Judul di atas anggap saja doa.. semoga Allah mudahkan dan kabulkan.. aamiiin. Sejatinya sekarang ini, yang lagi nulis - baru 'mancik' di garis start perjalanan riset doktoral, dan masih berjuang nemuin kebaruan (novelty), walau mungkin hanya penemuan (invention) yang sederhana. Bagi dosen dan peneliti, hilirisasi hasil riset tentu menjadi harapan besar mereka. Hasil riset idealnya memang tidak sekedar berujung pada paper atau publikasi, walau praktiknya juga tidak mudah. Apalagi bagi kami, para yunior, untuk publikasi di jurnal internasional bereputasi saja masih perlu perjuangan hehe..
Kemarin sempat baca beberapa hilirisasi hasil riset para dosen senior kita di harian Jawa Pos. Tahun 1988 Dr. Tri Susanto - dosen UB membuat riset yang mengungkapkan adanya kandungan lemak babi di beberapa jenis makanan yang dijual pedagang. Hasil temuan riset tersebut memicu lahirnya sertifikasi halal di Indonesia. Yang lainnya, sejak 2011 Prof. Utarini - gubes UGM memimpin riset inokulasi nyamuk Aedes Aegypti dengan bakteri Wolbachia, dan beliau berhasil meyakinkan masyarakat sekitar untuk melepas nyamuk di lingkungan mereka. Hasilnya kasus demam berdarah di sana menurun sd 77%. Prof. Utarini akhirnya terpilih masuk dalam 100 orang berpengaruh versi Time 2021. Perjalanan risetnya ditulis oleh filantropis kelas dunia - Melinda French Gates (mantan istri Bill Gates).
Banyak lagi hasil riset para dosen dan peneliti senior Indonesia yang sudah terhilirkan dan menginspirasi, khususnya di masa pandemi sekarang ini, seperti Prof. Kuwat gubes UGM penemu GeNose, Prof. Riyanarto gubes ITS penemu I-nose, dan Carina Joe - ilmuwan asal Indonesia salah satu pembuat dan pemilik hak paten vaksin AstraZeneca.. barokallahu fiikum 😇