Para karyawan yang notabene adalah manusia – bukan barang
atau benda mati - pasti memiliki bermacam latar belakang dan karakter; ada yg intuitif,
melankolis, soliter, atau karakter lainnya. Maka wajar jika seorang Bos atau seorang
Pimpinan perlu membekali dirinya dengan skill tertentu dalam mengelola para
manusia dengan berbagai karakter tersebut. Seorang Bos di kantor tentu menjadi “Bosnya para
manusia” (terinspirasi dari sebuah judul buku yang ditulis oleh
Munif Chatib : “Orangtuanya Manusia”).
Terkadang dalam suatu waktu sang Bos juga harus menghadapi karyawan yang sedang bermasalah
atau sedang “dianggap” bermasalah. Materi itu menjadi bahan diskusi on air yang cukup menarik dalam acara
Solusi Manajemen Bisnis yang disiarkan oleh radio Suara Surabaya, Sabtu pagi 8 Juni lalu. Pemateri memaparkan banyak
hal, antara lain apa sebenarnya kriteria2 karyawan yang “dianggap” bermasalah –
karena mungkin saja bukan karyawannya yang sedang bermasalah, tapi mungkin
karena ada perbedaan sudut pandang atau persepsi antara sang karyawan dengan
sang Bos, atau ada hal yang lain. Lalu bagaimana cara menghadapi masalah tersebut? Petakan dulu masalah yang sebenarnya terjadi, pelajari karakternya dan
lakukan pendekatan sesuai karakternya, selanjutnya edukasilah, jika memang
sangat diperlukan - berikan punishment dengan tahapan & cara yang bijak,
dan tentu berikan reward sesudahnya !
Sedangkan menurut Sjafri Mangkuprawira - dosen senior IPB sekaligus praktisi MSDM : “karyawan bermasalah dapat diindikasikan antara lain sebagai sifat atau
perilaku malas, komitmen kurang, emosional, kedisiplinan tidak terkendali,
kerap bolos kerja, dan egoistis dalam bekerjasama. Ciri bekerja dan kinerjanya
adalah sangat marjinal, asal-asalan, dan kurang toleran dengan lingkungan.
Perilaku tersebut lebih berkait dengan faktor internal ketimbang eksternal.
Faktor internal karyawan meliputi faktor-faktor pendidikan, usia, pengalaman
kerja, sikap, dan ketrampilan. Namun demikian lemahnya manajemen kontrol,
kurangnya pelatihan dan pengembangan, tidak adilnya manajemen kompensasi dan
karir, rendahnya mutu hubungan horisontal dan vertikal dapat mendorong
terjadinya perilaku negatif dari karyawan seperti itu”. Bagaimana mengatasinya? simak tulisan lengkap beliau di http://ronawajah.wordpress.com/2009/04/05/mengatasi-masalah-karyawan-dan-karyawan-bermasalah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar