ybs sudah keluar secara baik-baik dari PT yg dipimpinnya (menyetujui pengunduran diri dosen tetap ybs dan tidak keberatan dosen tsb bekerja dimanapun).

Dan untuk bisa memperoleh surat tersebut ternyata gak semudah teorinya. Meskipun semua kewajiban telah ditunaikan oleh dosen ybs, dosen tsb juga "tidak nakal", termasuk juga sudah melunasi hutang masa baktinya di PT asal (selepas memperoleh beasiswa studi lanjut dari DIKTI dan menyelesaikan studinya), kadang masih ada saja kendala non teknis yg mesti dihadapi. Biasanya karena masih dibutuhkan tenaga dan 'namanya' di PT asal, atau mungkin karena alasan lainnya. Oleh karenanya perlu dikomunikasikan jauh2 hari secara baik2 dengan Pimpinan dan pejabat struktural terkait, terkadang juga perlu kesepakatan atau nego2 yg sifatnya win2 solution.

Tetapi jika dosen ybs (pemohon) tidak memperoleh lolos butuh dari perguruan tingginya, sementara tidak ada ikatan perjanjian, dosen tersebut dapat mengusulkan perpindahan home base  ke perguruan tinggi lain, dengan membuat surat pernyataan bermaterai Rp 6000., yang menyatakan bahwa perpindahannya tidak melanggar perjanjian (kesepakatan kerja) dan bertanggungjawab sepenuhnya jika timbul masalah lain. Hal itu tertuang dalam Surat Edaran (poin 6) Kemristekdikti Dirjen SID no: 4034/ D2/KP/2016,  Tanggal : 30 Desember 2016 Tentang Perpindahan Home Base Dosen Antar Perguruan Tinggi, lebih detilnya klik tautan ini: https://homebase.kopertis4.or.id/file/Surat%20Edaran%20Perpindahan%20Homebase%20Antar%20PT.pdf

Tapi perlu diingat, dalam praktek di lapangan ternyata tidak cukup hanya dengan surat pernyataan dari dosen ybs saja, masih dibutuhkan SK Pemberhentian sebgai dosen tetap oleh pihak Yayasan yg menanungi PTS asal / lama. Dan jika juga belum memperoleh SK itu, bisa berkirim surat ke Kepala Kopertis wilayah setempat (LLDIKTI), dan urusannya jadi agak panjang, arahnya ke klarifikasi / investigasi... Semoga Allah memperbaiki urusan mutasi tersebut.. aamiiin.

Yg perlu juga diperhatikan, setelah memperoleh LB, memastikan apakah operator PDPT (pangkalan data PT) dari PT asal sudah mengklik 'keluar' (mengeluarkan atau menghapus dosen ybs dari formasi dosen PT asal melalui sistem tsb), dan operator PDPT dari PT tujuan sudah mengklik 'masuk' dosen ybs (PT tujuan menerima dosen ybs dan memasukkannya ke dalam formasi dosen PT tujuan). Dan bagaimana sebenarnya tahapan awal sampai akhir mutasi homebase itu? seperti apa sih surat lolos butuh itu ? setelah berhasil mendapatkannya, bagaimana langkah selanjutnya, selain hal tsb di atas? apa saja kendala2 nya? simak info selengkapnya di sini ya..

Jazaakumullahu khoir untuk semua yg memposting informasi pada tautan di atas. Semoga bermanfaat dan menjadi berkah..