Mei 27, 2015

Resensi Buku Golden Manners

(1) Ingin tahu siapa pencuri yang paling buruk? 

"Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkata : "Manusia yang paling buruk dalam mencuri adalah yang mencuri sholatnya, yaitu dia tidak menyempurnakan rukuknya, tidak juga sujudnya, tidak pula khusyuknya" (shahih Al-Jami')". 
"Mengapa disebut pencuri paling buruk? Karena dia telah berani dan lancang mencuri di hadapan Allah. Mencuri hak-hak ibadah, padahal Allah ada di hadapannya. Betapa lancangnya dia?"

(2) Jangan berprinsip seperti lilin ...

"Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkata : "Perumpaan seorang alim yang mengajari manusia kebaikan namun dia melupakan dirinya sendiri adalah seperti lilin yang menerangi manusia tetapi dia membakar dirinya sendiri" (shahih Al Jami' 5831)"

Dua poin di atas dikutip dan disarikan dari bukunya Brilly El Rasheed yang berjudul "Golden Manners - Perilaku-perilaku Emas Demi Menggapai Kenikmatan Abadi". Sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tersebut di atas mengingatkan kita untuk selalu berusaha tuma'ninah dan khusyuk dalam setiap sholat kita. Dan bahwa berprinsip seperti lilin (untuk konteks di atas) ternyata salah. Ya... mestinya kita jangan 'mengorbankan tabungan pahala' kita karena hanya sibuk mengingatkan orang lain untuk beramal a b atau c, tapi kita justru mengabaikannya.

Hmmm... masih banyak lagi uraian 'perilaku emas' yang terasa 'membumi' disertai dalil-dalil yang dipaparkan di dalam buku bagus tersebut. Seperti yang ditulis pada cover belakangnya : "Tidak hanya berkutat pada dalil, sebagaimana sebagian buku-buku yang mengupas masalah akhlak ataupun tazkiyatun nafs. Buku ini menghadirkan interpretasi aktual, hingga memudahkan pembaca mendapatkan kesimpulan yang tepat dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari".

Indeed ... buku tersebut memang cukup ringan dibaca sekaligus dipahami. Tata bahasa setiap bab nya disusun sedemikian rupa, terasa mengalir, pada beberapa bagian terkadang diselingi paparan seperti puisi - beberapa kalimat yang berurutan dalam sebuah paragrafnya diakhiri huruf vokal yang sama. Dan yang paling penting adalah contoh-contoh akhlak atau perilaku emas yang disodorkan cukup 'membumi' dilengkapi dalil-dalil dari Al Qur'an dan tafsirnya, As-Sunnah dan syarahnya, serta kisah-kisah generasi emas Islam; semua itu membuat buku ini semakin 'it worth'! .

Berikut beberapa poin yang bisa dirangkum dari buku tersebut :
  • Kita, mestinya optimal dalam beribadah pada Allah. Tapi yang terjadi banyak diantara kita hanya memenuhi amal-amal standar. Tidak ada greget untuk menjadi hamba Allah yang paling shalih. Padahal kita bisa berobsesi dan bersungguh-sungguh untuk meraih surga Firdaus - surga Allah yang tertinggi. Ya... dengan cara mengoptimalkan ibadah kita pada Allah, tentunya ibadah yang kita lakukan harus sesuai dengan Al Qur'an dan sunnah rasul-Nya.
  • Apa bedanya rasa takut yang dialami oleh orang-orang zhalim dan orang beriman yang beramal shalih? Jika orang zhalim takut karena sudah jelas bagi mereka siksaan atas perbuatan kejam dan keji mereka, sehingga mereka putus asa dari rahmat Allah (ketakutan yang dirasakan saat hari kebangkitan - dimana sudah tidak berguna lagi amalan dan taubat). Sebaliknya, ketakutan yang dirasakan orang beriman dan beramal shalih adalah takut kalau amal-amal baik mereka tidak diterima Allah atau terhapus, yang dengan ketakutan tersebut membuat mereka semakin teguh dan tekun meningkatkan kestabilan penambahan amal-amal baiknya. 
  • Menjadi penghuni surga berarti memperoleh karunia yang besar. Karena seluruh amalan baik kita tidak bisa 'membeli' surga. Perlu kita ingat, sebenarnya kita cuma bermodal kemauan kuat dan kesungguhan untuk menjalani kehidupan berdasarkan perintah Allah Ta'ala saja. Karena modal nikmat hidup dan hidayah semuanya dari Allah. Jadi yang kita kejar dan kita andalkan adalah rahmat Allah untuk bisa menghuni dan menikmati surga. 
  • Bahwa setiap orang akan dimudahkan melakukan apa yang sudah ditakdirkan Allah baginya. Dengan logika terbalik, bahwa setiap orang akan disulitkan untuk melakukan apa yang tidak ditakdirkan Allah baginya. Seperti firman Allah yang artinya : "Siapa yang mengikuti petunjuk berarti dia sedang menunjuki dirinya sendiri, dan barangsiapa mengikuti jalan kesesatan berarti dia menyesatkan dirinya sendiri". Jadi ketika kita merasa mudah sekali bermaksiat, kita harus cepat-cepat takut, jangan-jangan kita akan mengakhiri hidup dengan bermaksiat. Segera bertaubat dan kembali ke jalan petunjuk.
  • Andaikata kita sulit untuk menjalani jalan petunjuk, bergabunglah bersama orang-orang baik, masuklah ke dalam lingkungan dan sistem yang baik, serta ikutlah program-program kegiatan yang baik, sehingga hari-hari kita padat dengan hal-hal yang baik secara teratur. Tidak ada lagi waktu untuk melakukan hal-hal yang buruk. Itu merupakan bentuk penjagaan terhadap stabilitas dan kontinuitas ketaqwaan, itu bukanlah termasuk perbuatan tidak ikhlas - karena merasa bersemangat beribadah jika bersama-sama orang shalih - tapi semata-mata cara menggairahkan motivasi.
  • Milikilah kepekaan. Latihlah terus agar qalbu kita peka. Sedikitlah tertawa dan banyak menangis mengingat Allah. Kepekaan berawal dari pengetahuan yang mendalam tentang nilai-nilai Islam dipadu dengan qalbu yang bisa merasakan seperti apa perasaan orang lain. Orang yang tidak peka qalbunya, membaca Al Qur'an dan As Sunnah akan seperti angin lalu, tidak ada firman atau sabda yang membekas, tidak pula bersemangat untuk membumikannya. Orang yang tidak peka qalbunya tidak akan merespon serius adanya bentuk-bentuk penghancuran terhadap Islam yang dilakukan oleh Syiah, liberalis, dan aliran sesat lainnya.
  • Jagalah kehormatan saudara seiman, bukan bermaksud membela kesalahannya. Dalam firman-Nya (An-Nur :19), Allah melarang menyebarkan berita kekejian yang mungkin dilakukan seorang muslim karena kekhilafannya, demi menjaga kemuliaan seluruh umat Islam. Kecuali dalam rangka penegakan hukum, dan jangan sampai terdengar oleh nonmuslim. Tetapi terkadang kehormatan itu boleh dijatuhkan dalam beberapa kondisi, seperti sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berikut ini : "Orang yang berhutang sudah mendapatkan harta untuk melunasi tapi tidak juga melunasinya, maka kehormatannya boleh dijatuhkan".Yang diperbolehkan hanya sebatas menyebut dosa di hadapannya, agar dia malu dan segera bertaubat. Jika sudah bertaubat, harus segera dipulihkan kehormatannya.
  • Berhati-hatilah terhadap qalbu yang lemah, qalbu yang geram jika tidak diperlakukan istimewa, qalbu yang geram jika tidak memperoleh penghormatan dari manusia. Hati-hati mungkin ini juga terjadi pada kita, sebagian orang ada yang merasa dipandang sebagai orang shalih (namun sebenarnya tidak faqih), maka demi menjaga penilaian itu akhirnya mengalihkan fungsi ibadah semata untuk menjaga penilaian dan kehormatan di mata manusia. Kita juga bisa saksikan, atas nama hak asasi manusia dan toleransi, sebagian pemimpin atau pihak yang berwenang melegalkan praktek-praktek sesat kalangan minoritas termargin, seperti Ahmadiyah, JIL, pegiat kesyirikan, dan lainnya.Bahkan ada yang menggunakan kalangan minoritas tersebut untuk meraup penghargaan dari manusia, seperti dinobatkan sebagai agen perdamian, agen perubahan, atau gelar 'kehormatan' lainnya. Jadi, bebaskan diri kita dari jerat dan belenggu tipu daya penghormatan manusia, ikhlaskan semua yang kita lakukan semata untuk meraih ridho Allah Ta'ala.
  • Bersikaplah lembut, jaga aib, dan bersikap konstruktif (membina, memperbaiki) terhadap saudara-saudara kita yang insyaf dan ingin bertaubat. Seperti yang diwasiatkan oleh Rasulullah, "Mudahkan jangan mempersulit. Berikan kabar gembira dan jangan membuat orang lari menjauh dari Islam". (Shahih Al-Bukhari no 69)
  • Ingatlah selalu dua belas "tungku pelebur dosa"... sebagai hamba, kita pasti berkalang khilaf dan dosa, untuk itu bersiaplah dan bersungguh-sungguhlah "meleburkan dosa" untuk mendambakan surga. Dua belas tungku diibaratkan empat "tungku" di dunia yaitu taubat, istighfar, kebaikan dan musibah. Kemudian empat "tungku" di kubur yaitu pahala jariyah, shalat jenazah, pahala hadiah atau shadaqah yang diatasnamakan sang ahli kubur, dan fitnah atau petaka kubur. Serta empat "tungku" di akhirat yaitu kiamat, perjumpaan dengan Allah, syafaat dan ampunan.
Masih banyak sebenarnya poin lainnya yang ingin dibagi dari buku tersebut, sebagai nasehat untuk diri sendiri dan saudaraku seiman... semoga bermanfaat.


Mei 04, 2015

Efek Plasebo Sang Pemenang

Sore itu putra sulungku ngasih kabar bahwa sekolahnya (SMK Telkom Malang) bikin kebijakan baru sebagai bentuk apresiasi kepada siswanya yang hafal Al Qur'an. Apresiasi tersebut berupa pembebasan SPP 1 tahun pelajaran untuk siswanya yang hafal Al Qur'an 10 juz, bebas SPP 2 tahun untuk yang hafal 20 juz, dan bebas SPP 3 tahun untuk yang hafal 30 juz. Alhamdulillah... tentu kami senang dengan kebijakan tersebut, tapi di sisi lain si sulung jadi gundah karena dia merasa tidak akan bisa memperoleh beasiswa itu. Karena hafalan Qur'an-nya belum sebanyak itu :-(

Kusemangati dia untuk mencoba menerapkan 'efek plasebo' yang dibahas di dalam koleksi buku barunya yang berjudul "I am Gifted, So are You!" (saya berbakat, anda juga) tulisan Adam Khoo - sang motivator pendidikan yang terkenal itu. Ya.. efek plasebo - yang intinya seperti men-sugesti diri sendiri dengan sesuatu, sehingga timbul keyakinan pada diri sendiri bahwa "saya pasti bisa".

Efek plasebo awalnya dikenal di dunia medis, yang juga sering disebut the magic of believing atau the power of mind. Efek yang ditimbulkan oleh obat atau terapi 'pil gula' yang diberikan oleh dokter kepada pasiennya dengan mengatakan bahwa obat tersebut sangat mujarab. Padahal sebenarnya tidak ada kandungan khusus didalamnya, tetapi seakan-akan bisa membuat pasien merasa 'sembuh'. Kesembuhan yang dirasakan itu bisa jadi karena tumbuh keyakinan pada dirinya bahwa obat itu memang mujarab dan dapat membantu menyembuhkan sakitnya.

Sugesti diri atau efek plasebo juga bisa ditumbuhkan dalam diri seorang siswa untuk mencapai prestasi yang diinginkan. Prestasi-prestasi seperti sukses menghafal Al Qur'an sekian juz, sukses meraih nilai A untuk beberapa mata pelajaran penting, sukses meraih rangking 1 di kelas, sukses meraih beasiswa, sukses masuk sekolah ternama atau perguruan tinggi ternama, menang olimpiade tingkat nasional, dan seterusnya. Menjadi siswa penuh prestasi atau menjadi siswa"A" - istilah yang digunakan oleh Adam Khoo - bukanlah hal yang mustahil untuk dicapai. Tentu dengan menyusun langkah-langkah konkrit untuk mencapai prestasi itu dan serius melaksanakannya.

Langkah awal untuk menjadi sang pemenang (the winner) menurut Adam Khoo adalah dengan menumbuhkan keyakinan pada diri sendiri terlebih dahulu. Keyakinan bahwa "saya pasti bisa" meraih sukses - itu bisa menjadi sebuah kekuatan besar sekaligus modal yang sangat penting. Karena menurut Adam Khoo : "keyakinan kita tidak benar-benar nyata. hal tersebut merupakan pendapat dan generalisasi semata. namun, jika meyakininya, semua itu dapat menjadi kenyataan. sudah jelas keyakinan itu memiliki kekuatan besar yang dapat mempengaruhi anda secara fisik dan mengubah biokimia anda". 

Masih menurut Adam Khoo, setelah menumbuhkan keyakinan diri sekaligus menetapkan target atau cita-cita; langkah berikutnya adalah menyusun langkah-langkah spesifik dan konkrit untuk mencapainya. Kemudian mempunyai komitmen yang kuat untuk menaati dan menjalankan setiap langkah atau prosesnya. The Winner juga harus memikul tanggung jawab terhadap diri sendiri, tidak membuat-buat alasan atau menyalahkan orang lain jika dirinya gagal. "Memikul tanggung jawab terhadap diri sendiri adalah suatu kekuatan yang luar biasa. Mengapa ? Karena, jika anda yakin anda yang menyebabkan semua terjadi, anda memiliki kekuatan untuk mengubah dan memperbaiki hidup!. Anda memegang kendali" begitu kata Adam Khoo. Jadi bisa disimpulkan bahwa The Winner = selalu bertanggung jawab, sedangkan The Looser = selalu beralasan.

Setelah men-sugesti diri dengan keyakinan "saya pasti bisa" yang diikuti langkah-langkah meraih sukses tersebut di atas; sebagai hamba yang beriman tentu kita harus mengiringinya dengan do'a kemudian bertawakkal pada Allah Ta'ala. Karena hanya Allah yang berkuasa membuat semua impian kita menjadi kenyataan, hanya Allah yang berkuasa membuat semua kemungkinan bisa terjadi sesuai kehendak-Nya.

Oya .. Adam Khoo juga menulis bahwa ada 'efek plasebo' tertentu yang harus dihindari oleh seorang pemenang. 'Efek plasebo' yang dimaksud adalah dengan menghindari perkataan "saya tidak tahu". Karena menurutnya : "Ketika anda dihadapkan dengan sebuah pertanyaan dan anda menjawab 'saya tidak tahu!'sebenarnya anda mengatakan kepada otak anda untuk berhenti berpikir!....sebaiknya anda mengatakan 'coba saya pikirkan dahulu' dan mulailah memikirkannya!"

Hmm ... jawaban 'coba saya pikirkan dahulu' itu ada benarnya sih... Tapi akan jauh lebih baik jika kita menjawab "saya tidak tahu". Apalagi untuk menjawab pertanyaan seputar masalah syariah yang dihadapkan pada kita, sedangkan kita tidak mengetahui jawabannya atau tidak memahaminya.

Seperti yang dikutip dari bukunya Brilly El Rasheed yang sangat bagus yang berjudul "Golden Manners. Perilaku-perilaku Emas Demi Menggapai Kenikmatan Abadi". Berikut kutipannya : "Contohnya ketika Rasulullah ditanya oleh Jibril tentang peristiwa di hari kiamat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, "Yang ditanyai tentangnya tidak lebih tahu daripada yang bertanya". Di bagian lain Brilly juga menulis bahwa [Ibnu Jama'ah berkata, "Apabila seorang alim ditanya tentang perkara yang belum diketahuinya, maka termasuk bentuk ilmu adalah menjawab 'saya tidak tahu' ". Sebagian salaf mengatakan, ucapan 'saya tidak tahu' adalah setengah ilmu " "] [Tadzkirah As-Sami' hal.49].

Allahu a'lam .....


Update Maret 2016..
Alhamdulillah si sulung baru memperoleh apresiasi atas hafalan Qur'an nya - yg sebenarnya belum banyak :) Apresiasi berupa uang tunai senilai SPP beberapa bulan dari sekolahnya itu cukup membuat kami terharu. Pesan kami padanya untuk selalu menjaga hafalannya dan berharap bisa terus menambah hafalannya. Terima kasih SMK Telkom Malang. Jazakumullahu khoir..

April 28, 2015

Hakekat Insan Kamil

Dalam banyak referensi yang pernah kubaca dan kudengar, disebutkan pengertian "insan kamil" adalah manusia yang sempurna, manusia paripurna,  manusia seutuhnya, manusia yang perilakunya sesuai dengan yang dikehendaki Allah Ta'ala, dan seterusnya.

Tentu sudah banyak kajian atau artikel yang membahas tentang bagaimana cara menjadi "insan kamil", dan postingan kali ini hanya sekedar berbagi dua hal di bawah ini untuk memperkaya referensi kita.

Hal Pertama:
kusarikan dari kajian singkat Ustadz Mizan Qudsiyah, LC dengan topik "Menjadi Hamba yang Terhebat" (http://yufid.tv/ceramah-singkat-menjadi-hamba-yang-terhebat-mizan-qudsiyah-lc/). Ada nasehat dari Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam yang datangnya dari sahabat Abu Huraira, dan diriwayatkan oleh Ibnu Hibban; bahwa Nabi Musa pernah bertanya pada Allah Ta'ala tentang enam perkara yang disukainya dan satu perkara yang tidak disukainya :
  • "Ya Allah, siapakah hambaMu yang paling bertakwa? yaitu hamba yang selalu mengingat Allah; 
  • Ya Allah, siapakah hambaMu yang paling mendapat hidayah? yaitu hamba yang mengikuti petunjuk Allah dan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam;  
  • Ya Allah, siapakah hambaMu yang paling bijaksana? yaitu hamba yang menghukumi orang lain seperti menghukumi diri sendiri; 
  • Ya Allah, siapakah hambaMu yang paling alim (berilmu)? yaitu hamba yang tidak pernah kenyang akan ilmu, yang selalu mengumpulkan ilmu dari orang-orang pada dirinya; 
  • Ya Allah, siapakah hambaMu yang paling mulia/jaya? yaitu hamba yang ketika dia mampu untuk membalas dendam tetapi dia tidak melakukannya (memaafkan yang telah mendholiminya); 
  • Ya Allah, siapakah hambaMu yang paling kaya? yaitu hamba yang ridho dengan apa yang diberikan Allah; dan 
  • Ya Allah, siapakah hambaMu yang paling miskin/fakir? yaitu hamba yang merasa sedikit dengan apa yang telah diberikan Allah dan terus minta tambah pada Allah (tidak merasa cukup di hatinya)."
Hal Kedua :
kusarikan dari paparan dan nasehat Ustadz Syarif Muhtarom, M.Pd (Ketua LPIT Insan Kamil Sidoarjo) saat memberikan pengarahan pada ortu calon siswa baru SDIT Insan Kamil hari Ahad kemarin. Bahwa untuk menjadi "insan kamil", seseorang perlu membekali dirinya dengan potensi yang paripurna yaitu potensi psikis dan fisik; yang meliputi kecerdasan akal, emosi, hati / spritual dan fisik (IQ, EQ, SQ dan PQ). Dengan selalu me- RIAS JIWA (Robbani, Ikhlas, Alim / berilmu, Sabar - bahwa sabar itu ternyata juga perlu ilmu -  Jujur, Istiqomah, Waspada/peka, Arif / bijaksana) - nya maka seseorang akan memiliki "inner beauty / inner handsome". Para orang tua hendaknya membekali dirinya terlebih dahulu dengan hal tersebut baru kemudian mendidik putra/i nya dengan cinta dan keteladanan, sehingga mereka bisa tumbuh dan berkembang menjadi "insan kamil". Beliau juga menambahkan bahwa sebenarnya tujuan pendidikan itu 'sederhana' yaitu menyiapkan anak-anak kita untuk bisa survive di jamannya. Dengan cara membekali mereka dengan kompetensi-kompetensi yang diperlukan, mulai dari kompetensi spriritual (aqidah, ahlak, ibadah dan Al Qur'an), kompetensi akademik, kompetensi life skill (daily skill, social skill, SOP skill), kompetensi bahasa, dll.

Dari paparan di atas kucoba menyimpulkan, bahwa hakekat insan kamil sebenarnya adalah manusia yang mempersiapkan dirinya dengan serius agar dapat meraih sukses dunia akherat .... Allahu a'lam.

Maret 29, 2015

Workshop Penulisan Proposal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Selasa lalu, ada workshop penulisan proposal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (PPM) di tempatku mengajar. Pematerinya Bapak Tri Harsono, Ph.D dari PENS dan Bapak Ir.Nur Husodo, M.Sc dari ITS.

Banyak tips dan trik yang dibagikan oleh kedua pemateri, mulai dari cara memilih topik penelitian yang menarik, mudah dipahami dan 'membumi', cara menulis ringkasan / abstrak yang baik (tiga alenia : tujuan, metode, dan hasil), serta cara menulis pendahuluan / latar belakang yang sistematis (strategi empat alenia) dan terukur berdasarkan referensi terkini (utamakan referensi berupa paper dari jurnal bermutu). Pemateri juga mengingatkan kami untuk memastikan proposal yang ditulis sesuai dengan format yang telah ditentukan. Dengan memperhatikan strategi tersebut, dapat diharapkan proposal kita menjadi proposal yang baik dan berpeluang lolos dalam seleksi memperoleh hibah PPM dari Pemerintah.

Oya, strategi menyusun anggaran dalam proposal juga perlu mendapat perhatian serius, seperti kata pemateri. Pastikan semua item barang maupun kegiatan PPM telah tertuang dalam anggaran, rencanakan semuanya dengan cermat. Maksimalkan saja sesuai pagu dari tiap skema PPM yang ada. Kemudian perhatikan komposisi tiap bagian, apakah telah sesuai dengan prosentase yang telah ditetapkan, misal untuk bagian honor tim peneliti batas maksimal = 30% dari total anggaran yang diajukan.

Juga sangat disarankan untuk menengok Standar Biaya Masukan (SBM) yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 53/PMK.02/2014. Sehingga dapat di-estimasi nominal dari tiap item pengeluaran. Di dalam SBM tersebut tertuang batas tertinggi hampir semua biaya, mulai dari honor ketua dan anggota peneliti, honor penunjang penelitian (pengolah data, petugas survey, dll), honor petugas penyuluhan, biaya perjalanan dinas dalam dan luar negeri, biaya penginapan, uang saku perjalanan dinas, biaya rapat, sewa kendaraan, dll.

Selain hal tersebut di atas, pemateri juga menyampaikan beberapa latar belakang atau fenomena PPM yang terjadi saat ini, khususnya penelitian. Hal tersebut disampaikan sebagai upaya untuk saling mengingatkan diantara kami, para dosen / akademisi, bahwa perlu untuk 'meluruskan niat' terlebih dahulu sebelum mengajukan proposal penelitian tersebut kepada Pemerintah. Fenomena yang dimaksud antara lain adalah :
  • penelitian belum diposisikan sebagai kebutuhan utama seorang pendidik (dosen) - tridharma perguruan tinggi (PT)
  • terkadang ada pergeseran tujuan utama: bahwa penelitian dilakukan untuk mendapatkan dana guna memenuhi kebutuhan hidupnya
  • topik penelitian yang berubah-ubah
  • content penelitian tidak tajam/tidak mendalam
  • kualitas penelitian tidak maksimal
  • manfaat hasil penelitian tidak maksimal.
Hibah-hibah PPM yang ditawarkan oleh Pemerintah dalam hal ini Kemristekdikti memang cukup banyak dan beragam. Semua hibah tersebut tentu dimaksudkan untuk mendukung terciptanya iklim / atmosfer akademik yang kondusif dan meningkatkan motivasi dosen dalam melaksanakan kegiatan PPM yang pada akhirnya diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat (ilmiah).

Seperti yang dikutip dari artikel yang berjudul "Kontribusi Ilmiah Dari Negara Berkembang Antara Idealisme dan Kenyataan" oleh Terry Mart; bahwa : "hasil penelitian memang selayaknya diketahui oleh masyarakat (ilmiah) agar dapat selekas mungkin dikembangkan oleh peneliti lain atau di aplikasikan dalam bentuk teknologi baru guna kesejahteraan masyarakat. Ilmuwan tadi akan mendapatkan insentif berupa hak-cipta ("copyright") yang meski tidak sejauh hak-paten, merupakan point positif baginya. Di samping itu, publikasi dimaksudkan juga sebagai dokumentasi. Mungkin hasil penelitian seseorang tampak tidak terlalu penting saat ini, tetapi siapa tahu tahun depan, sepuluh atau dua puluh tahun kemudian muncul ilmuwan baru yang dapat menangkap ide jenius yang tersirat di dalam hasil penelitian tadi. Publikasi juga memiliki dampak positif lain seperti memperkenalkan sang ilmuwan di media informasi ilmiah. Cukup banyak ilmuwan yang memiliki kesulitan berkomunikasi dalam seminar namun dapat menuangkan idenya dengan cemerlang di dalam sebuah paper."

Luaran penelitian yang berupa publikasi dalam jurnal nasional terutama jurnal internasional terakreditasi juga sangat diharapkan oleh Pemerintah sebagai pihak penyandang dana, karena dengan demikian dapat 'mendongkrak' citra negara kita (Pemerintah) itu sendiri di dunia (ilmiah). Kalau kata pemateri kami ... usahakan minimal jurnal yang memuat paper kita dapat ter-indeks google scholar, syukur-syukur dapat terindeks Scopus atau indeks yang 'lebih' lainnya.

Untuk mendukung iklim tersebut, Pemerintah telah cukup lama menawarkan beberapa skema hibah program penelitian, antara lain Insentif Riset Sinas dari Kemenristek dan hibah dari Kemenristekdikti (Ditlitabmas- Simlitabmas), seperti dikutip dari Panduan Pelaksanaan PPM Edisi IX thn 2013 berikut ini :
  • Penelitian Unggulan Strategis Nasional (PUSNAS), 
  • Riset Andalan Perguruan Tinggi dan Industri (RAPID)
  • Penelitian Kerjasama Luar Negeri dan Publikasi Internasional (KLN)
  • Penelitian Kompetensi (HIKOM)
  • Penelitian Strategis Nasional (STRANAS)
  • Penelitian Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)
  • Penelitian Tim Pascasarjana (PPS)
  • Penelitian Fundamental (PF)
  • Penelitian Disertasi Doktor (PDD)
  • Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi (PUPT)
  • Penelitian Hibah Bersaing (PHB)
  • Penelitian Kerjasama antar Perguruan Tinggi (PEKERTI)
  • Penelitian Dosen Pemula (PDP)
Sedangkan skema hibah program pengabdian  kepada  masyarakat yang ditawarkan oleh Pemerintah adalah sebagai berikut :
  • Ipteks  bagi  Masyarakat (IbM)
  • Ipteks bagi Kewirausahaan (IbK)
  • Ipteks bagi Produk Ekspor (IbPE)
  • Ipteks bagi Inovasi Kreativitas Kampus (IbKK)
  • Ipteks bagi Wilayah (IbW)
  • Ipteks bagi Wilayah antara PT-CSR atau PT-Pemda-CSR (IbW-CSR)
  • Hi-Link (model program kerjasama PT – Industri – Pemda yang menerapkan teknologi yang dibutuhkan industri dan masyarakat, dan berasal dari hasil penelitian). 
  • Program Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM)
Dalam kesempatan tersebut, pemateri juga me-review beberapa draft proposal PPM milik beberapa rekan dosen yang akan diajukan ke Kemenristekdikti untuk pendanaan tahun 2016. Nantinya proposal tersebut wajib diunggah ke website simlitabmas - tenggat waktu sd akhir April 2015 - dan untuk login ke sistem tersebut setiap dosen wajib memiliki NIDN. Dan setiap PT wajib mempunyai operator atau admin yang bertugas mengkoordinasi kegiatan dalam sistem tersebut.

Sesi terakhir workshop tersebut diisi oleh beberapa rekan dosen yang telah memperoleh hibah PPM tahun lalu, untuk men-diseminasi-kan hasil kegiatannya sekaligus berbagi pengalaman kepada semua peserta workshop.


Maret 23, 2015

Pemberkasan Serdos

Untuk pertama kalinya, Jumat kemarin aku dan beberapa rekan dosen di tempatku mengajar, mengirimkan semua dokumen yang dipersyaratkan untuk pencairan tunjangan profesi dosen yang sudah tersertifikasi ke Kopertis Wilayah 7.

Cukup banyak yang mesti disiapkan untuk hal tersebut, secara tertulis semuanya memang sudah dituangkan dalam pengumuman resmi yang diterbitkan di website resminya Kopertis 7 (http://www.kopertis7.go.id/bacapengumuman-20730).

Tetapi karena ini pengalaman pertamaku, perlu rasanya mencari informasi tambahan karena beberapa rumor seputar serdos sempat kudengar dari sumber yang bisa kupercaya. Ya... rumor tentang KTP dosen yang harus mencantumkan pekerjaan sebagai "dosen", padahal di KTP-ku masih tercantum "karyawan swasta", dan rumor ttg NPWP yang nggak boleh 'numpang' kartu NPWP suami, padahal saat itu aku belum punya kartu NPWP sendiri. 

Akhirnya kusiapkan saja semuanya, kuatir  'rumor' itu benar adanya. Ngurus perubahan data KTP (termasuk KK tentunya), dan ngurus kartu NPWP-ku sendiri (NPWP untuk istri). Akhirnya jadi tahu bahwa aturan terbaru untuk mencetak kartu NPWP istri, tidak diberikan nomer tersendiri dengan menambah digit 999 di belakang NPWP suami - seperti yang kupahami selama ini. Jadi dalam kartu NPWP-ku (NPWP keluarga) tercetak NPWP persis seperti punya suami, NIK suami (sesuai dalam KK / KTP suami), dan ada dua nama yang tercantum dalam kartu NPWP-ku yaitu nama suami dan (garis miring) namaku.

Persiapan lain yang tak kalah pentingnya adalah mengisi Laporan Kinerja Dosen (LKD) dan Kontrak BKD melalui aplikasi BKD (beban kerja dosen) terbaru yang diunggah di website Kopertis 7 (http://www.kopertis7.go.id/materi_bkd.php). Aplikasi yang dimaksud ada tiga, (1) untuk diisi oleh dosen masing-masing (semester lalu dan semester berjalan), (2) untuk kompilasi per prodi /jurusan /fakultas, dan (3) untuk kompilasi per institusi.

Untuk amannya, masing-masing aplikasi tersebut di-copy beberapa kali terlebih dahulu. Sehingga jika ada masalah, kita masih punya master-nya. Setiap dosen tersertifikasi wajib mengisi BKD dua kali yaitu kinerja di bidang pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat pada semester yang sudah berjalan (yg sudah selesai dikerjakan atau disebut LKD) dan pada semester yang akan datang/sedang berjalan (kontrak). 

Setelah mengisi BKD semester lalu dan mencetak hasilnya (dalam bentuk form LKD) lalu form ditanda tangani oleh dua orang asesor - pilih nama asesor sesuai rumpun ilmu dan sesuai yang telah ditetapkan oleh Dikti (daftar asesor ada di dalam aplikasi BKD). Sedangkan untuk form kontrak BKD (hasil pengisian semester berjalan/yang akan datang) cukup ditanda tangani oleh KaDep / KaJur/ KaProdi.

Sebelumnya pastikan semua dokumen / bukti kinerja telah disiapkan, seperti SK mengajar, jurnal SAP, daftar nilai, SK dosen pembimbing dan atau penguji TA, surat tugas penelitian/pengabdian masyarakat, bukti publikasi, hasil workshop / kegiatan pengabdian masyarakat, SK jabatan struktural (untuk DT - dosen dengan tugas tambahan), dll. Semuanya perlu ditunjukkan pada asesor yang akan menilai dan mengesahkan LKD kita. Semua dokumen tersebut juga diperlukan jika suatu saat kita akan mengurus kenaikan jabatan fungsional akademik (jafa).

Pelajari juga rubrik BKD yang telah disempurnakan agar paham apa saja yang termasuk kinerja bidang pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat dan kegiatan penunjang lainnya, dan berapa skor (sks) untuk tiap item kinerja tersebut. Berikut beberapa contoh yang tertuang di rubrik BKD yang disempurnakan - yang disosialisasikan oleh Kopertis Wilayah 7 beberapa waktu lalu :
  • satu mata kuliah setingkat Diploma/S1 yang diampu oleh seorang dosen (bukan team teaching) maka =  nilai sks mata kuliah x 100% (untuk 1 - 40 mahasiswa),  jika 41 - 80 mhs = nilai sks x 150%, dan jika 81 - 120 mhs = nilai sks x 200%
  • membimbing Tugas Akhir Diploma/S1 minimal 6 mahasiswa = 1 sks; menguji proposal TA = 1 sks/semester; menguji TA 4 mahasiswa per semester = 1 sks
  • kegiatan penelitian = 4 sks; dengan rincian tahap proposal = 4 sks x 25%; tahap sebar quesioner = 4 sks x 50%, tahap analisa data = 4 sks x 75%, tahap laporan akhir = 4 sks x 100%
  • menulis jurnal ilmiah diterbitkan di : jurnal tidak terakrditasi = 3 sks, jurnal terakreditasi = 5 sks, jurnal internasional terakreditasi = 7 sks
  • penyuluhan kepada masyarakat = 1 sks (berapapun durasinya)
  • jabatan struktural (setingkat politeknik/akademi) : Direktur = 6 sks, PuDir/KaProdi/Ka.UPT= 4 sks, SekProdi/Ka.Lab/Ka.Bag = 3 sks 
  • catatan: dosen yang sedang menjabat / punya jabatan struktural disebut DT (dosen dengan tugas tambahan), sehingga kegiatan penelitan dan pengabdian masyarakat-nya boleh kosong, tetapi beban mengajar harus tetap ada (kalau tidak salah minimal 3 SKS) 
Dan berikut daftar berkas serdos perdana kami : 
  • asli + fotocopy form LKD yg sdh di-ttd dua asesor
  • asli + fotocopy form BKD (kontrak) yg sdh di-ttd Kadep/KaProdi (distempel prodi/institusi)
  • file BKD semester lalu (LKD)
  • file BKD semester berjalan (kontrak BKD)
  • fotocopy sertifikat pendidik yg telah dilegalisir oleh PTPS (info PTPS dpt dilihat di laman serdos dikti)
  • fotocopy ktp aktif
  • fotocopy npwp aktif
  • fotocopy buku rekening bank - dan harus rek BNI (yg masih aktif tentunya)
  • asli dan fotocopy surat pernyataan dosen (template)
  • fotocopy SK jabatan fungsional akademik
  • fotocopy SK penyetaraan golongan/Impasing (untuk dosen PTS)
Daftar di atas adalah persyaratan yang wajib disiapkan masing-masing dosen (khusus) yg dibuat rangkap dua, dan yg di bawah ini adalah persyaratan umum.  Semua persyaratan tersebut harus diserahkan secara bersamaan ke Kopertis sesuai waktu yang telah ditentukan.
    • file kompilasi BK fakultas/prodi (pastikan isi file BKD masing-masing dosen sudah benar dan sesuai dengan yg tercetak pada form yg di-ttd asesor)
    • file kompilasi BK institusi (pastikan data yg terisi di file BK masing-masing prodi sudah benar dan tersimpan dalam satu folder)
    • file ADK yg berisi daftar dosen tersertifikasi, no rek BNI dan NPWP nya
    • asli form rekapitulasi prodi yg sdh di-ttd KaProdi (distempel prodi/institusi)
    • asli form rekapitulasi institusi yg sdh di-ttd Pimpinan (distempel institusi)
    • asli surat pernyataan Pimpinan dan lampirannya termasuk form ADK (template)
    • asli surat permohonan pembayaran tunjangan profesi dari Pimpinan kepada KPPN (distempel institusi)
    • asli surat konfirmasi rekening BNI semua dosen yg tersertifikasi di institusi ke petugas BNI (distempel BNI)
    • catatan : semua ttd pejabat harus distempel
Karena pemberkasan bersifat kolektif, maka jangan segan untuk saling bertanya dan berbagi informasi dan saling mengingatkan teman seperjuangan, agar semua dokumen dapat dikirim bersama-sama sesuai waktu yg telah ditentukan Kopertis.

Semoga bermanfaat...




Maret 02, 2015

Angan-angan positif...

Rabu minggu lalu, kebetulan melewati sekelompok mahasiswa dan seorang rekan dosen yang sedang santai berdiskusi sambil mencoba mempraktekkan bahasa Inggris. Akhirnya aku ikutan nimbrung ‘belajar ngomong’ bersama mereka.

Senang melihat mereka antusias dan berupaya bisa ‘lepas’ untuk ngobrol. "no structure..no grammar.. using blended language -  Bahasa and English ...boleh! yang penting coba berani ngomong bahasa Inggris dulu. kami juga sama seperti kalian, masih perlu banyak belajar” begitu motivasi kami pada mereka. 

Jadi berandai-andai...tentu menyenangkan ya, seandainya bisa mahir alias lancar berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Selama ini aku merasa masih pada level pemula, masih perlu terus dan banyak belajar, tapi koq ya kurang komit belajarnya. Padahal sadar betul banyak manfaat yang bisa diperoleh jika menguasai bahasa Inggris, dalam hal reading, writing, listening maupun speaking.

Selama ini belajarnya masih sebatas kalau pas kondisi 'memaksa' saja, pas ada seleksi program eLearning, pas ada workshop eLearning yang pematerinya pake bahasa Inggris, pas ada kesempatan berbagi materi eLearning dengan guru2 vokasi dari Laos (http://uce-indahyanti.blogspot.com/2008/03/sabai-dee.html), pas ada tes Toefl & Toep sebagai syarat lulus kuliah & seleksi serdos, pas ada publikasi hasil penelitian pada sebuah konferensi Int'l dan nulis di Jurnal Int'l (http://uce-indahyanti.blogspot.com/2014_09_01_archive.html), dan pas ada 'paksaan2' lainnya he he..

Sebenarnya beberapa tahun lalu kami juga pernah mencoba mengajak mahasiswa dalam beberapa kegiatan bertema bahasa Inggris diluar kurikulum, salah satunya adalah "English Day" yang dilaksanakan di luar kampus. Saat itu kondisinya memang cukup mendukung, beberapa rekan dosen cukup aktif terlibat sekaligus menjadi sparring partner dalam belajar bahasa Inggris. Tapi belakangan harus diakui kami kurang komit untuk mengadakan acara-acara yang demikian lagi.

Beberapa bulan lalu sempat ada rencana bikin pelatihan bahasa Inggris untuk semua dosen dan karyawan, tapi kami belum berhasil merealisirnya.  Sehingga senang sekali sekarang ada rekan dosen dan mahasiswa yang punya inisiatif 'menghidupkannya' lagi ...semoga terus berlanjut dan bisa menjadi pemicu kegiatan sejenis berikutnya. 

Disini kubagi juga sebuah tulisan bagus yang dimuat di muslim.or.id tentang manfaat belajar bahasa Inggris. Tulisan tersebut berjudul “Islam di Inggris”. Dalam salah satu paragraf di situ diceritakan bagaimana para ulama tersohor dari Timur Tengah sangat bersemangat belajar bahasa Inggris semata agar bisa berdakwah dan mengajarkan ayat-ayat Al Quran dengan bahasa Inggris.  Bahkan Syaikh Ibnu Al ‘Utsaimin sampai berangan-angan seperti ini : “aku sendiri berangan-angan, andai saja aku bisa menguasai bahasa Inggris. Sungguh aku melihat terdapat manfaat yang amat besar bagi dakwah bila saja aku menguasai bahasa Inggris.

Atau mungkin kita punya kesempatan suatu saat bisa menjadi agen muslim yang baik, seperti pengalaman penulis HanumRais dan teman-teman muslimahnya saat harus tinggal di Eropa, yang dituangkan dalam bukunya "99 Cahaya di langit Eropa". 

Februari 11, 2015

Getok tular lewat video bisnis

Beberapa waktu lalu institusi tempatku mengajar - Politeknik SAKTI Surabaya (POLSAS) mencoba membuat video profilnya secara lebih profesional. Video tersebut akan menambah 'bekal' tim marketing dalam memasarkan produk-produk POLSAS di bidang pendidikan diploma 3 dan pelatihan.

Sebenarnya cukup ironi, di kalangan dunia usaha & dunia industri (DUDI) alumni POLSAS banyak dikenal, banyak yang terserap dan diakui kompetensinya, terutama dari dua prodi unggulan yaitu Teknik Elektro dan Teknik Mesin. Tetapi nama POLSAS belum banyak dikenal di kalangan sekolah, dan beberapa tahun terakhir jumlah penerimaan mahasiswa baru malah cenderung menurun. Banyak faktor, mungkin karena kurang gencar berpromosi, atau karena persaingan antar perguruan tinggi saat ini semakin ketat, baik dari PTN maupun PTS, atau karena faktor internal seperti pelayanan dan fasilitas yang mesti mendapat perhatian lebih serius.  Ya .. faktor internal memang tidak boleh diremehkan. Karena dari pengalaman, getok tular dari mahasiswa atau alumni yang puas selama kuliah di POLSAS, cukup efektif dalam mendongkrak perolehan mahasiswa baru.

Beberapa rekan dari praktisi industri, baik alumni yang sudah sukses berkarir atau berwirausaha maupun rekan dosen dari kalangan praktisi industri, memberikan semangat untuk terus membenahi fasilitas dan pelayanan serta berinovasi dalam strategi pemasarannya. Salah satu strategi pemasaran yang sekarang coba dilakukan adalah dengan membuat video profil secara profesional... semacam video bisnis gitulah. Video bisnis sebagai salah satu sarana promosi, cukup banyak diminati oleh perusahaan maupun institusi lainnya. Seperti banyak orang bilang, bahwa gambar lebih banyak 'bercerita' daripada sekedar tulisan atau orasi. Apalagi video dapat memadukan semua unsur, mulai audio, gambar atau visual, teks, dan lainnya.

Cukup banyak kelebihan atau manfaat dari pembuatan video bisnis, dibandingkan media promosi lainnya. Berikut salah satu kutipan artikel tentang kelebihan video bisnis dari http://giantleapstudio.com/news/manfaat-video-untuk-bisnis-anda : 
"Perpaduan unsur audio dan visual dari sebuah video produk, memudahkan marketer untuk mempersuasi calon konsumen agar tertarik untuk melakukan pembelian. Selain itu juga untuk mempermudah marketer untuk mempresentasikan keunggulan, cara kerja, serta fungsi-fungsi, dan keuntungan menarik dari sebuah jasa ataupun produk. ......., video merupakan sebuah konten yang paling efektif untuk menyampaikan pesan kepada konsumen. Kehadiran media sosial video seperti youtube, menunjukkan bahwa pengguna internet memiliki ketertarikan yang mendalam saat menonton video. Menurut Lauren Hill dalam situs Volusion, terdapat 3 manfaat video produk dalam bisnis, yaitu: menceritakan seluk beluk bisnis, menceritakan dan menggambarkan produk yang dijual dengan lebih demonstratif, dan menceritakan testimonial positif dari perusahaan."

Akhirnya...  lewat video profil tersebut, diharapkan dapat mendongkrak perolehan mahasiswa baru mendatang. Dan untuk lebih memperluas jangkauan promosi produk-produk POLSAS, versi singkat video tersebut sudah diunggah di youtube dengan alamat: https://www.youtube.com/watch?v=BkpzA05Kx8Q. Selamat menyaksikan ya..kunjungi juga websitenya di www.politekniksakti.ac.id