September 07, 2013

Jika kita ditanya...

Ada sebuah kisah dalam sebuah buku yang membahas perdebatan tentang Allah Ta’ala antara ilmuwan kafir dengan seorang pemuda bernama Abu Hanifah (sayangnya tidak diketahui asal muasal penulisnya).

Berikut kutipan perdebatannya (tanya jawab yang dimulai oleh sang ilmuwan) :
“Dimanakah Tuhan-mu berada sekarang? Sesuatu yang ada pasti ada tempatnya - Tahukah tuan bagaimana bentuk susu? Apakah di dalam susu itu keju? - Ya. Sudah tentu - Tolong perlihatkan kepadaku di mana, di bagian mana tempatnya keju itu sekarang? - Tak ada tempat yang khusus. Keju itu menyeluruh meliputi dan bercampur dengan susu di seluruh bagian – Kalau keju mahluk itu tidak ada tempat khusus dalam susu, apakah layak tuan meminta kepadaku untuk menetapkan tempat Allah? Dia tidak bertempat dan tidak ditempatkan

Kalimat berstabilo kuning itu sangat mengusik pikiranku. Seharusnya jika kita ditanya dengan pertanyaan yang sama seperti tersebut di atas : "Dimanakah Allah?" maka jawablah : Allah Ta’ala bersemayam di atas Arsy dan Arsy berada di atas langit.

Begitu banyak dalil-dalil yang mendasari jawaban tersebut, antara lain yang kuperoleh dari salah satu kajian Islam di http://buletin.muslim.or.id/aqidah/tahukah-kamu-di-manakah-allah :

1. Dalil Al Qur’an
“Allah Yang Maha Pemurah bersemayam di atas Arsy” (QS. Thaha: 5).  Ayat ini jelas dan tegas menerangkan bahwa Allah bersemayam di atas Arsy. Allah Ta’ala juga berfirman yang artinya: “Apakah kamu merasa aman terhadap Dzat yang di langit (yaitu Allah) kalau Dia hendak menjungkir-balikkan bumi beserta kamu sekalian sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang” (QS. Al Mulk: 16). Juga ayat lain yang artinya: “Malaikat-malaikat dan Jibril naik kepada Rabb-Nya dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun” (QS. Al-Ma’arij: 4). Ayat pun ini menunjukkan ketinggian Allah.”

2.  Dalil hadits
“Dalam hadits Mu’awiyah bin Hakam, bahwa ia berniat membebaskan seorang budak wanita sebagai kafarah. Lalu ia bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menguji budak wanita tersebut. Beliau bertanya: “Dimanakah Allah?”, maka ia menjawab: “ Di atas langit”, beliau bertanya lagi: “Siapa aku?”, maka ia menjawab: “Anda utusan Allah”. Lalu beliau bersabda: “Bebaskanlah ia karena ia seorang yang beriman” (HR. Muslim). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda yang artinya: “Setelah selesai menciptakan makhluk-Nya, di atas Arsy Allah menulis, ‘Sesungguhnya rahmat-Ku mendahului murka-Ku’ ” (HR. Bukhari-Muslim)”

“Pemahaman yang benar adalah meyakini bahwa Allah bersemayam di atas Arsy tanpa mendeskripsikan cara Allah bersemayam. Tidak boleh kita membayangkan Allah bersemayam di atas Arsy dengan duduk bersila atau dengan bersandar atau semacamnya. Karena Allah tidak serupa dengan makhluknya. Allah Ta’ala berfirman yang artinya: “Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Allah” (QS. Asy Syura: 11)."

"Allah Ta’ala berada di atas Arsy, namun Allah Ta’ala juga dekat dan bersama makhluk-Nya. Allah Ta’ala berfirman yang artinya: “Allah bersamamu di mana pun kau berada” (QS. Al Hadid: 4). Ayat ini tidak menunjukkan bahwa dzat Allah Ta’ala berada di segala tempat. Karena jika demikian tentu konsekuensinya Allah juga berada di tempat-tempat kotor dan najis, selain itu jika Allah berada di segala tempat artinya Allah berbilang-bilang jumlahnya. Subhanallah, Maha Suci Allah dari semua itu. Maka yang benar, Allah Ta’ala Yang Maha Esa berada di atas Arsy namun dekat bersama hambanya. Jika kita mau memahami, sesungguhnya tidak ada yang bertentangan antara dua pernyataan tersebut.”

Wallahul musta’an ... semoga bermanfaat dan semoga kita selalu diberi petunjuk oleh Allah Ta’ala.