Juni 03, 2020

New Normal atau New Norm ?

Ini dia istilah baru yang banyak disebut belakangan ini. Ya.. new normal - perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19. Intinya kita mesti belajar berdamai dengan si covid yang diprediksi tidak bisa 'menghilang seutuhnya' dari bumi ini 😟

Sejak beberapa bulan lalu hampir semua lapisan masyarakat sudah digiring ke arah digitalisasi, semuanya jadi serba daring : kerja, belajar, seminar, belanja, fotografi, bahkan 'tadabbur alam' atau wisata pun bisa dikemas virtual. Elearning yang duluu terasa 'susah' diterapkan, kini ikut mem-booming (http://uce-indahyanti.blogspot.com/2020/03/elearning-booming-indeed.html).

Hikmahnya semua kalangan baik yang muda juga yang tua jadi lebih ter-edukasi, terutama untuk masalah kesehatan dan teknologi informasi. Banyak keluarga kini bisa ngumpul nge-runtel dengan formasi lengkap di rumah berbulan-bulan. Banyak hikmah dan pelajaran mahal dari situ, kamipun jadi banyak ber-muhasabah : "Rumahku menjadi Sekolahku". 


Perilaku konsumen atau masyarakat juga bergeser ke arah "The 4 Mega Shifts" - lihat gambar di atas dan di bawah ini yang dikutip dari https://www.yuswohady.com/2020/04/23/perilaku-konsumen-di-new-normal/.
Ada beberapa yang menarik perhatian dalam gambar di bawah ini, yaitu "Jamu is the new espresso", "Halal (thoyyiban) becomes mainstream", dan "From drone parenting to positive parenting". Nilai-nilai kearifan lokal dan Islami jadi tambah bergema.. alhamdulillah.


Menyikapi yang parenting nih.. yg katanya pola asuh mulai bergeser dari drone parenting ke arah positive parenting. Drone parenting yang awalnya banyak diterapkan oleh para orang tua millennial zaman sekarang. Berbeda dengan helicopter parenting yang cenderung mengontrol anak dari jarak dekat, drone parenting lebih memberi kebebasan pada sang anak - dengan drone parenting, orang tua tidak mengekang anak, namun memberikan mereka ruang untuk mengeksplor hal-hal baru.

Sedangkan positive parenting adalah pengasuhan anak yang menekankan pada sikap positif dan menerapkan disiplin dengan kasih sayang. “Prinsip dasar metode ini adalah bagaimana kita menghargai anak di dalam pengasuhan. Intinya, membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab,” jelas psikolog anak Devi Raissa, sekaligus founder Rabbit Hole. “Mungkin awalnya kita ragu apakah konsep ini efektif untuk mendisiplinkan anak, tapi itu lebih karena kita selama ini terbiasa dengan konsep memberi hukuman agar anak menuruti orangtua,” (dikutip dari https://mommiesdaily.com/2016/03/08/apa-itu-positive-parenting/)

IMHO, kedua pola asuh itu dapat diterapkan berjalan beriringan di masa pandemic ini, tidak 'benar-benar' bergeser sih. Bagaimana menurut anda ? Bagi kami ummat Islam, juga perlu untuk selalu mengkaji parenting Islami atau parenting nabawiyah, yang insyaaAllah barokah jika diterapkan. Dan sebagai pengingat serta nasehat untuk diri sendiri juga, berikut beberapa postingan sebelumnya tentang parenting, semoga bermanfaat..
Dan ini salah satu artikel dari sang pakar parenting nabawiyah Ustadz Budi Ashari, LC - semoga Allah memberkahi beliau dan keluarganya, simak ya https://thisisgender.com/budi-ashari-lc-menghidupkan-kembali-parenting-nabawiyah/

update 9 Juni 2020

Megashift atau pergeseran besar-besaran lainnya bisa dilihat dalam gambar di bawah ini. Salah satunya adalah FWH (flexible working hour) dari 9 to 5 bergeser ke 3 to 2, yang merupakan dampak dari WFH (work from home). Bahkan buat ibu rumah tangga yang juga berkarier 'jam kerja' nya bisa lebih dari itu 😅 tetap semangat ibuibuk.. barokallahu fiikum. 

Gambar dikutip dari pemaparan Bapak Slamet Suparmaji - Vice President of Enterprise Business PT. Smartfren Telecom Tbk. Regional non Jabotabek,,dalam webinar ilmu komputer yang diselenggarakan oleh Unimed. Materi selengkapnya bisa disimak di sini https://www.youtube.com/watch?v=KOXpBDT35Uo.


Oya dalam webinar ilmu komputer di atas, juga ada pemaparan menarik dan terkini dari Ketua Umum APTIKOM - Prof. Zainal A. Hasibuan PhD, salah satunya tentang transformasi e-learning menuju s-learning (seamless learning). Seamless Learning (mobile seamless learning) adalah model pembelajaran yang memuat konsep kontinuitas dan kesinambungan dalam proses pembelajaran yang terjadi tanpa batas waktu dan ruang, intinya belajar sepanjang hayat tanpa kenal ruang dan waktu 💪

Serba pertama :

Tahun 2020 ini, semuanya jadi serba yang 'pertama' - pertama kalinya ada kebijakan WFH & SFH, pertama kalinya banyak diselenggarakan webinar gratis dari banyak lembaga dan dari banyak bidang keilmuan, jadwalnya pun beruntun dan gak jarang malah bersamaan, sampai kewalahan dan keblinger diri ini, mungkin seperti webinar fatigue gitu ya? Tak ketinggalan, UMSIDA juga menyelenggarakan kajian online menyikapi situasi pandemic ini dari berbagai perspektif keilmuan,barokallahu fiikum. Simak selengkapnya di kanal youtube UMSIDA 1912 https://www.youtube.com/channel/UC3pu1j24JR80wP_obwD1qew  




Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini pun untuk pertama kalinya hadir dalam suasana yang sangat tidak biasa, terasa agak 'garing', sunyi dari suasana tarawih di masjid atau musholla, sunyi dari suasana bukber, juga sepi dari tradisi mudik atau pulang kampung. Tetap bersyukur, semua itu tidak mengurangi maknanya. Sholat Idul Fitri-pun untuk pertama kalinya dalam sejarah, kami lakukan di rumah, berharap untuk kesehatan dan kebaikan semuanya. Halbi online, silah ukhuwah online, silaturahmi online, ya hampir semuanya ber-WEBaran. Taqobballahu minna wa minkum, semoga kita dipertemukan kembali dengan Ramadhan tahun depan dalam kondisi sehat dan dalam suasana seperti tahun-tahun sebelumnya.. aamiiin.

Tahun 2020 ini juga melahirkan angkatan corona, eh angkatan emas Indonesia, yang kata mbak Najwa Shihab ada 6 alasan mengapa lulusan tahun 2020 ini disebut angkatan emas, selengkapnya simak di sini ya https://www.youtube.com/watch?v=w3-bpJERFkM

Kembali ke istilah new normal - masih ada yang mempertanyakan tentang istilah dan atau konsep tersebut. Seperti yang dikutip dari sebuah artikel yang dimuat di https://www.merdeka.com/jateng/new-normal-masih-jadi-perdebatan-publik-rimbawan-ugm-sarankan-konsep-ini.html berikut ini :
"Namun Rimbawan UGM, Dr. Transtoto Handadhari masih meragukan konsep “new normal”. Ia menyarankan konsep bernama “new normyang menurutnya lebih relevan, permanen, dan amanMenurut Transtoto, konsep “new normal” nantinya akan lebih menguntungkan kapitalis dan mengabaikan kesehatan masyarakat luasTanggapan yang beredar dalam posisi virus yang masih belum terkendali ini adalah kebijakan tersebut lebih berpihak kepada kaum kapitalis. Kebijakan itu mengabaikan keselamatan dan kesehatan masyarakat luas,” terang Transtoto dikutip dari Kagama.co pada Jum’at (29/5). 
Untuk itulah Transtoto mengenalkan konsep yang bernama “new norm” atau norma baru. Menurutnya, konsep “new norm” lebih relevan, permanen, dan aman. Norma baru berkaitan dengan pola pikir serta tatanan kehidupan baru yang mengutamakan kesehatan, kebersihan, ramah lingkungan, dan hidup rendah karbonMenurut Transtoto, penerapan konsep “new norm” bisa membawa dampak yang baik pada lingkungan. Salah satu dampak itu adalah keterjagaan langit yang tetap berwarna biru. Selain itu, konsep tersebut akan membawa perubahan kebiasaan masyarakat ke arah yang lebih baik. Seperti banyak menanam, bercocok tanam organik di rumah-rumah, melestarikan hutan dan biodiversitas, serta hidup sosial yang hemat, saling membantu, dan gotong royong,” ujar Direktur Utama Perum Perhutani periode 2005-2008 itu.
Di sisi lain, Transtoto mengatakan bahwa baik konsep normal baru atau norma baru tak perlu dipertentangkan. Dia menilai kedua konsep tersebut sebenarnya saling mengisi. Tentunya dengan menyesuaikan waktu dan kebutuhan. Kesabaran adalah yang perlu dipertimbangkan untuk saat ini,”jelas Transtoto, Jum’at (29/5)".

Jadi .. selamat datang di era baru, era new normal atau new norm ? Apapun itu semoga kita selalu sehat dan menjadi insan yang "paling beruntung" di masa pandemic ini .. aamiiin Allahumma aamiiin.





Tidak ada komentar: