Juli 07, 2008

Khitanan

Jumat sore 4 Juli itu akhirnya jadi juga anakkku di-khitan. Wah heboh banget prosesinya, karena anakku sempat ciut nyalinya dan berontak mau mbatalin di-khitan. Padahal itu keinginannya sendiri, tapi ternyata mentalnya belum kuat setelah ngeliat langsung peralatan yang akan dipake’. Setelah setengah jam membujuk dia untuk tenang, akhirnya berhasil disuntikkan obat bius ke ”burung kecilnya”. Tahap berikutnya membujuk dia untuk tetap tenang menjalani proses ”pembersihan”. Rasa takut yg menguasai dia sangat merepotkan kami, walaupun udah diyakinkan bahwa tidak akan sakit dengan mencubit-cubit ”burung kecilnya”, tetap saja dia meronta.
Bener juga kata si pak de, dari pengalaman beliau usia se-anakku emang nanggung mentalnya kalo' mau di-khitan, biasanya sih usia2 kls 6 SD udah gampang penanganannya krn motivasi anak usia segitu udah relatif kuat. Untungnya suamiku udah nyiapin komik terbaru kesukaannya, dan untungnya lagi yg meng-khitan adalah pak de Bambang sang dokter yg super sabar. Akhirnya dia berhasil dibujuk untuk baca komik agar gak fokus ke proses ”pembersihan”. Sementara pak de-nya beraksi dengan alat2nya, aku jeprat-jepret mengabadikan tiap proses yg terjadi. Aku baru ngeh dgn cara kerja alat potong laser itu, prinsipnya alatnya dipanasi dulu shg pas motong lebih cepat dan nggak berdarah.
Beberapa jam setelah di-khitan mulai lagi deh rewelnya kumat, mungkin pengaruh obat biusnya udah ilang. Dan hari-hari setelahnya sungguh membutuhkan kesabaran untuk merawatnya krn spt kata suamiku dia benar2 anak mama. Tapi yach aku mencoba menikmatinya walaupun aku cepet capek sejak kehamilanku tambah gede. Ada keinginannya yg menggelikan setelah di-khitan... ternyata dia pengen cepat masuk sekolah dan menunjukkan pada teman2nya dia udah di-khitan. Ternyata keluar juga sombongnya he he.
Alhamdulillah di usia pernikahanku yg ke 11 tgl 6 Juli kemarin rasanya bertambah kebahagiaan kami, anakku udah di-khitan dan sekarang lagi menunggu momongan berikutnya.

Tidak ada komentar: