April 28, 2018

Jangan sampe jadi gak sensi lagi :-(


Ungkapan di atas ‘terinspirasi’ dari kajian singkat berupa motion graphic berjudul “Jangan sia-siakan Ramadhan 2018” oleh Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri di yufid.tv (https://www.youtube.com/watch?v=aksdS5ajItI). Gini konteksnya ….,

Sebentar lagi Ramadhan tiba, apa yang perlu kita persiapkan untuk menyambutnya? Pengalaman kita bertemu Ramadhan selama bertahun-tahun, justru bisa menjadi boomerang bagi kita lo.. Koq bisa? Ya, karena saking seringnya kita bertemu dan berinteraksi dengan Ramadhan, maka bisa jadi kita menganggap Ramadhan adalah hal yang biasa - seperti fenomena tahunan saja. Bertemu Ramadhan gak bikin kita sensitif lagi, gak bikin terharu lagi, gak kerasa khusyuk lagi. Bahkan jangan-jangan Ramadhan hanya akan dijalani sekedar untuk menggugurkan kewajiban .. naudzubillah!

Ada sebuah kaedah luar biasa yg dijelaskan oleh para ulama kita bahwa “ seringnya berinteraksi itu bisa mematikan sensitivitas ”. Ibarat jemaah umroh/haji yang baru pertama kali melihat ka’bah secara langsung - bisa dipastikan akan menangis terharu dan pingin berlama-lama beribadah di Masjidil Haram. Tapi jika sudah banyak kali ke baitullah atau bahkan tinggal di sekitar Masjidil Haram, kebanyakan dari mereka jadi gak sensi lagi dengan Ka’bah :(

Nah.. bahayanya kalau hal itu terjadi dengan Ramadhan .. jika Ramadhan tidak disikapi dengan serius,  bisa menjadi mimpi buruk bagi kita di hari kiamat .. naudzubillah! Sebagaimana yang tersebut dalam doa yang diucapkan oleh malaikat Jibril ‘alaihissalam dan diamini oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam: “Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadhan kemudian Ramadhan berlalu dalam keadaan dosa-dosanya belum diampuni oleh Allah Ta’ala” (HR Ahmad 2/254)

Coba bayangkan, sampai dikatakan “celakalah seseorang ..”, berarti sudah sangat kelewatan perbuatan seorang hamba yang menyia-nyiakan bulan Ramadhan tersebut. Salah seorang ulama salaf juga berkata,  “Barangsiapa yang tidak diampuni dosa-dosanya di bulan Ramadhan, maka tidak akan diampuni dosa-dosanya di bulan-bulan lainnya.” (dinukil oleh Imam Ibnu Rajab dalam Kitab Latha-iful ma’aarif, hal. 297)

Maka.. sebagai pengingat diri sendiri dan untuk saudaraku seiman, mari kita memohon dengan sepenuh hati pada Allah Ta’ala, agar Allah Ta’ala mempertemukan kita kembali dengan bulan Ramadhan dalam keadaan badan yang sehat dan hati yang khusyuk (tidak lalai). Semoga Allah Ta’ala juga menerima amalan Ramadhan kita, mengabulkan semua doa, dan mengampuni dosa-dosa kita.

Dan kita memohon setelahnya, bisa tetap istiqomah dalam ketaatan pada Allah Ta’ala sampai akhir hayat kita. Karena istiqomah merupakan pertanda diterimanya amal shaleh seorang hamba, seperti yang disampaikan oleh ulama kita, Imam Ibnu Rajab : “Sesungguhnya Allah jika Dia menerima amal (kebaikan) seorang hamba maka Dia akan memberi taufik kepada hamba-Nya tersebut untuk beramal shaleh setelahnya” (Kitab “Latha-iful ma’aarif” hal.311). Inilah bentuk amal kebaikan yang paling dicintai oleh AllahTa’ala dan Rasul-Nya Shallallahu’alaihi Wasallam.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Amal (ibadah) yang paling dicintai Allah Ta’ala  adalah amal yang paling terus-menerus dikerjakan meskipun sedikit” (HSR al-Bukhari no.6099 dan Muslim no. 783).

Sumber : yufid.tv, muslim.or.id, konsultasisyariah.com

April 18, 2018

Siesta, Qailulah dan "Ceria Ramadhan"

" “Aku lelah sekali, Ma. Maghrib masih lama, ya?” dengan manja aku meringkuk di sisi tempat tidur. “Sabar, Fatima. Untuk menghemat tenaga, bagaimana kalau kita istirahat dulu?” ajak Mama. “ Belum asli jadi orang Spanyol kalau kita tidak siesta (tidur atau istirahat siang),” lanjut Mama lagi. Dalam Islam, istirahat siang ini biasa disebut qailulah, Rasulullah pernah menyebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Nu’aim. ‘Qailulah-lah kalian, sesungguhnya setan-setan itu tidak pernah istirahat siang’. Ketika Islam masuk di sini, para Muslim pun memperkenalkan budaya istirahat siang tersebut, dan terbawa hingga sekarang. Masya Allah ternyata peninggalan Islam di Spanyol masih melekat kuat, bukan hanya sisa-sisa masjid atau benteng, tapi juga budaya dan kebiasaannya. "

Kutipan di atas diambil dari buku Ceria Ramadhan di 5 Benua – 25 Negara yang ditulis rame-rame oleh 25 penulis, bagus banget isinya. Beberapa penulis dalam buku tersebut melakukan riset yang cukup mendalam mengenai kondisi negara yang ditulis, bahkan banyak diantaranya bermukim di sana karena alasan studi, pekerjaan atau ikut suami.

Kebiasaan siesta dan qailulah itu bagus juga ya, apalagi jika dilakukan secukupnya dengan niatan agar dapat beribadah secara optimal di malam hari. Bukan dengan cara tidur sepanjang hari, mentang-mentang berpuasa he he…

Buku Ceria Ramadhan di 5 Benua – 25 Negara itu banyak memberikan pengetahuan tentang pernak pernik ibadah Ramadhan anak-anak muslim di 25 negara. Diantaranya Malaysia, Mekkah, Dubai, China, Jepang, Australia, Selandia Baru, Amerika, Argentina, Kanada, Afrika Selatan, Mauritania, sampai dengan negara-negara di Eropa termasuk Rusia.  Diceritakan juga tentang tradisi Ramadhan yang unik di negara-negara tersebut, iklim dan lama waktu berpuasanya, dan kuliner khas berbukanya.  Lengkap dengan ilustrasi gambar berwarna yang pasti disukai anak-anak. Menarik deh pokoknya! Beli dan baca bukunya yuk.. kita dukung minat dan daya baca anak-anak. Dengan harapan mereka dapat menjadi muslim yang solih, kemampuan literasinya bagus, dan berwawasan luas. Menurutku buku itu juga dapat menambah semangat dan kepercayaan diri anak-anak muslim yang belajar berpuasa, karena mereka jadi tahu bahwa banyak saudara seiman sebaya di semua belahan dunia yang bersemangat belajar berpuasa.

Kondisi geografis dan budaya setempat dapat menjadi tantangan tersendiri bagi mereka, khususnya bagi anak-anak yang baru belajar berpuasa. Bahkan beberapa negara di benua Eropa waktu berpuasanya bisa sampai 20 jam, jika Ramadhan datang pas musim panas. Karena matahari akan bersinar lama sekali yaitu sekitar 18-20 jam, sebaliknya malam hari hanya sekitar 4-6 jam. Waktu berbuka sekitar jam 9 atau 10 malam, sedangkan sahur mesti dilakukan sekitar pukul 2 atau 3 pagi. Masya Allah.. mereka mesti pandai mengatur waktu untuk melaksanakan ibadah di malam hari, serasa marathon ya.. mulai dari berbuka, sholat maghrib, sholat isya’,sholat tarawih, sampai dengan sahur diselesaikan dalam waktu yang pendek itu. Tapi mereka tetap ganbatte alias semangattt :) 

Bahkan di Finlandia yang terletak di lingkaran Arktik, matahari hanya terbenam selama 1 jam saja. Dan tahukah kalian,  di Lapland - Finlandia Utara, matahari tidak pernah terbenam sepanjang bulan Juni – Juli, oleh karena itu Lapland dijuluki “the land of the midnight sun"- matahari di tengah malam…Masya Allah. Karena letak geografisnya yang unik itulah, maka umat muslim di beberapa negara Eropa yang waktu berpuasanya sangat lama, diberi beberapa pilihan jadwal berpuasa, tapi mereka mesti tabayyun (mencari kebenaran dan meneliti terlebih dahulu) tentang pilihan jadwal puasa yang benar berdasarkan fatwa Dewan Ulama Eropa atau ijtihad para ulama, apakah mengikuti waktu hijaz yaitu mengikuti jadwal yang ada di kota Mekkah, Madinah dan sekitarnya; atau mengikuti waktu di negara Islam terdekat yang masih terlihat jelas perbedaan siang dan malam dalam waktu yang relatif normal.

Belum lagi tantangan lingkungan dan budaya di negara yang umat muslimnya minoritas. Anak-anak berpuasa di saat sekelilingnya ‘terus berbuka’. Mereka dan ortunya juga mesti bijak menjelaskan dan menyikapi pola pikir serta pandangan masyarakat sekitarnya, yang kadang masih menganggap bahwa berpuasa itu ‘menyiksa’. Tantangan lain adalah tidak adanya pengurangan durasi jam kerja maupun jam sekolah, tidak ada hari libur khusus Ramadhan, bahkan untuk merayakan Idul Fitri pun mereka harus ijin, dan terkadang mesti kembali ke aktifitas normal setelah merayakannya bersama keluarga atau bersama saudara seiman di lingkungannya.

Hmmmm…sungguh tantangan tersendiri ya,  kita mesti bersyukur karena lama puasa di Indonesia hanya sekitar 13 – 14 jam saja, dan umat muslim di negara kita masih mayoritas, jadi suasana sekitar saat Ramadhan dan Idul Fitri sangat kondusif ...  Alhamdulillah.

Selamat bersiap sambut Ramadhan, semoga kita masih dipertemukan lagi dengan bulan yang penuh berkah itu, dan diberi kemudahan dapat beribadah dengan khusyuk .. aamiiin.