Juni 10, 2013

Bosnya Manusia


Para karyawan yang notabene adalah manusia – bukan barang atau benda mati - pasti memiliki bermacam latar belakang dan karakter; ada yg intuitif, melankolis, soliter, atau karakter lainnya. Maka wajar jika seorang Bos atau seorang Pimpinan perlu membekali dirinya dengan skill tertentu dalam mengelola para manusia dengan berbagai karakter tersebut. Seorang Bos di kantor tentu menjadi “Bosnya para manusia” (terinspirasi dari sebuah judul buku yang ditulis oleh Munif Chatib : “Orangtuanya Manusia”).

Terkadang dalam suatu waktu sang Bos juga harus menghadapi karyawan yang sedang bermasalah atau sedang “dianggap” bermasalah. Materi itu menjadi bahan diskusi on air yang cukup menarik dalam acara Solusi Manajemen Bisnis yang disiarkan oleh radio Suara Surabaya, Sabtu pagi 8 Juni lalu. Pemateri memaparkan banyak hal, antara lain apa sebenarnya kriteria2 karyawan yang “dianggap” bermasalah – karena mungkin saja bukan karyawannya yang sedang bermasalah, tapi mungkin karena ada perbedaan sudut pandang atau persepsi antara sang karyawan dengan sang Bos, atau ada hal yang lain. Lalu bagaimana cara menghadapi masalah tersebut? Petakan dulu masalah yang sebenarnya terjadi, pelajari karakternya dan lakukan pendekatan sesuai karakternya, selanjutnya edukasilah, jika memang sangat diperlukan - berikan punishment dengan tahapan & cara yang bijak, dan tentu berikan reward sesudahnya !

Sedangkan menurut Sjafri Mangkuprawira - dosen senior IPB sekaligus praktisi MSDM : “karyawan bermasalah dapat diindikasikan antara lain sebagai sifat atau perilaku malas, komitmen kurang, emosional, kedisiplinan tidak terkendali, kerap bolos kerja, dan egoistis dalam bekerjasama. Ciri bekerja dan kinerjanya adalah sangat marjinal, asal-asalan, dan kurang toleran dengan lingkungan. Perilaku tersebut lebih berkait dengan faktor internal ketimbang eksternal. Faktor internal karyawan meliputi faktor-faktor pendidikan, usia, pengalaman kerja, sikap, dan ketrampilan. Namun demikian lemahnya manajemen kontrol, kurangnya pelatihan dan pengembangan, tidak adilnya manajemen kompensasi dan karir, rendahnya mutu hubungan horisontal dan vertikal dapat mendorong terjadinya perilaku negatif dari karyawan seperti itu”. Bagaimana mengatasinya? simak tulisan lengkap beliau di http://ronawajah.wordpress.com/2009/04/05/mengatasi-masalah-karyawan-dan-karyawan-bermasalah/


   

Juni 03, 2013

Identifikasi Kehebatan Anak

Rasanya cukup lama gak bersinggungan lagi dgn teori2 parenting, sampai beberapa hari lalu, ada kesempatan hadir di sebuah acara parenting di sekolah anak bungsuku. Pematerinya Miftahul Jinan - penulis buku "Alhamdulillah Anakku Nakal" (lihat ulasannya di http://www.quranpoin.com/alhamdulillah-anakku-nakal-buku-parenting-miftahul-jinan/).

Beberapa paparannya cukup menarik, berikut diantaranya :
  • Identifikasi 1 (satu) kekuatan anak diantara ribuan kekurangannya, dan sebaliknya jangan selalu mengingat 1 (satu) kekurangannya diantara ribuan kelebihannya.
  • Berpikir kehebatan anak = berpikir paradigma.
  • Selalu berpikir positif terhadap semua kekurangan anak, termasuk jika diberi ujian memiliki anak dgn keterbatasan fisik. Jadikan segala kekurangan anak sebagai 'guru' kita untuk lebih bersabar, lebih bijak dan sebagai sarana lebih mendekat pada Allah. (berdasarkan kisah inspiratif dari bukunya Munif Chatib “Orangtuanya Manusia” - http://www.goodreads.com/book/show/15779180-orangtuanya-manusia)
  • Teknik identifikasi kehebatan anak:
    • tingkatkan kepekaan àdg cara cermati perilaku anak & baca buku2 terkait parenting
    • beri apresiasi dgn segera untuk sebuah kebaikannya sekecil apapun (memuji dg spontan, memarahi setelah berpikir dalam)
    • kebiasaan yg konsisten
  • Jangan paksa anak untuk segera meminta maaf pd temannya saat dia melakukan kesalahan, berilah dia waktu.
  • Perhatikan 5 (lima) hal pembunuh kehebatan anak :
    • melarang melakukan aktifitas yg disenangi anak
    • sering memberi label negatif
    • tidak membiarkan anak bebas berekspresi (tentunya dg batas2 tertentu)
    • hukuman yg kurang mendidik (selalu menghukum dengan emosi yg tdk terkontrol)
    • dan tekanan thd prestasi sekolah.
Sengaja beberapa poin di atas ku-stabilo kuning, karena mengingatkanku pada buku "The One Minute Mother" karangan Spencer Johnson MD. Salah satu tulisannya menceritakan tentang kehebatan pujian satu menit dari seorang ibu....simak selengkapnya di http://uce-indahyanti.blogspot.com/search?q=one+minute

Selain paparan di atas, ada yang tak kalah penting - bahkan jauh lebih penting - untuk dikaji, sebagai bekal kita - para orang tua. Simak juga kajian2 parenting di yufid.tv , salah satunya adalah  http://yufid.tv/pendidikan-anak-dalam-islam-agar-buah-hati-menjadi-anak-yang-berbakti-ust.-zainal-abidin-lc/   selamat mengkaji...

Juni 01, 2013

Menulislah !


Sepertinya itu kata yang tepat untuk mewakili apa yang ada di benakku belakangan ini, mungkin disitulah passion-ku ... walah koq jadi lebay! lha wong kadang masih kembang kempis mood-nya.

Boleh dibilang aku memang bermaksud ‘mengompori’ sekelilingku untuk mencoba menulis dan merasakan banyak manfaat dari menulis. Seperti yang juga dirasakan oleh teman2 di sini : (1) http://nukman.my.id/media-coverage/pudarnya-pamor-blog, (2) http://edukasi.kompasiana.com/2012/11/20/10-manfaat-menulis-510404.html, (3) http://www.anneahira.com/manfaat-menulis.htm, (4) http://www.merdeka.com/gaya/6-manfaat-menulis-jurnal-harian.html,

Coba deh...rasanya menyenangkan dan seperti menjadi sebuah terapi tersendiri saat menuangkan ide, uneg2 dan semacamnya ke dalam sebuah tulisan. Apalagi kemudian kita tahu ada yang merasakan manfaat dari tulisan kita. Jadi teringat, pernah dalam sebuah kesempatan ada seorang teman baik yang mendo’akan agar bisa menjadi pribadi yang lebih bermanfaat...aamiiin.

sssst...tulisan ini kubuat saat gak bisa tidur, sebagai terapi biar bisa ngantuk, tulisan ini juga sebagai pengingat diriku saat males nulis datang menerpa .. he he