Desember 06, 2018

My Weekend : Parenting & Rafting

Weekend-ku kemarin itu ... it worth ! :)

Sabtu 1 Desember, ikutan Parenting Fair 2018 di DBL Arena, pematerinya Bunda Elly Risman ("parenting for all") dan Kang Asep ("pernikahan adalah bisnis yang serius"). Kebetulan wagub terpilih Jatim - Bang Emil Dardak berkesempatan hadir sebentar dan memberi pengantar. Alhamdulillah semuanya gratis, dan ada deklarasi untuk menyelenggarakan banyak acara parenting gratis berikutnya yang juga menjangkau kampung2 untuk menuju Indonesia Emas. Deklarasi itu ditandatangani oleh Ustadz Sulton (Ka.Yayasan Seribu Senyum), Bang Emil Dardak dan Bunda Elly Risman. Sampai2 Bunda Elly bilang apa yang telah diupayakan oleh Yayasan Seribu Senyum (https://seribusenyum.org) dan para donatur itu adalah jihad, karena menyelenggarakan parenting itu butuh banyak biaya, dan biasanya identik dengan mahal. Program mulia tersebut perlu didukung semua elemen masyarakat. Pengasuhan anak memang butuh ilmu, apalagi di jaman serba gadget seperti sekarang. Tidak hanya orang tua, semua pihak perlu terlibat di dalam pengasuhan anak, mesti ada sinergi antara rumah, sekolah, lingkungan dan regulasi pemerintah.

Hmmm.. sbg ortu di jaman yg sangat dinamis ini, kita mmg mesti terus belajar, terutama ttg ilmu pengasuhan anak.. yeah we're not a perfect parents, but we must continue learning.

Dan berikut yang bisa kurangkum dari paparan pemateri dalam acara tersebut, :
  • selalu aware dengan perubahan sikap anak, jangan selalu merasa aman.
  • jaga komunikasi yg baik dengan anak, agar mereka merasa aman dan nyaman menceritakan semua yang mereka rasakan, mrk lihat dan temui di dalam dan di luar rumah
  • turunkan frekuensi suara jika ingin menasehati anak, pilih kata2 yg ringkas dan to the point pd masalahnya
  • pahami perasaan anak, jangan sesekali mengabaikan perasaan mereka, karena itu sangat berarti buat mereka. jika anak nangis karena jatuh misalnya, maka coba tanyakan apa yg dirasakannya, walau terkesan remeh tapi itu dapat mengalirkan emosi mereka.
  • "bencana" ada di dalam genggaman tangan anak-anak kita (baca : smartphone), dan sedihnya itu justru difasilitasi oleh kita sebagai orang tua 
  • usahakan jgn meminjamkan hp pd anak2, krn sgt mungkin tanpa sengaja mereka melihat hal2 berbau "dewasa" yg sgt tdk layak mereka tonton. Akal anak yg belum sempurna berkembang, jika sudah terpapar hal tersebut maka akan merusak sekitar 4% otak depannya.. naudzubillah
  • jika mmg ada sikon yang 'memaksa' meminjamkan hp pada anak, maka pastikan menyampaikan pesan bhw Allah melihat semua yg mereka buka di hp, beri edukasi yang baik dan sehat dalam menggunakan internet, dan ortu sambil memonitor tentunya.
  • ingat selalu, kita sbg ortu akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah ttg pola asuh kita
  • ayah sebagai kepala keluarga perlu menentukan GBHK (garis-garis besar haluan keluarga)
  • ibu perlu menjaga wibawa ayah di depan anak-anak. jangan jadikan ayah sebagai 'ancaman' bagi anak (hindari mengatakan ini pada anak : "awas ya ibu laporkan pd ayah kalo kamu nakal") 
  • ayah ibu perlu duduk bareng bikin list apa yg harus diperbaiki, dibatasi, ditingkatkan, kemudian komunikasikan dengan anak-anak. ayah ibu duduk berdampingan dg anak2 (bukan berhadap2an), ayah yg membuka percakapan dan sampaikan dari hati bahwa kita sbg ortu selama ini telah salah dalam mengasuh mereka, minta maaf pada anak2, dan pegang pundaknya. maka insyaaAllah anak akan merasa lega, turun marahnya, tersentuh hatinya dan belajar sikap-sikap sportif dari ayah ibunya.
  • ingat selalu tips ini : mendengar aktif, membaca bahasa tubuh dan perasaan anak, duduk berdampingan dan turunkan frekuensi suara saat berbicara dan menasehati anak.
  • dan untuk pasangan yang akan menikah, perlu membekali diri masing2 dengan ilmu pengasuhan anak (parenting)
  • pernikahan adalah 'bisnis' yang serius. pernikahan perlu titik start, rute, dan tujuan, perlu tahu mau dibawa kemana, apa tujuannya, apa target dalam 1, 2 atau 5 tahun ke depan, bagaimana mengkomunikasikan perbedaan latar belakang pendidikan, keluarga, dll. Karena pernikahan akan mempertemukan dua mahluk yg sebelumnya 'asing' satu sama lain.
  • jangan berharap dapat mengubah kebiasaan dan karakter pasangan. jadi jika sebelum menikah sudah merasakan ada 'kekerasan' walaupun hanya verbal dari calon suami, ditemui juga ada sikap-sikap yang tidak gentle dan tidak melibatkan calon istri dalam rencana besar sang calon suami, maka sebaiknya hindari meneruskan ke jenjang pernikahan.
  • penting juga memastikan apakah calon suami bisa melindungi, menutup aib, dan 'memperindah' ahlak calon pasangannya.
  • samara - sakinah mawaddah wa rohmah - esensi sebenarnya adalah adanya komitmen, gairah, dan kasih sayang diantara suami istri. keduanya mesti mengkomunikasikan semua keinginan masing-masing, termasuk dalam hal mencapai kepuasan saat berhubungan suami istri (karena ini termasuk masalah yang mendasar dalam memperkokoh pernikahan). 
  • berbeda pendapat dan 'berantem' dalam rumah tangga dalam porsi dan cara yg 'benar' sah-sah saja, asalkan hal itu dapat mempercepat pencapaian tujuan pernikahan. 
  • jadi intinya, layaknya bisnis, maka pernikahan-pun perlu adanya semua perangkat yang diperlukan dalam bisnis, tentu dalam konteks membangun rumah tangga. 

Minggu 2 Desember, seru2an rafting bersama sahabat dan para krucil, berempat cewek semua :)
Seharian mbolang ke daerah Pujon - Malang, untuk rafting dan jalan2 ke kawasan wisata paralayang di Gunung Banyak (Taman Langit dan sekitarnya). Perjalanan dimulai dari stasiun Sidoarjo naik kereta ekonomi yang paling pagi. Nyampe Malang dijemput carteran lanjut ke meeting point provider-nya (Pujon Rafting) di pasar wisata Dewi Sri (arah ke Ngantang). Setelah briefing dan sedikit melakukan pemanasan, kami dibawa ke start point rafting naik mobil bak terbuka. Hihi lucu.. naik mobil bak terbuka, duduk berempat di bak belakang pake peralatan rafting dengan warna mencolok lengkap dengan helm-nya. Deg-deg an juga pas sudah naik ke perahu karet dan  diberi aba2 agar berpegang erat pada tali dan konsentrasi dengan instruksi yang diberikan mas Rangga yang mendayung perahu. Jika dia teriak "kiri" maka kami mesti segera bergeser ke kiri dan sebaliknya, Jika denger teriakan "boom" maka perahu akan meluncur ke bawah dan kita mesti menarik tubuh kita ke belakang dengan posisi menengadah sambil tetap berpegangan pada tali perahu. Nah ini yg plg bikin dag dig dug..jika dengar teriakan "terbalik" maka kita mesti melepaskan pegangan pada tali agar tidak terus terperangkap dalam perahu yang terbalik. Kita mesti berupaya tidak panik dan membiarkan tubuh kita terapung di air agar mengikuti arus. Bagiku ini hal yg sgt menantang krn aku tdk bisa berenang hehe..dan praktek pasti tidak semudah teorinya.

Finally....gooooo... and let it flow .. perahu karet yang membawa kami mulai didayung oleh mas Rangga, baru beberapa meter bergerak sdh diteriaki "hati-hati boom".. terus "boom" lagi.. wah seruu banget, meluncur dua kali, sensasi nya itu lo .. perahu terus bergerak mengikuti arus, beberapa kali menabrak batu kali yg cukup besar2, jika tersendat batu kita akan disuruh mengoyang2kan badan ke depan ke belakang sambil menggeser ke arah berlawanan dengan batu, agar segera terlepas dari sendatan. wuih ternyata mmg cukup menguras tenaga padahal kita gak ikutan dayung lo..tapi aslii.. serruu abis.. apalagi pas diteriaki "terbalik".. aku berusaha pasrah dan kulepas genggamanku pd tali perahu.. kurasakan sensasi tenggelam dan berusaha tidak panik sambil mengapungkan tubuhku mengikuti aliran arus.. alhamdulillah akhirnya berhasil juga "menyelematkan diri" walau sempet kemasukan air di telinga dan mulut. tapi itu sungguh pengalaman yang seru dan mengesankan hehe.. Belakangan kami baru ngeh, sebelum perahu terbalik (tepatnya sengaja dibalik hehe), tim penyelamat sudah siap di sekitar kita untuk membantu kita segera keluar dari perahu yg terbalik... waahh bagi yg gak berani tenggelam, bisa bilang nih pada tim "gak usah pake dibalik perahunya yaa" hihi..

Sambil rafting, kami beberapa kali 'narsis' foto2, sesekali kami diteriakin mas Rangga untuk noleh ke arah kamera yang dipegang mas Arif - anggotan tim yang merekam kegiatan kami di sepanjang aliran sungai yang kami lewati. Hihi capek juga mgk ya terus lari2 kecil ngikutin kami, sambil bawa kamera, kayak wartawan yg ngejar selebriti.. hehe. Alhamdulillah cuaca saat itu sangat mendukung, debit air juga lagi bagus2nya. Di sepanjang aliran sungai kami menikmati hamparan pemandangan alam ijo royo2, lengkap dengan alunan suara alam - paduan suara serangga khas hutan pegunungan.. masyaaAllah.. Gak habis2 rasanya syukur kami panjatkan.. "maka nikmat Tuhan-mu manakah yang kamu dustakan".

Tapi sayang, msh terlihat beberapa onggokan sampah plastik yg hanyut, apalagi beberapa hari lalu ktnya aliran sungai habis disapu banjir, jadi lbh byk onggokannya. Mas Rangga cerita bhw tim Pujon Rafting seminggu sekali menyusuri sungai itu untuk membersihkan sampah-sampah plastik. Oya sungai arung jeram-nya bersebelahan langsung dengan jalan raya dari arah Batu-Pujon ke Ngantang, Selorejo, Jombang, atau Kediri. Jadi katanya lebih aman, karena jika terjadi sesuatu hal, proses evakuasinya bisa cepat dilakukan. Beda dengan sungai arung jeram lainnya yang letaknya jauh ke pelosok pedalaman atau hutan. Tapi pingin juga kapan2 nyobain di tempat lain yang lbh menantang alamnya. Pingin nyoba berarung jeram di sungai Pekalen - Probolinggo (https://raftingsonga.com/) gara2 di-iming2i suami yg udah pernah rafting di sana .. hehe jadi ketagihan rafting.. semoga kesampaian.

Alhamdulillah semuanya berjalan lancar dan aman. Habis rafting, kami berenang sepuasnya - gratiss- di pemandian Dewi Sri, airnya seger, jernih banget, dingin, dan tanpa kaporit karena langsung dialirkan dari mata air yang banyak terdapat di bukit2 sekeliling tempat wisata itu. Setelah mandi, beres2 barang, copy foto2 kami selama rafting yg didokumentasikan tim rafting, makan siang (disediakan oleh provider). Oya biaya yg dikenakan 175 ribu per orang (biaya ter-update untuk minimal 4 orang, belum termasuk dokumentasi), semakin banyak peserta maka semakin murah. Bisa simak infonya di sini http://www.raftingpujon.com/.

Setelah jalan2 bentar ke pasar wisata Dewi Sri yang penuh dengan stand bunga hias, buah segar, dan souvenir2, kami lanjut jalan2 ke kawasan wisata Gunung Banyak. Ada paralayang, Taman Langit, dan Omah Kayu, semuanya dalam satu kawasan. Tiket masuk masing2 cukup murah hanya 10 ribu rupiah saja. Hmmm... kawasan wisata yang sejuk, memanjakan mata dengan pemandangan alam khas pegunungan. Dari tempat paralayang, kita bisa leluasa melihat dari atas kota Batu & sekitarnya yang dikelilingi pegunungan.

Banyak spot foto menarik di Taman Langit, juga ada cafe dengan menu murmer milik Perhutani di dalamnya. Beruntung sempat menikmati semua view bagus di kawasan paralayang dan Taman Langit, karena hujan deras mengguyur setelah itu. Rencana ke Omah Kayu terpaksa dibatalkan.

Jam 4 sore kami dijemput di Taman Langit melanjutkan perjalanan ke Malang. Di kota Batu, kami mampir ke Rumah Susu KUD Batu (yg di dekat sebuah factory outlet, sisi kiri jalan raya ke arah kota Malang,  gak jauh dari alun2 kota Batu), menikmati susu madu jahe, roti bakar coklat, kentang goreng, susu dan yogurt produk mereka. Hmmm semuanya yummi dan cukup murah.  Lanjut lagi perjalanan, dan sekitar maghrib kami nyampe di Stasiun Malang Kota Baru, untuk melanjutkan perjalanan pulang ke rumah. Alhamdulillah wa syukurilah ...

Tidak ada komentar: