Mei 24, 2011

Sabar..sing waras ngalah

Ungkapan Jawa di atas sering terkesan hanya untuk menghibur pihak yang ter/di-dholimi ketika sedang berkonflik, tapi ternyata ungkapan tersebut pas sekali untuk diterapkan dalam kehidupan kita, sesuai isi artikel “Konflik Dunia = Konflik Akhirat” yang ditulis oleh Ust. Ammi Nur Baits, S.T. di www.pengusahamuslim.com

Bahwa konflik di dunia akan berulang di akhirat, berikut dalil yang diuraikan dalam artikel tsb:

“....... seorang sahabat yang bernama Az-Zubair bin Awam bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah perdebatan yang terjadi di antara kita akan diulangi lagi (di akhirat) setelah terjadi di dunia ini, selain beban dosa yang kita tanggung?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, “Betul! Sungguh, perselisihan kalian akan diulangi, sampai semua hak dikembalikan kepada pemiliknya.” Setelah itu, Zubair berkomentar, "Jika demikian, berarti peristiwanya sangat mengerikan ...." (HR. Ahmad dan Turmudzi; dan dinilai sahih oleh Al-Albani; lihat juga Tafsir Ibnu Katsir, 7:96)

Karena itu, wajar jika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyebut salah satu orang yang jelek di sisi Allah adalah orang yang paling "sulit" ketika berkonflik. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang paling Allah benci adalah orang yang sulit ketika berkonflik.” (HR. Muslim)
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda,
“Cukuplah kamu dianggap melakukan dosa ketika kamu selalu melakukan konflik.” (HR. Turmudzi)

Bisa kita bayangkan, betapa capai dan letihnya perasaan orang yang sering berkonflik. Setumpuk dosa dan kesalahan dibebankan di pundaknya. Itu pun masih ditambah dengan semua tekanan batin dari setiap konflik yang pernah dia lakukan di dunia. Masya Allah, bagaimana mungkin orang bisa merasakan ketenangan? Hanya tinggal satu harapan: semoga Allah mengampuni kita.

Jadilah orang yang suka mengalah

Semoga ini bisa meringankan beban kita ketika di akhirat. Berusahalah untuk menyelesaikan konflik di dunia ini secara tuntas. Jangan ada lagi perasaan yang masih mengganjal dan jangan sampai itu dibiarkan. Bila perlu, berusahalah untuk senantiasa mengalah, meskipun secara zahir kita dirugikan. Ini mungkin sangat berat, namun bukan berarti ditinggalkan. Semuanya bisa dilatih dan dibiasakan. Hanya saja, bagi mereka yang belum terbiasa, diperlukan sedikit waktu untuk belajar.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan banyak janji keutamaan bagi orang yang memiliki sikap mengalah. Dalam sebuah hadisnya, dari sahabat Jabir bin Abdillah radhiallahu 'anhuma, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda “Semoga Allah merahmati orang yang 'lugu' ketika menjual, ketika membeli, dan ketika menuntut hak.” (HR. Bukhari)

Dalam riwayat yang lain, dari sahabat Abu Umamah radhiallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda “Saya memberi jaminan, agar mendapatkan rumah di sekitar surga, bagi setiap orang yang meninggalkan perdebatan, meskipun dia berada di pihak yang benar.” (HR. Abu Daud dan Baihaqi; dinilai sahih oleh Al-Albani)

Tidak ada pilihan lain, selain mencoba untuk menjadi orang "lugu" dalam setiap konflik. Jangan dibayangkan hukumannya hanya hukuman fisik. Jika Anda peduli nasib Anda di akhirat, jadikanlah perasaan Anda tidak terlalu diletihkan dengan berbagai tekanan batin akibat konflik estafet di akhirat. Allahu Al-Musta'an “

Tidak ada komentar: