Februari 06, 2011

Perlu orang sekampung untuk membesarkan seorang anak

Tulisan Ida S Widayanti di majalah Hidayatullah edisi terbaru itu mengingatkan kami tentang upaya-upaya membesarkan dan mendidik anak-anak. Kebetulan tulisan itu pas dengan kondisi kami saat ini yang lagi bingung mencari sekolah yang tepat untuk anakku, yg insya Allah akan meninggalkan bangku SD beberapa bulan lagi. Sedangkan SMPIT pada naungan yang sama dengan SDIT anakku- belum siap beroperasi tahun ini, padahal anakku pengen sekali bisa melanjutkan sekolah di sana.

Upaya kita sebagai orang tua memilih sekolah atau pesantren yang baik untuk anak-anak harus dibarengi dengan upaya menjaga lingkungan sekitar rumah (kampung) agar tidak merusak “puzzle” yang telah disusun melalui kurikulum sekolah anak-anak kita.

“Perlu orang sekampung untuk membesarkan seorang anak” – seperti judul bukunya Hilary Rodham Clinton “It Takes a Village to Raise a Child” - untuk mendidik anak dibutuhkan lingkungan yang mendukung – begitu kutipan dari tulisan di majalah itu. Diawali dengan cerita seorang ibu yang telah berupaya mengirim anaknya jauh-jauh ke pesantren - begitu gelisah ketika mengetahui anaknya melihat situs porno yang dibuka oleh teman-teman bermain di lingkungan rumahnya. Di tempat lain, seorang ibu yang mempunyai beberapa orang anak merasa prihatin karena di lingkungan rumahnya tidak ada tempat mengaji, hanya ada musholla kecil yang tidak ‘hidup’. Si Ibu akhirnya membuka tempat mengaji di rumahnya dengan mendatangkan guru ngaji, dan ia juga membuka taman bacaan gratis untuk anak-anak di sekitar rumahnya. Dan Alhamdulillah upayanya mendapat respon positif dari lingkungannya.

Peduli pada pendidikan anak-anak berarti juga harus peduli pada lingkungan bermain mereka. Mungkin saat ini kita belum bisa – atau ‘belum ngoyo’ mengupayakan seperti si Ibu di atas. Tetapi kita tidak bisa lagi ‘cuek bebek’ dengan lingkungan kita, harus ada upaya seminim apapun itu dan sesibuk apapun kita. Karena itu, aku salut dengan tetanggaku yang mengajak anaknya dan anakku yang kebetulan lagi bermain dirumahnya – untuk sholat fadhu berjama’ah di masjid dekat rumah kami.

Tidak ada komentar: