September 29, 2015

To whom have you been enslaving your self for ?

Pertanyaan di atas diucapkan berulang-ulang oleh Ustadz Riyadh dalam sebuah motivasi singkat yang diberi judul "Enslaved" (http://yufid.tv/islamic-motivation-enslaved-ustadz-riyadh-bin-badr-badjrei/) . Sebuah pertanyaan yang menimbulkan perenungan dalam jiwa tentang siapa sebenarnya yang telah kita "sembah" selama ini. Tentu secara teori, jawaban dari pertanyaan di atas sangatlah mudah, bahwa hanya kepada Allah Ta'ala sajalah seharusnya kita menghamba. Tetapi praktek di lapangan sungguh tidak mudah, karena - sunnatullah - semua hamba pasti diuji penghambaan dan keimanannya oleh Allah Ta'ala.

Apalagi saat ini fitnah atau ujian keimanan begitu beragam bentuknya dan bertubi-tubi. Mulai dari fitnah tayangan2 di media massa, trend busana / penampilan / gaya hidup, perang opini paham sekularisme dan liberalisme, penolakan2 terhadap syari'at secara halus maupun terang2an.

Ujian lain yang terjadi baru2 ini adalah runtutan musibah yang menimpa jemaah haji. Ujian itu seakan "memberi angin segar" bagi sebagian kalangan yang menganggap naik haji itu boros dan pendapat negatif lainnya. Ditambah iring2an fitnah yang ditujukan kepada pemerintah kerajaan Arab Saudi - sang pelayan dua tanah suci yang mulia itu. Yang ujung2nya menjadi serangan citra dan pemikiran terhadap kerajaan Arab Saudi yang dianggap oleh sebagian kalangan berfaham wahabi. 

Sungguh sebuah pembunuhan karakter terhadap pemerintah Arab Saudi sekaligus terhadap ulama besar Syekh Muhammad bin Abdul Wahab - semoga beliau dirahmati oleh Allah Ta'ala - dimana istilah wahabi itu dinisbatkan.

Wahabi? ah...seandainya mereka mau mengkaji dengan hati yang jernih tentang apa sebenarnya yang dimaksud dengan wahabi itu...tentu mereka akan paham bahwa istilah wahabi itu sengaja dihembuskan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab untuk 'menodai' ajaran tauhid seluruh nabi dan rosul.

Sudah disinggung sedikit di atas, bahwa istilah wahabi itu dinisbatkan kepada nama seorang ulama besar dan mulia dan semoga dirahmati Allah Ta'ala - Syekh Muhammad bin Abdul Wahab. Beliau yang telah berjuang mendakwahkan tauhid, memurnikan agama Islam, mengembalikannya kepada akidah yang lurus, sehingga menjadi akidah seperti yang diajarkan oleh para nabi, para rosul, para sahabat dan ulama-ulama besar pendahulu (salafus sholeh). Maka apa yang didakwahkan oleh beliau bukanlah faham atau dakwah yang baru, karena ajaran tauhid adalah ajaran seluruh nabi dan rosul.

Untuk lebih jelasnya, mari kita dengarkan sejenak kajian singkat tentang istilah wahabi dan salafi di sini : http://yufid.tv/ceramah-singkat-salafi-wahabi-ustadz-abu-qatadah/

Saat ini juga sempat berkembang pendapat bahwa pendidikan agama tidak perlu diberikan lagi di sekolah dengan alasan tidak berdampak positif terhadap attitude anak didik. Berkembang juga opini2 yang menolak beberapa hadits yang sudah jelas ke-sahih-annya, hanya karena tidak rasional atau tidak sesuai dengan tuntutan jaman ... Subhanallah.

Haruskan kita menunggu yakin setelah ada penelitian ilmiah yang membuktikan kebenaran hadits sahih tersebut? Sebagai nasehat untuk diri sendiri dan saudara seiman - seharusnya kita taat, kita dengar, dan kita lakukan saja semua yang telah diajarkan oleh nabi kita yang mulia - Rasulullah shallallhu 'alaihi wa sallam, karena semua itu datangnya dari Allah Ta'ala yang jelas maha tahu tentang kebutuhan dan kebaikan untuk hamba2Nya.

Jadi....  kepada siapa seharusnya kita menghamba? kepada segolongan manusia yang telah merajai media? agar dianggap modern dan toleran atau agar dianggap pro dengan pemikiran mereka? kepada siapa kita seharusnya menghamba? kepada segolongan manusia yang menyebut diri mereka berjuang demi HAM? agar dianggap humanis? kepada siapa kita seharusnya menghamba? kepada pemikiran para pakar ilmiah yang menganggap dirinya yang paling benar, paling cerdas, dan paling menguasai seluruh ilmu? agar dianggap intelek? kepada siapa kita menghamba selama ini? kepada penilaian para pecinta mode? agar dianggap selalu mengikuti trend? atau kepada - kepada yang lain?

Maka sungguh merugi bagi mereka yang menghamba kepada selain Allah Ta'ala, dan sungguh merugi bagi mereka yang telah merendahkan Islam, sedangkan Islam tak akan merugi sedikitpun, bahkan Islam akan tetap dalam penjagaan Allah Subhanahu wa Ta'ala sesuai dengan janjiNya berikut ini :

  • Sungguh Kami telah menurunkan Adz-Dzikr (Al Qur’an), dan Kami pula yang benar-benar akan menjaganya“. (QS. Al-Hijr: 9) 
  • Mereka ingin memadamkan ‘cahaya Allah’ dengan mulut mereka, namun Allah menolak kecuali menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang orang kafir membencinya“. (QS. Attaubah: 32) 
  • Maka harusnya orang-orang yang menyelisihi perintah Rosul itu takut akan tertimpa bencana atau terkena adzab yang pedih“. (QS. Annur: 63).

Subhanallah ... Semoga Allah Ta'ala selalu meneguhkan hati kita di atas agamaNya sampai maut menjemput nanti ... aamiiin




2 komentar:

Sahabat Guru mengatakan...

iya yang ngomong wahabi seringnya cuma ikut-ikutan tanpa tahu wahabi itu apa?

Uce Indahyanti mengatakan...

betul..semoga Allah memberikan hidayah dan pemahaman yg benar pada saudara" kita