Desember 05, 2016

Lanjutan Aksi Damai 212 ...

Aksi damai 212 telah berlalu, bersyukur semuanya berjalan dan berakhir dengan damai sesuai labelnya. Banyak kubaca apresiasi dan kisah-kisah inspiratif dibalik aksi tersebut yang di-share di grup wa. Tapi kudengar di media lain, ada juga yang menyindir dan mengkritisi.

Terlepas dari pro dan kontra tentang aksi tersebut, sebenarnya sebagian ulama ada yang menyarankan untuk tidak melakukan aksi atau demo ke jalan, mengingat kemungkinan besarnya mudharat yang bisa ditimbulkan daripada manfaatnya. Lebih disarankan untuk mengadukan permasalahan tersebut ke penguasa / pemimpin melalui bantuan ulama yang benar-benar memahami ilmu dan persoalannya. Tetapi untunglah,aksi 212 bisa berakhir damai. Mungkin belajar dari pengalaman aksi 411 sebelumnya, dimana di penghujung acara sempat diwarnai bentrokan karena ditengarai ada yang mem-provokasi.

Apapun yang terjadi, hikmah yang menurutku bisa diambil dari serangkaian kejadian sebab dan akibat rentetan aksi tersebut adalah selalu berhati-hatilah kita dalam bertutur-kata, jangan sampai mulut kita menjadi harimau bagi kita.

Nah sekarang lagi banyak beredar “ajakan melanjutkan aksi damai 212” yaitu #Gerakan 5 WaSaJaDim (5 waktu sholat jamaah di masjid) dan #Gerakan sholat subuh berjamaah pada 1212 di seluruh masjid tanah air sebagai starting point kebangkitan Islam di negeri ini.

Hmmm.. .. sebenarnya gerakan atau aksi lanjutan itu notabene merupakan kewajiban kita sebagai umat muslim yang harus kita jalankan setiap harinya, terutama bagi kaum adam-nya. Tapi sebagaimana lazimnya manusia, kita sering butuh momentum terlebih dahulu untuk berubah, butuh momentum untuk berbenah, dan butuh momentum untuk beresolusi - seakan-akan sulit bagi kita untuk berubah atau berbenah jika tanpa didahului oleh momen tertentu. Kebetulan menjelang akhir tahun juga nih, biasanya momen pergantian tahun dimanfaatkan sebagian dari kita untuk beresolusi.

Jadi ingat profil lucu wa anak sulung-ku yang sempat dipasang beberapa waktu lalu : "my goal for 2016 is to achieve the goals of 2015 which i'd have done in 2014 as i promised in 2013 & planned in 2012" .. he he ngena banget sindirannya.

Kembali ke gerakan lanjutan aksi damai 212 di atas, ini ada nasehat bagus dari ulama yang bisa kita amalkan seiring sejalan bersamaan dengan gerakan tersebut - yaitu mendoakan kebaikan terhadap waliyyul amr (penguasa / pemimpin).

Mendoakan kebaikan untuk pemimpin ternyata mengandung banyak faidah, di antaranya berikut ini (kukutip dari artikel  http://muslim.or.id/29051-inilah-manfaatnya-doa-untuk-pemimpin.html)

  • Seorang muslim beribadah dengan do’a ini, karena dia ketika mendengar dan taat kepada waliyyul amr adalah melaksanakan perintah Alloh, karena Allah berfirman (yang artinya): “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kalian“ (QS. An-Nisa’ : 59). 
  • Mendoakan waliyyul amr akan kembali manfaatnya kepada para rakyat sendiri, karena jika waliyyul amr baik, maka akan baiklah rakyat dan sejahtera kehidupan mereka, Al-Imam Bukhari meriwayatkan di dalam Shahihnya dari Qais bin Abi Hazim bahwa seorang wanita bertanya kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq : “Apakah yang membuat kami tetap di dalam perkara yang baik ini yang didatangkan Alloh setelah Jahiliyyah ?”, Abu Bakar menjawab : “Tetapnya kalian di atasnya selama istiqamah para pemimpin kalian terhadap kalian” (Shahih Bukhari 3/51).
         Wallahu a’lam… semoga bermanfaat








Tidak ada komentar: