Padahal sejauh yang kupelajari dan kupahami, isi shalawat nariyah sangat mengkultuskan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Berikut arti shalawat tersebut “Ya Allah, limpahkanlah pujian yang sempurna dan juga keselamatan sepenuhnya, Kepada pemimpin kami Muhammad, Yang dengan sebab beliau ikatan-ikatan (di dalam hati) menjadi terurai, Berkat beliau berbagai kesulitan menjadi lenyap, Berbagai kebutuhan menjadi terpenuhi, Dan dengan sebab pertolongan beliau pula segala harapan tercapai, Begitu pula akhir hidup yang baik didapatkan, Berbagai gundah gulana akan dimintakan pertolongan dan jalan keluar dengan perantara wajahnya yang mulia, Semoga keselamatan juga tercurah kepada keluarganya, dan semua sahabatnya sebanyak orang yang Engkau ketahui jumlahnya.” (sumber http://muslim.or.id/aqidah/shalawat-nariyah.html)
Bagaimana mungkin shalawat tersebut merupakan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ? Sedangkan jelas-jelas disebutkan dalam sebuah ayat Al Qur'an bahwa “Katakanlah: Aku tidak berkuasa atas manfaat dan madharat bagi diriku sendiri kecuali sebatas apa yang dikehendaki Allah. Seandainya aku memang mengetahui perkara ghaib maka aku akan memperbanyak kebaikan dan tidak ada keburukan yang akan menimpaku. Sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan dan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-A’raaf).
Selain itu juga ada sebuah hadits yang meriwayatkan bahwa pada suatu saat ada seseorang yang datang menemui beliau dan mengatakan : “Atas kehendak Allah dan kehendakmu wahai Rasul”, maka beliau menghardiknya dengan mengatakan, “Apakah kamu ingin menjadikan aku sebagai sekutu bagi Allah? Katakan: Atas kehendak Allah semata.” (HR. Nasa’i dengan sanad hasan).
Semoga kita selalu diberi petunjuk oleh Allah Ta'ala sehinga kita selalu merasa cukup untuk beribadah sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, termasuk merasa cukup untuk bershalawat seperti shalawat yang selalu kita baca dalam shalat-shalat kita ..aamiiin.. Wallahu a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar