Rabu minggu lalu, kebetulan melewati sekelompok mahasiswa
dan seorang rekan dosen yang sedang santai berdiskusi sambil mencoba
mempraktekkan bahasa Inggris. Akhirnya aku ikutan nimbrung ‘belajar ngomong’
bersama mereka.
Senang melihat mereka antusias dan
berupaya bisa ‘lepas’ untuk ngobrol. "no
structure..no grammar.. using blended language - Bahasa and English ...boleh! yang
penting coba berani ngomong bahasa Inggris dulu. kami juga sama seperti
kalian, masih perlu banyak belajar” begitu motivasi kami pada mereka.
Jadi berandai-andai...tentu menyenangkan ya, seandainya bisa mahir alias lancar berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Selama ini aku merasa masih pada level pemula, masih perlu terus dan banyak belajar, tapi koq ya kurang komit belajarnya. Padahal sadar betul banyak manfaat yang bisa diperoleh jika menguasai bahasa Inggris, dalam hal reading, writing, listening maupun speaking.
Selama ini belajarnya masih sebatas kalau pas kondisi 'memaksa' saja, pas ada seleksi program eLearning, pas ada workshop eLearning yang pematerinya pake bahasa Inggris, pas ada kesempatan berbagi materi eLearning dengan guru2 vokasi dari Laos (http://uce-indahyanti.blogspot.com/2008/03/sabai-dee.html), pas ada tes Toefl & Toep sebagai syarat lulus kuliah & seleksi serdos, pas ada publikasi hasil penelitian pada sebuah konferensi Int'l dan nulis di Jurnal Int'l (http://uce-indahyanti.blogspot.com/2014_09_01_archive.html), dan pas ada 'paksaan2' lainnya he he..
Selama ini belajarnya masih sebatas kalau pas kondisi 'memaksa' saja, pas ada seleksi program eLearning, pas ada workshop eLearning yang pematerinya pake bahasa Inggris, pas ada kesempatan berbagi materi eLearning dengan guru2 vokasi dari Laos (http://uce-indahyanti.blogspot.com/2008/03/sabai-dee.html), pas ada tes Toefl & Toep sebagai syarat lulus kuliah & seleksi serdos, pas ada publikasi hasil penelitian pada sebuah konferensi Int'l dan nulis di Jurnal Int'l (http://uce-indahyanti.blogspot.com/2014_09_01_archive.html), dan pas ada 'paksaan2' lainnya he he..
Sebenarnya beberapa tahun lalu kami juga pernah mencoba mengajak mahasiswa dalam beberapa kegiatan bertema bahasa Inggris diluar kurikulum, salah satunya adalah "English Day" yang dilaksanakan di luar kampus. Saat itu kondisinya memang cukup mendukung, beberapa rekan dosen cukup aktif terlibat sekaligus menjadi sparring partner dalam belajar bahasa Inggris. Tapi belakangan harus diakui kami kurang komit untuk mengadakan acara-acara yang demikian lagi.
Beberapa bulan lalu sempat ada rencana bikin pelatihan bahasa Inggris untuk semua dosen dan karyawan, tapi kami belum berhasil merealisirnya. Sehingga senang sekali sekarang ada rekan dosen dan mahasiswa yang punya inisiatif 'menghidupkannya' lagi ...semoga terus berlanjut dan bisa menjadi pemicu kegiatan sejenis berikutnya.
Beberapa bulan lalu sempat ada rencana bikin pelatihan bahasa Inggris untuk semua dosen dan karyawan, tapi kami belum berhasil merealisirnya. Sehingga senang sekali sekarang ada rekan dosen dan mahasiswa yang punya inisiatif 'menghidupkannya' lagi ...semoga terus berlanjut dan bisa menjadi pemicu kegiatan sejenis berikutnya.
Disini kubagi juga sebuah tulisan bagus yang dimuat di muslim.or.id tentang manfaat belajar bahasa Inggris. Tulisan tersebut berjudul “Islam di
Inggris”. Dalam salah satu paragraf di
situ diceritakan bagaimana para ulama tersohor dari Timur Tengah sangat
bersemangat belajar bahasa Inggris semata agar bisa berdakwah dan mengajarkan
ayat-ayat Al Quran dengan bahasa Inggris.
Bahkan Syaikh Ibnu Al ‘Utsaimin sampai berangan-angan seperti ini : “aku
sendiri berangan-angan, andai saja aku bisa menguasai bahasa Inggris. Sungguh
aku melihat terdapat manfaat yang amat besar bagi dakwah bila saja aku
menguasai bahasa Inggris”.
Atau mungkin kita punya kesempatan suatu saat bisa menjadi agen muslim yang baik, seperti pengalaman penulis HanumRais dan teman-teman muslimahnya saat harus tinggal di Eropa, yang dituangkan dalam bukunya "99 Cahaya di langit Eropa".
Atau mungkin kita punya kesempatan suatu saat bisa menjadi agen muslim yang baik, seperti pengalaman penulis HanumRais dan teman-teman muslimahnya saat harus tinggal di Eropa, yang dituangkan dalam bukunya "99 Cahaya di langit Eropa".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar