November 06, 2018

Apple vs Google *

"Apple vs Google - Perseteruan Korporasi Besar yang Melahirkan Revolusi Teknologi Digital" adalah judul buku ciamik yang ditulis oleh Fred Vogelstein - seorang editor sekaligus kontributor bidang IT dan media di majalah Wired, yg juga pernah menjadi staf penulis di Fortune, The Wall Street Journal, dan US News & World Report. Artikelnya juga pernah dimuat di The New York Times Magazine, Los Angeles Times, dan Washington Post. 

Membaca buku itu serasa membaca tesis karena saking detil, akurat dan terstrukturnya, tapi seru untuk dibaca. Total halamannya 329, dan jumlah sumber / referensi yang dikumpulkan penulis sekitar 320-an! Beneran yang dibilang Fortune bahwa buku itu "penuh dengan detil/rincian cerita yang belum pernah dilaporkan sebelumnya". Kembali ke judul postingan di atas, sebenarnya bisa dikatakan juga Apple vs Samsung, kenapa? karena Apple bukan hanya "berperang" melawan Google dan komunitas Android, tapi secara de jure Apple juga melawan Samsung - salah satu produsen smartphone berbasis Android terbesar. Dan bukan hanya Samsung, tapi produsen smartphone berbasis Android lainnya seperti HTC dan Motorola juga digugat oleh Apple. Tapi pertarungan 'hak paten' dengan Samsung-lah yang paling sengit, yang akhirnya dimenangkan oleh Apple.

Awalnya.. Apple dan Google adalah mitra bisnis ketika iPhone diperkenalkan pada awal 2007, mereka juga rekan sejiwa dalam revolusi teknologi (baca: terciptanya smartphone). Bahkan triumvirat-nya Google yaitu Sergey Brin, Larry Page dan Eric Schmidt - menganggap Steve Jobs (sang pendiri dan pemilik Apple) - sebagai mentor mereka. Kala itu harmonisasi Apple dan Google ditunjukkan dalam sinergi yang indah, Apple membuat perangkat keras kelas wahid, dan Google membuat perangkat lunak kelas wahid. Mereka dulu juga memiliki musuh bersama yaitu Microsoft. 

Mengutip dari buku tersebut, smartphone disebut sebagai revolusi teknologi, karena smartphone telah secara fundamental mengubah cara kita memperoleh dan memproses informasi. Bayangkan buku, koran, telepon, radio, kamera, tape recorder, video, kompas, televisi, VCR & DVD, PC, ponsel, video game, termasuk iPod; semua fungsi benda-benda atau alat-alat itu itu mampu dijalankan hanya oleh sebuah smartphone. Smartphone juga mengubah secara radikal cara kita belajar dan belanja, cara dokter mengobati pasien, juga cara kita bepergian dan menjelajah. Apple mampu membuat iPhone yang fenomenal itu - smartphone yang begitu elegan dengan interface yang begitu mulus, bahkan layar kacanya terbuat dari kaca terkeras berkualitas yang dulu dikembangkan untuk membuat kokpit jet tempur tahun 1960-an - yang disebut Gorilla Glass - tapi pada akhirnya Departemen Pertahanan AS tidak menggunakan bahan tersebut. Sedangkan Google menyediakan platform yang memiliki banyak fitur mutakhir untuk dijalankan di smartphone bikinan Apple alias iPhone - seperti mesin pencari Google, Google Maps, dll. Sebenarnya Apple juga memiliki platform sendiri, tetapi masih kalah dengan platform yang dimiliki oleh Google. Selain fitur-fiturnya lebih canggih dan akurat, platform bikinan Google juga menawarkan lebih banyak pilihan ponsel - hal inilah yang akhirnya menimbulkan 'keretakan' antar keduanya. 

Pada akhir 2007, Google memperkenalkan Android yaitu sistem operasi ponsel berbasis open source dan platform yang menarik program2 keluaran developer perangkat lunak lainnya disamping Google itu sendiri. Selain memperkenalkan Android yang dimotori oleh Andy Rubin, Google juga memiliki rencana untuk mendominasi pasar ponsel dan perangkat mobil lainnya. Google juga tumbuh pesat dan menjadi perusahaan terkuat di web, sehingga mampu mengontrol bisnis iklan berbasis hasil pencarian dan mampu membeli Youtube pada tahun 2006. Hal itu membuat industri telekomunikasi merasa waswas, tak terkecuali pihak Apple. Berikutnya, kedua perusahaan tersebut saling berebut pasar platform, persisnya terjadi perang platform (meminjam istilah dari Silicon Valley) antar keduanya. Sampai akhirnya terjadi gugatan terhadap beberapa pembuat ponsel Android oleh pihak Apple, yang dianggap telah mencontek desain dan interface-nya iPhone. Ironisnya walau Apple telah banyak mengajukan gugatan hukum terhadap produsen ponsel Android, tetapi sejatinya Apple belum kunjung menuntut Google itu sendiri. Asumsinya karena Apple paham betapa sulitnya membuktikan 'pencurian' perangkat lunak seperti Android, yang Google berikan secara cuma-cuma untuk dimodifikasi operator seluler dan produsen ponsel sesuka hati mereka.

Menurut orang-orang yang terlibat dalam gugatan hukum yang diajukan Apple terhadap Samsung, gugatan itu hanyalah salah satu taktik untuk menyerang Android yang diciptakan Google. Ponsel dan tablet berbasis Android produksi Samsung juga dirasa semakin menggerogoti pangsa pasar iPhone dan iPad keluaran Apple. Dalam perang platform, besar kemungkinan sang pemenang akan mendominasi pasar secara mutlak, sedangkan pecundang tidak memperoleh apa-apa, dan bahkan mesti siap-siap 'hilang' eksistensinya. Sehingga dalam semua gugatannya, Apple benar2 all out, dan bahkan telah menciptakan firma penasehat hukum paten terbesar di dunia dalam proses gugatan tersebut.

Menarik membaca bagian sengketa paten dalam buku tersebut. Ternyata paten apa saja bisa digugat keabsahannya, kecuali sengketa paten terhadap molekul tertentu yang baru dan khas untuk obat. Dalam dunia IT, begitu banyak modifikasi yang bisa dilakukan terhadap suatu temuan hardware maupun software, yang sebelumnya juga tidak benar-benar orisinil alias juga sudah melalui modifikasi tertentu pula. Selain itu aturan paten untuk software lebih lentur daripada aturan paten untuk obat. Sebagai contoh Amazon yang memiliki paten "klik 1x untuk membeli sekarang". Paten tersebut pernah diperkarakan di pengadilan, karena dianggap pernah digunakan oleh perusahaan lain sebelum Amazon mematenkannya. Dan setelah Amazon memperbaiki klaim patennya, maka pihak berwenang terkait paten di AS (USPTO) mengesahkan ulang paten tersebut pada tahun 2010.

Di buku itu juga diulas tentang hak paten yg ternyata juga diperebutkan sejak dulu kala. Graham Bell dan Elisha Gray juga pernah berebut hak cipta sebagai penemu telepon sepanjang satu dekade. Bertahun-tahun Wright bersaudara juga mempertahankan paten mereka untuk penerbangan terkendali. Penemu laser Gordon Gould malah tidak memahami proses pendaftaran paten, hingga akhirnya keduluan didaftarkan oleh fisikawan lain - Charles Townes.

Kembali ke pertarungan Apple vs Google.. Singkat cerita era kejayaan Apple seakan ikut 'suram' saat Jobs meninggal karena kanker. Sosok Tim Cook - CEO Apple - sepertinya belum mampu mengalahkan kharisma dan kepiawaian Steve Jobs. Iklan produk Apple tidak lagi segemilang dulu, apalagi aplikasi peta Apple sebagai pengganti Google Maps di iPhone 5 juga sarat galat. Harga saham Apple bahkan merosot pada tahun 2013. Sebaliknya saham Google mencapai nilai tertinggi dalam sejarahnya.

Dann.. Kira-kira apa yang akan terjadi kemudian ya.... semua kemungkinan bisa saja terjadi, who knows.. Allahu a'lam.


note
gambar tokoh2 Google dan Apple di sini diambil dari sumber-sumber di internet.

Tidak ada komentar: