Juli 22, 2008

Placenta Praevia

Udah hampir seminggu ini aku konsen nyari info ttg istilah di atas: Placenta Praevia ! yach…dari hasil USG rabu malam 16 juli itu dokter kandunganku bilang plasentaku ada di area bawah uterus satu lagi “si kecilku” lagi terlilit tali pusat. Kemungkinan terjeleknya harus operasi pas persalinan ntar.

Dokter Maya yang cantik dan sabar itupun ngasih penjelasan dan semangat padaku untuk tetap optimis dan berdoa, karena katanya nggak ada terapi khusus untuk bisa mindahin si plasenta ke letak yg normal (bagian atas uterus), tapi kemungkinan berpindah tetap ada.

Sedih…perasaan itu masih kerasa sampe sekarang, gimana nggak..aku pengen banget bisa ngelahirin secara normal. Selain aku nggak pengen membebani suamiku dgn operasi Caesar yg pasti butuh budget lebih besar itu, persalinan normal dari pengalaman & info2 yg aku dapat memang lebih aman dan cepat pemulihannya. Akupun cukup rajin ikutan kelas senam hamil, dan baca2 semua hal seputar kehamilan serta pelajari teknik hypnobirthing yaitu suatu teknik men-sugesti diri sendiri agar menghadapi persalinan dgn rileks shg dpt mengurangi rasa sakit.

Tapi sejak tahu ada masalah pada kehamilanku yg menginjak minggu ke 30 ini…aku nggak bisa pungkiri rasa sedih & khawatir ini. Apalagi awal agustus nanti ada gawe besar di komunitas eLearningku (www.igi-alliance.com/eLearning) yg acaranya kebetulan di luar kota. Sebelumnya aku masih berharap bisa datang karena selain itu tugas utama divisi-ku, aku juga merasa ke-beban kalo nggak ikut mendampingi rekan2 sekantorku yg juga diundang dan baru berkiprah di komunitas itu.
Berbagai artikel bernada positif, mencoba focus pada kerjaan yg masih setumpuk menjelang cuti nanti, sharing dgn teman baikku di kantor dan nasehat terutama dari suamiku untuk nggak terlalu mikirin hal itu ternyata nggak mudah membuat “mood”ku kembali enak.

Akhirnya aku pasrah aja , sekarang aku malah tidak lagi berusaha membuang rasa sedih & khawatir itu tapi justru “menikmatinya” dengan terapi yg kedengaran klise tapi emang terbukti membuatku lebih tenang : lebih banyak berkomunikasi sekaligus “mengadu” pada Allah Yang Maha Pengasih di setiap kesempatan yg aku bisa (bahkan ketika aku lagi menulis hal ini).

Tidak ada komentar: