First at all…
aku mau bagi2 info dulu dari Dr. Taufik, dosen elektro di Cal Poly (California Polytechnic State University) yg ramah dan low profile, asli “Janda” (Jawa Sunda) dan udah lama ngajar di sana. Hari ini beliau berkesempatan jalan-jalan ke kampus kami (Politeknik SAKTI Surabaya) untuk bagi-bagi pengalaman.
Berikut info-info dari beliau yg mgk bermanfaat :
a. ternyata perguruan tinggi di USA ada dua macam yaitu ”research” dan ”teaching”
b. "Research” : lebih konsen untuk melahirkan peneliti, direkomendasikan untuk S2/S3. Untuk level S1 kurang direkomendasikan karena kurang banyak praktek dan yg ngajar di lab biasanya dihandle oleh seorang Tech Assistant (TA), bukan “Profesor”-nya langsung.
Di Indonesia “sekolah” ini yg justru banyak dikenal dan jadi jujukan untuk kuliah S1 di USA seperti MIT atau Harvard.
c. ”Teaching” : lebih konsen ke penerapan / banyak praktek, kayak sistem pendidikan vokasi/politeknik di Indonesia. Malah kalo di sana tiap kelas pasti ada lab-nya. Crita Pak Taufik lulusannya sampe-sampe ”blenger” kalo liat lab...he he he, spt yg tjd pd mhs2 beliau di Cal Poly. Nama ”sekolah” macam ini di sana tetep pake University / College dengan jenjang D2 (junior college), S1 & S2. Seperti di Cal Poly yg menempati ranking ke 6 di USA untuk PT yang berbasis ”teaching”, lainnya adalah Harvey Mudd College yg menempati ranking 1 atau Cooper Union yg menempati ranking 2.
Nah ”sekolah” macam ini yg lebih disarankan oleh Pak Taufik kalo mau kuliah di USA, krn lebih aplikatif dan ”membumi”
Berikutnya…
kubagi tips dapetin beasiswa ke luar negeri dari bukunya mbak Dina Mardiana "Kuliah Gratis ke Luar Negeri, Mau ?" dan juga dari crita Pak Taufik :
1. klise, tapi ini awal yg sangat penting : cari info dari sumber manapun sebanyak-banyaknya terutama dari search engine di internet (keywordnya bisa dgn ‘scholarship’, ‘bursaries’, ‘financial aid’, ‘study grant’, atau ‘beasiswa ke luar negeri’, dll).
2. siapkan aplikasinya semaksimal mungkin dan kirimkan sebelum tenggat waktu.
3. cari tes TOEFL Internasional (bukan Institusional) dgn biaya tes sekitar USD 120, yang skornya bisa diterima oleh > 5000 sekolah di dunia, dan perwakilan di Indonesia namanya IIEF kantornya di Menara Imperium Jl. Rasuna Said Jakarta.
4. hati-hati thd lembaga pemberi beasiswa palsu (istilahnya Bogus Institutions).
Ingat : TIDAK ADA lembaga penyelenggara beasiswa yg mensyaratkan unt membayar biaya partisipasi ke program seleksi beasiswa. Kecuali biaya pendaftaran yg ttp memberi kita kesempatan untuk kuliah di lembaga tsb dg biaya sendiri jika tdk lolos seleksi beasiswa.
5. semangat & gigih. kebanyakan calon mahasiswa Indonesia kurang gigih meraih peluang beasiswa jika dibandingkan bangsa2 Asia lainnya spt Malaysia, India atau Cina. Padahal mhs dr Cina kebanyakan lebih sulit belajar English dan pronuncationnya mgk lebih aneh dari kita, tapi mereka lbh semangat dan mau kerja keras
6. berdo’a dan tawakal
7. lengkapnya baca di bukunya mbak Dina itu dan juga bukunya Pak Taufik ttg beasiswa di USA (mestinya dpt fee nih krn promosiin mereka ... he he )
Selamat mencoba .... dan maaf kalo yg nulis ini malah belum mencoba :) Baru pada "level" mau mulai studi lanjut di dalam negeri setelah dapet beasiswa dari dalam negeri (BPPS), dan TOEFL-nya dari dalam negeri pula alias TOEFL Institusional ... he he he
Itupun melalui lika liku yg cukup melelahkan krn kebetulan proses seleksinya bersamaan dg opname anakku yg saat itu lg kena DB ditambah kejadian “pahit” yg sempat mengganggu konsentrasiku. Alhamdulillah akhirnya berhasil, semua karena Allah, dan segala puji hanya untukNya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar