Juli 22, 2010

Seputar Beasiswa

First at all…
aku mau bagi2 info dulu dari Dr. Taufik, dosen elektro di Cal Poly (California Polytechnic State University) yg ramah dan low profile, asli “Janda” (Jawa Sunda) dan udah lama ngajar di sana. Hari ini beliau berkesempatan jalan-jalan ke kampus kami (Politeknik SAKTI Surabaya) untuk bagi-bagi pengalaman.

Berikut info-info dari beliau yg mgk bermanfaat :
a. ternyata perguruan tinggi di USA ada dua macam yaitu ”research” dan ”teaching
b. "Research” : lebih konsen untuk melahirkan peneliti, direkomendasikan untuk S2/S3. Untuk level S1 kurang direkomendasikan karena kurang banyak praktek dan yg ngajar di lab biasanya dihandle oleh seorang Tech Assistant (TA), bukan “Profesor”-nya langsung.
Di Indonesia “sekolah” ini yg justru banyak dikenal dan jadi jujukan untuk kuliah S1 di USA seperti MIT atau Harvard.
c. ”Teaching” : lebih konsen ke penerapan / banyak praktek, kayak sistem pendidikan vokasi/politeknik di Indonesia. Malah kalo di sana tiap kelas pasti ada lab-nya. Crita Pak Taufik lulusannya sampe-sampe ”blenger” kalo liat lab...he he he, spt yg tjd pd mhs2 beliau di Cal Poly. Nama ”sekolah” macam ini di sana tetep pake University / College dengan jenjang D2 (junior college), S1 & S2. Seperti di Cal Poly yg menempati ranking ke 6 di USA untuk PT yang berbasis ”teaching”, lainnya adalah Harvey Mudd College yg menempati ranking 1 atau Cooper Union yg menempati ranking 2.
Nah ”sekolah” macam ini yg lebih disarankan oleh Pak Taufik kalo mau kuliah di USA, krn lebih aplikatif dan ”membumi”

Berikutnya…
kubagi tips dapetin beasiswa ke luar negeri dari bukunya mbak Dina Mardiana "Kuliah Gratis ke Luar Negeri, Mau ?" dan juga dari crita Pak Taufik :
1. klise, tapi ini awal yg sangat penting : cari info dari sumber manapun sebanyak-banyaknya terutama dari search engine di internet (keywordnya bisa dgn ‘scholarship’, ‘bursaries’, ‘financial aid’, ‘study grant’, atau ‘beasiswa ke luar negeri’, dll).
2. siapkan aplikasinya semaksimal mungkin dan kirimkan sebelum tenggat waktu.
3. cari tes TOEFL Internasional (bukan Institusional) dgn biaya tes sekitar USD 120, yang skornya bisa diterima oleh > 5000 sekolah di dunia, dan perwakilan di Indonesia namanya IIEF kantornya di Menara Imperium Jl. Rasuna Said Jakarta.
4. hati-hati thd lembaga pemberi beasiswa palsu (istilahnya Bogus Institutions).
Ingat : TIDAK ADA lembaga penyelenggara beasiswa yg mensyaratkan unt membayar biaya partisipasi ke program seleksi beasiswa. Kecuali biaya pendaftaran yg ttp memberi kita kesempatan untuk kuliah di lembaga tsb dg biaya sendiri jika tdk lolos seleksi beasiswa.
5. semangat & gigih. kebanyakan calon mahasiswa Indonesia kurang gigih meraih peluang beasiswa jika dibandingkan bangsa2 Asia lainnya spt Malaysia, India atau Cina. Padahal mhs dr Cina kebanyakan lebih sulit belajar English dan pronuncationnya mgk lebih aneh dari kita, tapi mereka lbh semangat dan mau kerja keras
6. berdo’a dan tawakal
7. lengkapnya baca di bukunya mbak Dina itu dan juga bukunya Pak Taufik ttg beasiswa di USA (mestinya dpt fee nih krn promosiin mereka ... he he )

Selamat mencoba .... dan maaf kalo yg nulis ini malah belum mencoba :) Baru pada "level" mau mulai studi lanjut di dalam negeri setelah dapet beasiswa dari dalam negeri (BPPS), dan TOEFL-nya dari dalam negeri pula alias TOEFL Institusional ... he he he

Itupun melalui lika liku yg cukup melelahkan krn kebetulan proses seleksinya bersamaan dg opname anakku yg saat itu lg kena DB ditambah kejadian “pahit” yg sempat mengganggu konsentrasiku. Alhamdulillah akhirnya berhasil, semua karena Allah, dan segala puji hanya untukNya

Juli 12, 2010

Dari Hati

Alhamdulillah wa syukurilah…
Segala puji hanya untuk Allah SWT Yang Maha Sempurna Maha Suci lagi Maha Tinggi.
Semakin kuat keyakinanku akan segala janjiNya..banyak sekali kebaikan-kebaikan yang aku rasakan setelah dg upaya yg bersungguh2 kuamalkan segala ilmu yg kuperoleh selama ini ttg tauhid, taubat, ikhlas dan sabar.

Kutulis pengalaman ini sbg nasehat pd diriku sendiri dan untuk saudaraku seiman, bahwa Maha Benar Allah Yang Maha Agung dengan segala firmanNya dengan segala janjiNya : bahwa jika kita bersungguh2 taat padaNya dan terus bersabar taat padaNya, bersabar untuk tidak bermaksiat dan tidak mengulangi kemaksiatan yg pernah kita lakukan, meluruskan segala niat dan amalan kita hanya untuk meraih ridhoNya, dan bersungguh2 menyesali dan menganggap hina segala kemaksiatan yg pernah kita lakukan, bertaubat dari lubuk hati yg plg dalam……maka Allah SWT akan merasa sangat senang krn hambaNya telah kembali kepadaNya. Dan ganjaran yg kurasakan skrg adalah limpahan kebaikan, limbahan rahmat, ketenangan hati, ketundukan jiwa, dan yg plg menyenangkan adalah aku benar2 bisa merasakan apa yg sering kubaca dari artikel atau kitab para ulama, yg selama ini aku meyakininya tapi baru di –nalar-ku belum turun ke hati..belum meresap ke hati.

Proses bisa merasakan dan meyakini dari hati ini berlangsung setahap demi setahap, dimulai dari keresahan dan kegalauan yg lama kurasakan, sadar bahwa aku harus keluar dari lingkaran meyesatkan saat itu, tapi aku tak pernah bisa bersungguh2 melakukannya. Sementara sisi lain jiwaku terus mensugesti diriku untuk "tunduk" dgn terus memohon pertolonganNya dan mencari segala macam pencerahan ...
Dan akhirnya Allah menjawab do'aku lewat sebuah peristiwa "pahit". Yang akhirnya kusadari itu seperti "obat" yang pahit tapi menyembuhkan. Terima kasih ya Allah...Hanya Engkau-lah sebaik-baik penolong, penyembuh segala "sakit" hambaMu, dan Maha Pemberi dan Maha Pengabul Do'a.

Alhamdulillah, aku jadi ge-er bila membaca sebuah ayat/hadits (lupa tepatnya apa) bahwa “jika Allah menghendaki kebaikan pd hambaNya, maka Allah akan memudahkan pemahamannya dlm hal agama”…Semoga, Insya Allah itu yg kurasakan saat ini.

Semoga Allah menjadikan kita hamba yang pandai bersyukur, pandai beribadah dan pandai mengingatNya (saat senggang, saat sibuk, saat lapang, saat sempit, dan di saat apapun), dan semoga Allah meneguhkan kita untuk tetap di atas agamaNya sampai akhir hayat nanti…Aamiiin