Februari 28, 2018

"Berteman Dengan Demam" nya dokter Apin

Minggu lalu barengan aku dan si sulung terkena demam tinggi. Koq ya pas.. beberapa hari sebelumnya beli buku rekomendasi bundanya teman si bungsu (makasih bundanya mbak Raiya), yang berjudul “Berteman dengan Demam” yang ditulis dr. Arifianto, Sp.A & dr. Nurul I.Hariadi, FAAP.  Jadi sedikit” bisa coba nerapin isi buku tersebut pas kami terkena demam. Bernas banget isi bukunya, jadi nambah wawasan kesehatan, perlu nih dibaca terutama untuk bunda” yang masih punya putra/I usia balita. Berikut poin-poin penting yang coba kurangkum dari buku tersebut ..

Saat ini konsep layanan kesehatan telah menempatkan pasien bukan hanya sebagai obyek, tapi juga melibatkannya dalam sistem kesehatan terintegrasi , yang tujuannya semata-mata untuk kebaikan si pasien sendiri, itulah yang disebut dengan istilah
patient engagement. Dan salah satu bentuk patient engagement adalah memberikan edukasi kesehatan.

Nah berkenaan dengan demam, buku ini banyak memberikan edukasi pada kita agar tidak perlu panik jika anak terserang demam. Karena demam justru bertujuan baik, tubuh saat itu sedang melakukan suatu proses yang dapat menghambat perkembangbiakan virus dan bakteri. Di dalam tubuh ada banyak tentara yang sealu siaga berhadapan dengan mikro-organisme, salah satunya adalah makrofag, yang akan melepaskan berbagai zat kimiawi ketika serangan kuman, bakteri atau virus memasuki tubuh. Tentara” jenis lainnya juga mendapat lingkungan yang kondusif untuk diperbanyak. Sistem imunitas tubuh bekerja dengan optimal. Memang, demam bikin tidak nyaman, tapi di sisi lain demam membantu memulihkan infeksi virus... Masyaa Allah.

Berikut hal-hal yang penting diperhatikan terkait dengan demam :
  • Tingginya suhu tubuh tidak selalu berhubungan dengan beratnya penyakit
  • Jangan pakai “tanganmeter” (perabaan dengan tangan), gunakan thermometer. Jika suhu tubuh di atas 38 derajat celcius, barulah dikatakan mengalami demam
  • Tidak semua kondisi demam perlu langsung dibawa ke dokter, observasi dahulu dalam tiga hari bahkan lebih, kecuali jika demam tinggi yang tidak disertai batuk pilek dan anak terlihat lesu sepanjang waktu – kondisi ini perlu segera ke dokter.
  • Pastikan anak tidak dehidrasi, karena suhu tubuh yang meningkat dapat menyebabkan resiko penguapan dan terbuangnya cairan tubuh.
  •  Saat demam, kenakan pakaian yang tipis, pendek dan nyaman, sehingga panas tubuh bisa cepat keluar.
  • Jangan membangunkan anak yang sedang tidur nyenyak hanya untuk memberikan obat penurun panas (antipiretik), walaupun panas suhu tubuhnya. Karena tubuh akan menurunkan sendiri suhu tubuhnya. Tubuh kita memiliki thermostat di hipotalamus yang mengatur suhu tubuh agar tidak “bablas” ketinggian.
  • Kejang akibat demam biasanya terjadi pada anak yang mempunyai “bakat” atau faktor genetik kejang demam dari keluarganya. Kejang demam (KD) tidak menyebabkan kerusakan otak. Pemberian antipiretik tidak dapat mencegah terjadinya KD. Oya KD berbeda dengan infeksi meningitis. Saat terjadi KD, baringkan anak pada tempat datar dengan posisi miring atau agak tengkurap, jangan digendong  atau bahkan didekap erat.Dan jangan memasukkan apapun ke mulutnya dengan alasan kuatir lidah tergigit. Tenanglah dan berdoalah, jika KD berlangsung lebih dari 5 menit, dan setelah kejang anak menjadi tidak sadar, segeralah bawa ke dokter.
  • Jika memang diperlukan pemeriksaan laboratorium akibat demam yang berkepanjangan, coba pertimbangkan bukan hanya tes darah, tapi juga tes urine, karena bisa saja demam terjadi karena infeksi saluran kemih (ISK).
Hmmm…sedikit itu yang bisa kubagi, sebenarnya masih banyak hal penting dan menarik dari buku tersebut, tentang DB dan DBD, mengenali demam tifoid (tifus), ISPA atas, ISPA bawah, diare, ISK, dan alergi. Semoga bermanfaat…

Jazaakumulllahu khoir untuk dokter Apin dkk.. 





Tidak ada komentar: