Seperti layaknya renovasi rumah, pasti kondisinya jadi kotor, berdebu dan sumpek. Apalagi jika penghuninya terpaksa tetap tinggal di dalamnya.
Kondisi itu yang kualami saat rumahku direnovasi beberapa minggu terakhir, mulai dari renov atap, plafon dan ngecat tembok yg sudah kusam. Waduh rasanya jadi kurang nyaman, tapi untunglah ada Bude Sit yang bantu nungguin rumah, menyiapkan makan siang untuk Pak No dan Wahyu , dan mbantuin khadimat kami bersih-bersih rumah selagi aku dan suami ngantor.
Nah koq ya kebetulan saat ini di tempatku ngantor juga sedang di'renovasi', semuanya sedang berbenah. Pembenahan bukan hanya pada penataan ruangan dan perbaikan bangunan, tapi juga pembenahan pada segi non fisik.
Pembenahan non fisik - terutama pada masalah tata kelola di semua bidang - inilah yang memerlukan perhatian, pemikiran, energi, bahkan biaya yang lebih banyak. Bersyukur pihak Yayasan sangat membantu dan mendukung pembenahan tersebut.
Banyak pe-er yang masih harus diselesaikan, termasuk pe-er untuk memperbaiki beberapa temuan Tim Wasdalbin (pengaWASan, pengenDALian dan pemBINaan) Kopertis Wilayah VII yang datang memeriksa bulan Juli lalu. Temuan itu sebuah kenyataan yang harus diterima walau terasa seperti menelan 'pil pahit', semoga pil itu bisa berfungsi sebagai 'obat' yang insya Allah dapat 'menyembuhkan'.
Begitulah, saat ini aku merasa seperti sedang merenovasi dua rumah, rumahku sendiri dan rumahku yang lain, alias tempat ngantorku. Keduanya sama-sama terasa sumpek dan kurang nyaman saat direnovasi, tapi akan terasa lebih bersih dan lebih nyaman untuk ditempati setelah renovasi selesai. Semoga .....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar