Juli 15, 2019

The BTS (Bromo Tengger Semeru) National Park

Jumat malam kemarin akhirnya kesampaian midnight tour ke Bromo dg formasi lengkap sekeluarga (sebelumnya sempat tertunda beberapa kali, menunggu suami pulih habis operasi kecil CTS di kedua tangannya, alhamdulillah sudah membaik kondisinya, dan nunggu si sulung 'turun gunung'). Tour kali ini kami make jasa, agar semuanya nyaman dan bisa lebih explore di sana. Dan untuk kedua kalinya jasa tour http://pujonrafting.com/ menjadi pilihan kami, yg pertama pas rafting akhir tahun lalu (http://uce-indahyanti.blogspot.com/2018/12/my-weekend-parenting-rafting.html).

Tengah malam dijemput P. Seno, dengan lihainya beliau melewati kelokan, tanjakan, dan tikungan tajam daerah Nongkojajar dalam kondisi gelap. Nyampe di jeep checkpoint (pelataran Bromo) langsung disambut dingin yg menusuk bikin menggigil. Berganti jeep-nya P. Dimas, kami dibawa ke Penanjakan.. Ini lebih seru dan menantang lagi medannya.. Nyampe sana, tantangan lain menanti, menunggu sunrise di warung dekat view point hampir bikin kami menyerah. Entahlah suhu saat itu sekitar berapa derajat, yg pasti dingin banget dan menusuk. Atribut sudah lengkap (jaket, sarung tangan, penutup muka, leher & kepala), plus mencoba menghangatkan diri di dekat tungku-tungku arang yg disiapkan dalam warung-warung disana, tapi rasanya tetap tak berdaya menahan hawa dingin yg menusuk. Belum lagi kondisi2 'sulit' yg kami temui di sekitar view point itu.

Tapi semuanya terbayar, saat sunrise tibaaa... MasyaaAllah, sungguh pemandangan yg luar biasa, deretan pegunungan BTS (bromo tengger semeru) dengan hamparan awan di atasnya dan lautan pasir serta lembah indah dibawahnya, ditambah erupsi di puncak Semeru dan Bromo yg hampir barengan saat itu..sulit dilukiskan. Maha Besar Engkau Ya Robb.. Foto yg kupasang itu gak bisa mewakili keindahan aslinya. Si sulung juga sempet diminta jadi fotografer dadakan oleh turis2 cakep - saudara kita dari Palestina (hmm..mungkin mereka ingin melupakan sejenak konflik di negaranya ya).

Oya baru nyadar, saking dinginnya, snack yg kami bawa jadi menggembung bungkusnya, dan botol minumpun duiingin berembun, seperti sudah tersimpan lama di kulkas. Belum lagi kami mesti ngantrii panjang jika ingin ke toilet, karena hanya ada 4 kamar kecil, sedangkan di situ tumplek blek pengunjung meluber, dari berbagai negara pula. Dan hampir bisa dipastikan bisa lebih dari sekali ke toilet karena saking dinginnya (sstt siap-siap bawa uang receh agak banyak, sekali ke toilet bayar 4k - makanan & minuman juga cukup mahal, jadi lebih baik nanya dulu sebelum memesan ya hehe..). Untuk bisa sholat subuh dengan jenak pun juga cukup sulit, tempat sholat hanya berupa petak kecil. Beberapa ada yg sholat dengan posisi seadanya (sambil duduk di warung).. Semoga ke depan jumlah toiletnya bisa ditambah dan dibangun musholla yg lebih layak.. sehingga makin afdol tadabbur alam di situ .. aamiiin.


Habis menikmati sunrise, kami kembali ke area parkir Penanjakan, suasana jadi riuh dan agak macet, semua jeep ngantri untuk turun ke kaldera atau lautan pasir. Di kalderapun suhu masih menusuk, padahal matahari sudah terang benderang, sampai keluar asap jika kami berbicara. Sambil menunggu kakak dan adik naik ke kawah, aku dan suami gantian jepret2 dg latar belakang pegunungan Tengger, gunung Batok & Bromo, kaldera, deretan jeep, dan orang2 yg berkuda, sambil jingkat2 ngindari kotoran kuda hehe... Jepret2 juga di dpn jeep nya pak Dimas, mejeng pencitraan - gak ikut nyetir gak ikut punya mobil hehe.. Turun dari kawah, adik keliatan paling happy, keinginannya motret langsung kawah Bromo akhirnya kesampaian. Sementara si sulung keliatan agak lesu (baru bbrp hari dia pulang ndaki puncak Semeru dg teman2nya), tapi unt ngawal adiknya ke kawah, akhirnya 'ndaki' lgi.. makasih kakak. 

Jam 10-an hawa di lautan pasir mulai terasa hangat, walau angin dingin sesekali masih menerpa. Berikutnya jeep membawa kami menyusuri taman nasional yg elok itu, hamparan kaldera yang sangat luas dan padang savana yg dikelilingi tebing perbukitan dan pegunungan, bikin tambah takjub. Terlihat beberapa kali terjadi pusaran angin membawa pasir ke atas, seperti tornado kecil.

Di beberapa lokasi terdapat bekas aliran sungai kecil, infonya itu luapan air saat musim hujan yang mengalir sampai ke mata air Umbulan. Hmm.. mesti lihai berkendara di medan berpasir & berdebu yg menantang itu. Belum lagi saat perjalanan dari dan ke pelataran Bromo, turun dan naik melewati jalan yang menanjak & menurun, berliku & berkelok dengan tajam, belum lagi kalo kondisi macet saat menanjak, tapi mungkin karena sudah terbiasa, para pengendara jeep bromo dengan santainya malah saling guyon menyapa. Jadi ingat pengalaman teman baikku, yg mengendarai sendiri trooper-nya bersama keluarganya sampai ke lautan pasir Bromo.. salute.

Alhamdulillah nyampe ke jeep checkpoint dengan selamat, walau sempet deg-deg an ada sedikit insiden senggolan dengan bus pariwisata. Dari sana berganti kendaraan yg dikendarai P. Seno kembali ke rumah.. alhamdulillah .. terimakasih pujonrafting :) 

Tidak ada komentar: