Januari 12, 2015

Berhemat secara kreatif

Semalam sebenarnya gak tega memberi semacam shock terapi untuk putra sulungku - Fadhil... tapi sepertinya hal itu mesti dilakukan agar dia ngeh bahwa dia belum sepenuh hati belajar mengatur pengeluarannya alias berhemat. Dia sudah beberapa bulan ini nge-kos di Malang karena sekolah di sana, dan rupanya dia masih belum berhasil memenuhi 'janji' nya ...untuk lebih berhemat dan tidak terus menerus melebihi jatah jajan bulanannya. Aku dan suami yakin dia masih berproses, karena dalam beberapa hal sebenarnya dia cukup peduli dan peka terhadap keuangan kami.

Tapi kami tetap merasa perlu memberinya sebuah 'terapi'... agar dia benar-benar serius belajar menentukan skala prioritas dalam pengeluarannya dan berdisiplin lebih mendahulukan kebutuhannya daripada sekedar menuruti keinginannya....... berharap itu juga untuk kebaikannya kelak.

Ngomong-ngomong tentang edukasi finansial pada anak-anak, ada artikel menarik yang ditulis oleh mbak Sulistyorini di blog-nya http://www.sulistyoriniberbagi.com/2014/10/anak-indonesia-harus-melek-finansial.html. Sebuah tulisan yang cukup lengkap mengulas tahapan-tahapan mendidik anak agar melek finansial, ajakan berhemat, dan tips mengelola keuangan anak-anak.

Aku juga jadi teringat kalimat menarik di dalam buku yang ditulis oleh pakar perencana keuangan Safir Senduk yang berjudul "Siapa bilang jadi karyawan nggak bisa kaya?"  yang berbunyi : "Ketika Anda berhemat, berhematlah secara kreatif, bukan menderita" Dalam buku tersebut pak Senduk mengajak kita untuk bijak dalam mengatur keuangan, diantaranya (1) prioritaskan menabung : menabunglah di muka jangan di belakang (2) jangan remehkan nabung di celengan (3) atur pengeluaran - bedakan antara kebutuhan dengan keinginan (4) hati-hati dengan utang - jangan gampang berutang - jika terpaksa ada utang maka prioritaskan cicilan utang daripada biaya hidup, dan (5) utamakan belanja harta produktif daripada benda konsumtif. 

Sebenarnya jika direnungkan tips tersebut adalah hal-hal yang memang 'seharusnya' kita lakukan. Tapi kita mungkin kurang menyadari telah meremehkan atau kurang serius menjalaninya. Yang penting.. berusaha tanamkan pada diri sendiri dan sedini mungkin pada anak-anak kita tentang pentingnya bijak mengatur pengeluaran.
Dan yg tak kalah penting juga adalah belanja harta produktif untuk investasi akherat.. Berinfaq, sedekah, zakat, dan amal jariyah.. Semoga bermanfaat. 



Tidak ada komentar: