Pagi tadi hujan turun cukup deras, kuputuskan langsung saja
naik angkot kuning dengan garis hijau di bagian bawah (jurusan Sidoarjo – Surabaya) apapun yang sedang lewat di hadapanku. Biasanya aku menunggu
angkot kuning yang bertuliskan huruf “W”plus kombinasi
angka tertentu untuk membawaku ke kantor setiap hari. Menurut rekomendasi pelanggan angkot kuning jurusan Sidoarjo –
Surabaya, angkot “W” tersebut mirip bus “patas” - ngetemnya gak pernah lama
J
Tapi hari ini kunaiki angkot tanpa huruf “W” karena sikonnya
memaksa demikian. Cukup sepi penumpangnya saat itu, dan hujan turun cukup deras
sepanjang jalan. Beberapa kali pak sopir ngetem, tapi penumpang belum
bertambah. Malah sampai di daerah Aloha – Gedangan, penumpangnya tinggal 2
orang. Aku dan seorang ibu yang sudah sepuh, si ibu meminta ijin padaku dan pak sopir untuk
mengantarnya sampai ke rumahnya yang berbelok ke arah perumahan dekat Aloha
yang tidak dilewati angkot, tapi jaraknya cukup dekat dengan jalan raya. Dengan
penuh syukur pak sopir bergumam..si ibu tadi memberikan tambahan ongkos yg
cukup lumayan setelah mengantar sampai masuk ke halaman rumahnya.
Sampai hampir dekat POLDA – tempat biasa aku berhenti untuk
pindah ke angkot jurusan berikutnya- penumpang masih belum bertambah juga - tinggal
aku seorang, kasihan juga pak sopir itu, sementara hujan masih turun cukup
deras. Pak sopir menanyakan tujuanku, dan menawariku untuk mengantar sampai ke
depan kampus tempatku mengajar..Alhamdulillah…tentu saja aku langsung
mengiyakan. Daripada kehujanan pas turun untuk ganti angkot jurusan berikutnya,
lebih baik lanjut saja...itung-itung sekalian bisa ngasih tambahan untuk pak
sopir. Setelah tahu kerjaku di kampus, pak sopir sempat cerita tentang sekolah anak-anaknya,
bahkan saat ini ada yang sedang kuliah dan cukup sukses prestasi akademiknya. Ikut
senang mendengarnya, terdengar pak sopir begitu bangga dengan putra
putrinya... Alhamdulillah
Karena hujan masih cukup deras, aku diantar sampai memasuki
gerbang kampus. Pak sopir sempat bertanya “sampeyan nggak malu diantar angkot
sampai sini ?” he he … kenapa harus malu pak? toh teman-teman sekantor dan mahasiswaku sudah paham betul
aku pelanggan angkot he he..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar