Menarik membaca tulisan “Melatih Mereka Sabar” oleh Fauzil
Adhim penulis kolom parenting di majalah Hidayatullah edisi 08 XXV desember
2012.
Berikut kutipan tulisan beliau :
“ Jika murid dididik, dilatih, dan digembleng untuk siap menghadapi kesulitan, maka ia akan sampai pada keadaan dimana ia merasa ringan terhadap apa-apa yang dirasa sangat berat bagi kebanyak`n orang. Jadi, yang harus dilakukan oleh guru agar murid merasa ringan menghadapi tugas bukanlah dengan meringankan tugas, melainkan menyiapkan diri mereka menghadapi kesulitan, bersabar menjalani dan memberi dukungan untuk terus berusaha.”
“ Jika murid dididik, dilatih, dan digembleng untuk siap menghadapi kesulitan, maka ia akan sampai pada keadaan dimana ia merasa ringan terhadap apa-apa yang dirasa sangat berat bagi kebanyak`n orang. Jadi, yang harus dilakukan oleh guru agar murid merasa ringan menghadapi tugas bukanlah dengan meringankan tugas, melainkan menyiapkan diri mereka menghadapi kesulitan, bersabar menjalani dan memberi dukungan untuk terus berusaha.”
Pada paragraf lain ditulis :
“…..bentuk kesabaran lainnya adalah menahan diri dari keinginan menguasai pelajaran dengan cepat dan beralih ke materi lain sebelum matang. Termasuk dlm hal ini, guru harus menanamkan pd diri murid untuk mengutamakan membaca secara tertib, mendalam, dan tekun (deep reading). Bukan membaca secara cepat (speed reading) karena ingin menguasai pelajaran secara kilat. Jika anda ingin melahirkan seorang murid yg memiliki penguasaan ilmu secara matang, maka membaca secara mendalam dan tertib merupakan pintu yg harus mereka lalui.
Membaca cepat (speed reading) tidak banyak memberi manfaat, kecuali sekedar menumpuk materi pengetahuan……Mari kita ingat firman Allah Subhanahu wa Ta’ala “Dan bacalah al Qur’an itu dengan perlahan-lahan” (Al-Muzammil 73:4). Perintah ini terasa lebih kuat lagi tatkala mengingat firman Allah Subhanahu wa Ta’ala “Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) al Qur’an karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya” (Al-Qiyaamah75:16)…”
“…..bentuk kesabaran lainnya adalah menahan diri dari keinginan menguasai pelajaran dengan cepat dan beralih ke materi lain sebelum matang. Termasuk dlm hal ini, guru harus menanamkan pd diri murid untuk mengutamakan membaca secara tertib, mendalam, dan tekun (deep reading). Bukan membaca secara cepat (speed reading) karena ingin menguasai pelajaran secara kilat. Jika anda ingin melahirkan seorang murid yg memiliki penguasaan ilmu secara matang, maka membaca secara mendalam dan tertib merupakan pintu yg harus mereka lalui.
Membaca cepat (speed reading) tidak banyak memberi manfaat, kecuali sekedar menumpuk materi pengetahuan……Mari kita ingat firman Allah Subhanahu wa Ta’ala “Dan bacalah al Qur’an itu dengan perlahan-lahan” (Al-Muzammil 73:4). Perintah ini terasa lebih kuat lagi tatkala mengingat firman Allah Subhanahu wa Ta’ala “Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) al Qur’an karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya” (Al-Qiyaamah75:16)…”
Merasa tergelitik oleh tulisan di atas, kucari referensi
tentang speed reading. Salah satunya kutemukan ebook gratis yg cukup lengkap membahas
ttg hal tersebut di www.membacacepat.com/ebook/
, yang ditulis oleh Muhammad Noer seorang praktisi industri di sebuah
perusahaan multinasional.
Pada ebook yang diberi judul “Speed Reading for Beginners” itu
diberikan teknik-teknik membaca cepat antara lain dengan memanfaatkan kata
kunci utama dan membangun sebuah pengertian sendiri, membuat catatan Mind
Mapping satu lembar untuk setiap bab, dan membuat
garis lurus vertikal di buku atau bahan bacaan.
Selain itu diberikan juga teknik untuk memutuskan dengan cepat apakah sebuah buku cocok
untuk kita atau tidak, yaitu dengan membaca cepat dan sekilas judul buku, sub
judul, daftar isi, halaman belakang, kata pengantar dan secara cepat melihat
sekilas judul-judul bab dan
heading-nya.
Pada bagian lain juga ditulis :
“Membaca cepat akan mengajak Anda fokus pada persoalan dan melihat lebih jernih hubungan antar bab, antar paragraf, maupun antar pemikiran yang disampaikan dalam materi bacaan. Ibarat seorang pembalap, Anda semestinya tahu kapan harus mengerem ketika melewati tikungan dan kapan memacu kecepatan setinggi-tingginya di jalur lurus. Seorang pembaca cepat yang terlatih akan punya pola seperti itu di mana pada bagian tertentu bahan bacaan akan membaca sangat cepat, sedikit melambat pada bagian yang lebih khusus, dan mempercepat kembali pada bagian selanjutnya.
Pembaca cepat yang terlatih juga akan menggunakan pendekatan baca yang berbeda sesuai jenis materinya. Nantinya Anda akan belajar dan mengalami bahwa membaca cepat akan bisa membawa seseorang dalam kondisi trance di mana Anda membaca secepat kilat sekaligus sangat menikmati bacaan. Tidak hanya itu, Anda bahkan akan hanyut dalam bahan bacaan dimana seluruh isi tulisan terbaca dan terlihat dengan jelas. Hal ini tercapai ketika secara mental Anda berada dalam kondisi yang disebut oleh Paul R Scheele dalam bukunya Photoreading sebagai relaxed alertness yakni kondisi siaga yang rileks. Inilah kondisi yang disebut para ahli sebagai accelerative learning state – kondisi di mana seseorang mampu belajar dengan sangat cepat dan mudah.”
“Membaca cepat akan mengajak Anda fokus pada persoalan dan melihat lebih jernih hubungan antar bab, antar paragraf, maupun antar pemikiran yang disampaikan dalam materi bacaan. Ibarat seorang pembalap, Anda semestinya tahu kapan harus mengerem ketika melewati tikungan dan kapan memacu kecepatan setinggi-tingginya di jalur lurus. Seorang pembaca cepat yang terlatih akan punya pola seperti itu di mana pada bagian tertentu bahan bacaan akan membaca sangat cepat, sedikit melambat pada bagian yang lebih khusus, dan mempercepat kembali pada bagian selanjutnya.
Pembaca cepat yang terlatih juga akan menggunakan pendekatan baca yang berbeda sesuai jenis materinya. Nantinya Anda akan belajar dan mengalami bahwa membaca cepat akan bisa membawa seseorang dalam kondisi trance di mana Anda membaca secepat kilat sekaligus sangat menikmati bacaan. Tidak hanya itu, Anda bahkan akan hanyut dalam bahan bacaan dimana seluruh isi tulisan terbaca dan terlihat dengan jelas. Hal ini tercapai ketika secara mental Anda berada dalam kondisi yang disebut oleh Paul R Scheele dalam bukunya Photoreading sebagai relaxed alertness yakni kondisi siaga yang rileks. Inilah kondisi yang disebut para ahli sebagai accelerative learning state – kondisi di mana seseorang mampu belajar dengan sangat cepat dan mudah.”
Terlepas dari teknik membaca mana yang lebih baik untuk dipilih
sesuai kebutuhan kita, coba simak tulisan Kym Gordon Moore yang kuambil dari http://EzineArticles.com/?expert=Kym_Gordon_Moore. Di dalamnya ada kiasan menarik tentang speed reading yang diibaratkan seperti minum beberapa cangkir kopi secara non stop, dan deep reading yang diibaratkan seperti menikmati (dengan cara menghirup pelan-pelan) secangkir teh panas di taman bunga pada musim semi. Berikut tulisannya :
There is a concern about the decline in deep reading among parents, librarians, authors and corporate executives. There are some significant advantages to deep reading. Here are seven reasons that make deep reading so rewarding:
1. It promotes the ability to process what you are reading
2. It is more detail-oriented, instead of skimming snippets of information
3. It gives you an opportunity to savor and understand the words in the text
4. It leaves room for promoting imagination and creativity
5. It builds a relationship with the message behind the author's storyline.
6. It helps writers to develop their craft better and express themselves uniquely.
7. A deep reading environment is rather quiet and devoid of numerous distractions
Although we tend to be visual creatures, deep reading invokes analytical insight. Whatever process you choose, speed or deep reading, continue to read copiously. Reading is fundamental in practically every aspect of our lives, regardless of your profession, social status or creed.”
Jadi teringat pesan yang pernah disampaikan oleh seorang praktisi industri pengisi spot “Titik Nol” di radio Suara Surabaya : “there is no shortcut ” ..
tidak ada jalan
pintas, tidak ada yang instan dalam mencapai kesuksesan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar